IBTimes.ID – Momen wisuda adalah momen yang sangat bermakna dan sangat dinantikan oleh para siswa, sebab wisuda menandai pencapaian penting dalam perjalanan akademik mereka. Berbeda dengan Pesantren yang lain, Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon justru memberikan kejutan menarik dengan meluncurkan buku di momen wisudanya.
Beberapa santri kelas akhir meluncurkan buku yang berjudul “Lentera Pesantren” kisah inspiratif nyantri di pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya.
Buku ini merupakan hasil dari pengalaman para santri nyantri di Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon. Dalam buku ini, para penulis membahas pengalaman mereka dari mulai lika-liku kehidupan di pesantren; rasa kebahagiaan dan rasa sedih yang pernah dirasakan selama menjadi santri.
Berbagai cerita dan pengalaman para penulis disajikan dalam buku ini. Perjalanan selama menjadi santri yang banyak tantangan dan rintangan harus mereka hadapi dengan penuh kesabaran sampai menuju kelas akhir dituangkan melalui tulisan.
Selain itu, para penulis juga merasa bahwa mereka menjadi manusia terpilih ketika bisa masuk di pesantren, sebab tidak mudah menjalankan proses pendidikan di lingkungan pesantren. Mereka juga menyebut selama proses pendidikan di pesantren, banyak teman- teman yang jatuh atau berguguran di tengah proses. Dari itulah, mereka yang tetap konsisten di pesantren mengerti akan berartinya perjuangan, kesabaran, dan ketabahan dalam menjalankan kehidupan yang lebih kompleks kelak di masa yang akan datang.
Saat peluncuran buku ini di atas podium, Pimpinan Pesantren Ust UUM Syarif Usman menyampaikan bahwa, mulai didirikannya pesantren sampai saat ini, alumni ke-27 baru memplopori sebuah karya buku. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa santri pun mampu untuk berkarya, tidak hanya sebatas mengaji dan belajar.
Ketua PWM Jawa Barat, Prof. Dr. Ahmad Dahlan mengaku sangat terharu dan suatu keistimewaan pada acara wisuda kali ini para santri menciptakan suatu karya dan diluncurkan pada saat acara wisuda.
“Yang mana di zaman saat ini, terutama para santri bagian dari kelompok generasi Z, dengan mudahnya tekhnologi dan informasi begitu lamban untuk berkembang. Sebab mereka banyak terpengaruh oleh ketidakbijaksanaan dalam menggunakan sosial media. Akan tetapi, santri Al-Furqon yang juga bagian dari kelompok generasi Z ini, ternyata mampu menepis tantangan tersebut,” ucapnya.
Ia mengatakan, semua itu tidak lepas dari dorongan dan suport dari pimpinan pesantren yang dimotori oleh Ust. UUM dan Ust. Husni Hirjien selaku Wakil Pimpinan Bidang Sumber Daya Manusia yang selalu memberikan wadah minat bakatnya para santri sesuai keinginan dan kemampuan kognitif para santri. Hal ini tentu harus menjadi tolak ukur untuk para siswa ataupun para santri, khususnya di pesantren-pesantren Muhammadiyah yang ada di lingkungan wilayah Jawa barat.
Senada dengan hal di atas, Direktur Eksekutif Ma’arif Institute Andar Nubowo DEA, Ph.D juga turut memberikan apresiasi kepada para penulis atas peluncuran buku tersebut.
Ia menyampaikan, buku tersebut representatif dari bagian implementasi sebagai Anak panah Muhammadiyah seperti yang di utaran Buya Syafii Ma’arif. Dalam mensyiarkan Muhammadiyah dan pesantren, baik melalui pemikiran, pengalaman, ataupun dengan karya yang bisa bermanfaat secara luas.
Andar Nubowo juga berpesan kepada para alumni Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, menjadi seorang alumni pesantren Muhammadiyah Al-Furqon merepresentasikan bahwa santri Muhammadiyah adalah bagian dari anak panah Muhammadiyah yang terus memberikan warna dengan berdiaspora di tengah kompleksitas sosial secara adaptif baik tingkat regional ataupun internasional, sehingga menjadi insan yang Rahmatan Lil’ Alamin kelak di kemudian hari.
Meminjam istilah dari trilogi tasawuf Imam Al-Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute itu berpesan kepada para alumni untuk terus mengaktualisasikan prinsip liberasi.
“Para alumni pesantren Muhammadiyah Al-Furqon harus terus mengeksplorasi diri dalam mencari ilmu, tidak merasa puas dan purna dalam mencari ilmu, kemudian tidak terpaku hanya satu keilmuan saja, tapi harus mampu diisi dengan keilmuan yang lainnya. Baik ilmu keagamaan Ad-diniyah, dan ilmuan pengetahuan Ad-duniyawiyah. Sehingga, kelak para alumni dan para santri Al-Furqon menjadi orang yang memberikan pencerahan seperti tagline Muhammadiyah,” paparnya.
Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tidak pernah berhenti mencetak generasi penerus ummat, bangsa, dan persyarikatan yang mumpuni dan potensial.
Pada Ahad, 2 Juni 2024 adalah momentum yang sangat sakral dan menjadi agenda tahunan pesantren “ Wisuda Santri Kelas Akhir Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Singaparna Kab. Tasikmalaya angkatan ke- 27” di aula Pesantren.
Acara wisuda ini dihadiri oleh Pimpinan Pesantren dan jajarannya, civitas akademika Pesantren, Direktur Maarif Institute Andar Nubowo DEA, Ph.D. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Prof. Dr. Ahmad Dahlan, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Tasikmalaya.
(Thoriq/Soleh)