FeaturePerspektif

Siti Noordjannah Djohantini: Pesan Satu Abad Mu’allimat

2 Mins read

Oleh: Syahdara Anisa Ma’ruf

Madrasah Mu’allimat adalah sekolah kader Muhammadiyah yang berorientasi pada kebutuhan persyarikatan dan umat. Karena itu, pembentukan jiwa kekaderan mendapatkan porsi tersendiri di Mu’allimat. Program pendukung kegiatan disiapkan secara integral antara siswi, Madrasah, Persyarikatan dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Dalam upaya membentuk kader persyarikatan, banyak aktivitas kaderisasi antara lain: Yaumut Ta’aruf wa Rahmah/ Fortasi, Baitul Arqom Dasar, Baitul Arqom Madya, Baitul Arqom Purna, Pembinaan Kader Khusus,Taruna Melati, Pelatihan bagi calon pengurus IPM, Up  Grading: Pelatihan untuk pengurus IPM, Job Training: pelatihan bagi seluruh pengurus organisasi kesiswaan.

Dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta telah menyiapkan kegiatan sebagai berikut: Mubaligh Hijrah (MH), Tim Dakwah Lokal (TDL) dan Bakti Sosial (Baksos).

Dalam rangka refleksi seabad Mu’allimat, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini yang merupakan alumni madrasah ini berpesan sebagai berikut:

“Mu’allimat telah mendidik saya dengan memberikan banyak nilai kehidupan  terutama pada nilai agama. Dimana nilai agama merupakan nilai yang sangat menguatkan, ia sebagai pondasi dalam melanjutkan kehidupan. Selain itu, mu’allimaat telah memberikan nilai lebih  bagi siswinya yakni nilai kemuhammadiyahan, nilai kader dan juga nilai sosial (hablu minannas). Saya bangga menempuh pendidikan di madrasah ini. Madrasah ini memiliki nilai sejarah yang besar. Madrasah yang dikelola langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Madrasah yang selalu mencadi incaran. Madrasah yang menghasilkan para kader dan pemimpin putri Islam yang senantiasa siap menghadapi tantangan zaman.”

Dalam refleksi 1 abad ini, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah menyampaikan dua hal, pertama: kehadiran Madrasah Muallimat itu luar biasa hebat, hal ini berkat pemikiran yang mendalam dari KH Ahmad Dahlan dalam membentuk perempuan berkemajuan dengan kekuatan nilai nilai ajaran sesuai dengan pandangan Islam yang berkemajuan, Islam yang rahmatan lil’alamin, Islam yang toleran, bermanfaat untuk umat, teguh aqidah, luas amaliah. Sudah banyak  siswi Mu’allimat menjadi  kader dan pendidik. Bahwa  madrasah ini harus menjadi peletak kader yang siap berpencar untuk menjadi pendakwah yang handal dan menjadi perempuan yang siap menghadapi tantangan di zamannya.

Baca Juga  Merawat Hidup Bersama, Refleksi Mendalam Seorang Tokoh Besar

Kedua, Madrasah Muallimaat itu selain mencetak sebagai pendidik, namun juga harus bisa mencetak sebagai pemimpin putri Islam. Menjadi pemimpin putri Islam memang harus  memliki kemampuan melebihi dari yang dipimpin. Artinya madrasah ini harus menjadi kawah condro dimuko bagi orang orang dan  bagi para siswi ,untuk keluar bertebaran berdakwah.

Dalam melanjutkan Studipun mereka tetap memiliki jiwa kader dan pemimpin. Hal  ini mesti terus ada di mu’alimaat dan tidak boleh hilang artinya harus selalu  dirawat sedemikian rupa kemudian selalu dikuatkan dan menjadi perhatian penuh dan sungguh sungguh bagi siapapun yang mengelola madrasah ini.

Tentu  menjadi pemimpin dan kader harus menyesuaikan dengan  konteks sekarang, konteks zamannya disesuaikan dinamika kehidupan kemasyarakatan, keummatan dan kebangsaam dan bahkan dalam konteks kemanusiaan yang universal, artinya bahwa kader dari muallimaat selepas dari muallimaat dalam bertebaran dimanapaun dia harus senantiasa membawa misi itu dan menjaga jiwanya untuk tetap menjadi seorang kader dan pemimpin.

Komitmennya  harus senantiasa mengarah ke sana, sehingga dari situ tentu ini sangat penting bagi para pengelola madrasah ini untuk terus merefleksikan ke depan jika awalnya saja diharapkan menjadi seperti itu. Maka  kewajiban kitalah untuk selalu merawat dan kita kuatkan sehingga kedepannya semkain kokoh.

Di pundak madrasah inilah diharapkan  tidak ada 1 atau  2 yang kader yang  tidak menggerakkan dakwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, tetapi arah dari madrasah ini harus ke sana. Sehingga selepas dari muallimat, jiwanya selalu terpatri sebagai kader dan pemimpin. namun tetap kokoh dengan jiwa sebagai kader dan pemimpin, tegas Noordjannah alumni Mu’allimat ini.

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Feature

Belajar dari Kosmopolitan Kesultanan Malaka Pertengahan Abad ke15

2 Mins read
Pada pertengahan abad ke-15, Selat Malaka muncul sebagai pusat perdagangan internasional. Malaka terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia, dengan luas wilayah 1.657…
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Feature

Jembatan Perdamaian Muslim-Yahudi di Era Krisis Timur Tengah

7 Mins read
Dalam pandangan Islam sesungguhnya terdapat jembatan perdamaian, yakni melalui dialog antar pemeluk agama bukan hal baru dan asing. Dialog antar pemeluk agama…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds