Report

Syekh Al-Mustawi: Islam Agama Universal & Kontekstual

1 Mins read

IBTimes.ID – Islam adalah agama universal. Islam tidak membeda-bedakan nabi dan rasul. Seluruh utusan Allah datang dengan prinsip ajaran yang sama. Sehingga, umat Islam tidak boleh menghina agama dan keyakinan lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Syekh Sholahuddin Al-Mustawi, seorang akademisi dari Ez-Zitouna University, Tunisia dalam kegiatan Online International Seminar “Building International Cooperation to Reinforce Commitments s and Practices of Islam as Rahmatan Lil ‘Alamin”, Rabu (26/1). Kegiatan tersebut digelar oleh INFID, PP Muhammadiyah, dan PBNU.

Dalam sesi kedua seminar nasional yang bertajuk “Islam dan Kebudayaan: Strategi, Dakwah yang Inklusif, Pengalaman Indonesia, Tunisia, Malaysia, dan Pakistan”, Syekh Sholahuddin al-Mustawi menjelaskan tentang bagaimana paradigma dakwah inklusif dalam Islam.

Alih-alih mencela berbagai syariat agama lain, Syekh al-Mustawi mempromosikan diskusi yang cair antar umat beragama. “Jikapun kita harus berdebat dengan para ahli agama, maka hendaknya kita lakukan dengan cara yang baik dan bijaksana. Kita lakukan itu dalam rangka berdialog dan bertukar pikiran,” ujarnya.

Menurut Al-Mustawi, tafsir Islam bersifat fleksibel dan kontekstual. Di satu sisi, dua pedoman utama Islam, Alquran dan hadis memiliki redaksi yang stagnan. Namun, di sisi lain, kehidupan manusia sangat dinamis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap Alquran dan sunnah harus relevan dengan perkembangan zaman.

Al-Mustawi menceritakan ketika Nabi SAW pernah bertanya kepada Muadz bin Jabal mengenai bagaimana jika Muadz hendak mengadili sesuatu tapi dalilnya tidak ditemukan dalam Alquran dan Hadis. Jawaban Muadz sangat memuaskan Rasulullah. Ia berkata, ”Saya pergunakan pikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan berlaku sia-sia.”

“Fleksibilitas dan universalitas dakwah Islam tersebut akan menciptakan maslahat bersama dalam kehidupan umat manusia. Karena di mana ada maslahat, artinya di situlah syariat Allah telah sempurna,” ujar Al-Mustawi.

Baca Juga  Muhammadiyah: Shalat Idul Fitri di Rumah Bukan Ibadah Baru

Indikasi lain dari Islam sebagai agama universal dan kontekstual, imbuh Al-Mustawi, adalah keramahan Islam terhadap budaya lokal bahkan menggunakannya untuk menyampaikan nilai-nilai Islam. Menurutnya, umat Islam boleh mengakui dan berkolaborasi dengan lokalitas asal tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.

“Semua manusia adalah sama. Barangkali sekarang, manusia menjadi sangat beragam, namun pada dasarnya mereka berasal dari satu bapak yang sama, Nabi Adam. Oleh karenanya, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan dakwah Islam melalui lisan-lisan para ulama,” tutupnya.

Reporter: Yusuf

Avatar
1339 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Rahmatan Lil Alamin Tidak Sebatas Jargon

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, Islam Rahmatan Lil Alamin harusnya tidak sebatas jargon belaka,…
Report

Najib Burhani: Kelompok Ekstremis Mengincar Anak Muda di Media Sosial

2 Mins read
IBTimes.ID – Ahmad Najib Burhani Cendekiawan Muda Muhammadiyah menyampaikan, kelompok ekstremis kian mengincar anak muda lewat internet di media sosial. Hal ini…
Report

Robert W. Hefner: Muhammadiyah is the Most Organized Islamic Entity in the World

2 Mins read
Muhammadiyah as an organization that was established long before Indonesia’s independence has excellent educational, health, and social movements. This has received an…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *