Pagi(14/1/2020) saya sangat terkejut, saat melihat teman-teman update status dengan gambar yang sama semua di WhatsApp pribadi saya. Saya mengira gambar tersebut hanya biasa-biasa saja. Akan tetapi, setelah saya lihat gambar itu adalah poster ucapan belasungkawa atas meninggalnya Syekh Ali Jaber pada Kamis, 14 Januari 2020. Di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Jujur, sebelumnya saya sedikit tidak percaya mendengar kabar duka tersebut. Bagaimana tidak, dulu pada 29 Desember 2020, Syekh Ali Jaber mengumumkan melalui video yang diunggah oleh akun yayasannya, yang menyatakan bahwa dirinya positif terpapar COVID-19. Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi beliau makin memburuk yang mengharuskan untuk masuk ruang ICU.
Foto beliaupun sempat viral beberapa waktu lalu di Instagram, sebagaimana foto tersebut terlihat bahwa beliau menggunakan alat bantu pernafasan.
Berselang beberapa waktu, yayasan tersebut kembali membagikan kondisi terbaru, yang menyatakan bahwasannya kondisi beliau mulai membaik. Meski begitu, Syekh Ali Jaber pada akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan negatif COVID -19, pada 14 Januari 2020.
Sekilas Mengenal Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber yang memiliki nama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976. Beliau anak pertama dari 12 bersaudara dan menikah dengan Umi Nadia, wanita asli Lombok, NTB lalu dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Hasan.
Sejak masih kecil beliau selalu mendapat bimbingan agama dari ayahnya. Ayahnya merupakan penceramah agama yang memiliki keinginan agar anaknya bisa menjadi seperti dirinya. Beliau sejak kecil sudah bersemangat belajar Al-Qur’an.
Dalam perjalanan hidupnya ia sangat menyadari betul akan kebutuhannya sendiri untuk selalu menghafal Al-Qur’an. Maka tidak takjub jika Syekh Ali Jaber pada usia 10 tahun sudah menghafal 30 Juz Al-Qur’an. Bahkan sejak usianya telah menginjak 13 tahun, beliau diberi amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid Kota Madinah.
Beliau mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah sampai Aliyah di Madinah. Begitu selepas lulus sekolah menengah, beliau melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al-Qur’an kepada ulama dan tokoh ternama yang bertempat di Madinah, Arab Saudi.
Dari sini dapat diketahui bahwa Syekh Ali Jaber ini sangat menekuni dan mendalami ilmu Al-Qur’an. Di sisi lain beliau juga banyak melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an baik dikalangan anak-anak hingga remaja.
Sifatnya yang Pemurah dan Penyabar
Sebagaimana kita ketahui, ada salah satu kejadian yang menyangkut Syekh Ali Jaber yang sempat heboh dan viral pada saat itu. Yaitu kasus penusukan terhadap dirinya oleh seseorang pemuda yang tidak bertanggung jawab di salah satu masjid yang terletak di Kota Bandar Lampung, pada September 2020 lalu.
Dalam kejadian tersebut, beliau pada saat itu menunjukan sifat aslinya yang pemurah dan penyabar. Terlihat ketika memberikan maaf dengan mudahnya kepada pelaku penusukan sejak awal peristiwa itu terjadi.
Seorang pendakwah itu ditusuk saat menyampaikan tausyiah yang baru berlangsung selama 15 menit. Sesaat sebelum peristiwa penyerangan tersebut, beliau sempat melakukan pembicaraan dengan para jamaah yang hadir pada saat itu.
Bahkan beliau sempat ingin meminjam Gadget kepada salah seorang jamaahnya untuk digunakan berfoto. Nah, pada kesempatan itulah, seorang pemuda yang tidak diketahui itu tiba-tiba naik ke atas panggung lalu mendatanginya kemudian menusuknya.
Adanya kasus penusukan terhadap almarhum turut menjadi sorotan yang kemudian membuat pemerintah langsung bertindak dengan tegas dan mengusut tuntas peristiwa yang terjadi itu.
Pada saat proses hukum telah berjalan, Dai yang selalu mengenakan sorban putih ini mengungkapkan bahwa beliau sudah memaafkan pemuda itu sejak awal, Alfin Andrian namanya. “Dari hari pertama sejak kejadian, saya sudah memaafkan kamu. Saya maafkan dunia akhirat,” kata Ali Jaber saat itu.
Kemudian Syekh Ali Jaber memberikan pesan singkat kepada pemuda itu untuk disiplin dalam hal beribadah.”Saudara Alfin, perbaiki salatnya dan perbaiki hubungan dengan Allah Swt. Insya Allah, hidupmu akan lebih baik dan bahagia,” tutur Syekh Ali Jaber.
Dalam situasi tersebut juga terlihat bahwa Syekh Ali Jaber memohon kepada jamaahnya agar tidak lagi memukuli pemuda itu. Kemudian Syekh Ali Jaber meminta Alfin untuk diamankan sembari berpesan kepada para jemaah untuk tidak main hakim sendiri.
Dari penyajian di atas sudah bisa kita ketahui, bahwa Syekh Ali Jaber adalah seorang pendakwah yang memiliki akhlaq mulia. Bagaimana tidak, beliau menghadapi permasalahan yang terjadi dengan sabar dan memaafkan dengan mudah kepada pelaku yang ingin mecelakainya.
Ciri Khas Dakwah yang Menyejukan
Seorang yang akrab mengenakan busana ala Arab itu, saat awal kedatangannya di Indonesia mendapat sambutan yang sangat hangat oleh masyarakat. Pesona beliau memiliki ciri khas dakwah yang menyejukan serta penyampaiannya yang lemah lembut dan disertai dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang sangat rinci.
Saya memang tidak begitu kenal akrab sama Syekh Ali Jaber. Tetapi dari dulu saya hanya bisa melihatnya melalui layar televisi yang pada saat itu beliau menjadi juri Hafizh Indonesia di salah satu stasiun televisi swasta.
Dari situ saya mulai mengamati bahwa almarhum merupakan pendakwah Islam yang karismatik dan penyampaian materi dakwahnya sangat mudah dipahami dan terkesan menentramkan bagi siapa saja ingin yang mendengarkan.
Engkau telah menjadi suri tauladan yang baik bagi generasi muslim dalam hal berbicara maupun tindakan. Semoga syiar-syiar dakwah yang telah engkau sampaikan dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata dan nantinya dapat bermanfaat bagi generasi muslim yang akan datang.
Editor: RF Wuland