News

Tak Hanya Indonesia, Malaysia Juga Mengalami Problem Layanan di Armina

2 Mins read

IBTimes.ID – Dato Sri Syed Saleh Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia menyampaikan bahwa jemaah haji Malaysia juga mengalami sejumlah layanan yang tidak memuaskan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Mereka mendapati tenda jemaah sangat padat dan juga terjadi keterlambatan dalam distribusi cathering.

Hal ini disampaikan oleh Dato Sri Syed Saleh saat berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah pada Jumat (7/7/23).

“Selama di Armina ada sejumlah masalah. Kita lihat di sini di antaranya dari segi ruang untuk jemaah haji di dalam kemah (tenda) terutama di Mina. Kedua, dari segi aturan makan minum agar lebih mengikut jadwal (tidak terlambat),” ujar Syed Saleh.

Syed Saleh datang dan hadir bersama 20 anggota delegasinya untuk bertukar pengalaman, utamanya terkait sejumlah persoalan yang dihadapi jemaah haji selama fase Armina.

Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa persoalan yang dialami oleh sejumlah jemaah dari dua negara yang sama, khususnya saat di Armina. Hal itu terjadi tidak lain karena akibat kinerja Mashariq yang tidak profesional. Padahal, Mashariq adalah perusahaan swasta yang ditunjuk otoritas Arab Saudi untuk melayani jemaah haji dari beberapa negara di Asia Tenggara.

“Ketiga, kemudahan (fasilitas) dalam kemah di antaranya pendingin agar lebih diperbaiki lagi. Itu yang harus diberi perhatian,” sambung Syed Saleh.

Syed Saleh menilai kualitas pendingin udara di Mina sudah tidak memadai dan harus segera diperbaiki.

Adapun soal kemacetan di Muzdalifah, Syed Saleh juga mengatakan bahwa kondisi itu juga menjadi bagian yang perlu diperbaiki lagi di masa  yang akan datang.

Syed Saleh bersyukur seluruh jemaah haji Malaysia bisa menjalani rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) tidak ada korban jiwa. Meski demikian, dia melihat ada sejumlah kekurangan dari segi layanan (perkhidmatan) dan fasilitas (kemudahan) yang disediakan oleh Mashariq.

Baca Juga  Dakwah Muhammadiyah Itu Selalu Adem dan Sejuk

“Ini juga yang dihadapi saban tahun sebelum ini dan juga yang dihadapi oleh negara lain. Jadi kita harus mencari satu penyelesaian jangka panjang dalam usaha kita untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut, terutama sekali dari segi ruangan yang tidak cukup untuk jemaah haji kita. Apalagi bila melihat bahwa pada masa yang akan datang, Kerajaan Arab Saudi juga ingin menambah lagi jemaah haji menjelang visi 2023,” paparnya.

“Kita lihat juga dari segi fasilitas layanan dasar (kemudahan-kemudahan asas), bahkan masih harus diperbaiki lagi. Insya Allah kita bersama dengan rombongan Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara terusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerian Haji, Mashariq dan lainnya untuk memastikan bahwa apa yang berlaku (terjadi tahun ini) tidak akan berlaku (terulang) pada tahun-tahun mendatang,” harap Syed Saleh.

Mengenai hal itu, hal senada juga disampaikan oleh Hilman Latief Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Pertemuan dengan Tabung Haji Malaysia menjadi kesempatan bersama untuk berbagi pengalaman, pandangan, dan pendapat tentang penyelenggaraan haji tahun ini.

“Kita berdiskusi tentang berbagai hal, terutama terkait berbagai layanan jemaah haji. Nampaknya, pengalaman dan catatan kita sama, ada pengkhidmatan atau layanan yang perlu ditingkatkan di masa mendatang, terutama dalam kerja sama kita dengan mitra kita di Saudi, khususnya syarikah Masyariq ataupun lainnya, agar jemaah haji Indonesia atau negara lainnya seperti Malaysia bisa mendapatkan layanan yang memang sudah seharusnya. Dari segi tenda, kapasitasnya bisa lebih sesuai ke depan, boleh padat, tapi tidak over gitu ya,” sebut Hilman.

“Kemudian juga sanitasi ingin kita perbaiki ke depan, air bersih, makanan, suplainya, ketepatan waktunya. Apalagi, Malaysia sama, jumlah lansianya cukup tinggi, kita di Indonesia cukup tinggi sehingga urusan makan itu sangat penting dan sensitif untuk jemaah yang sudah sepuh,” sambungnya.

Baca Juga  Sejarah Haji Indonesia (2): Peran Kemenag Bersama Yayasan PHI

Hilman berharap, ke depan akan dapat dibuat satu pola pembahasan dan model penyelenggaraan haji yang lebih proporsional dan profesional di antara negara-negara di Asia Tenggara. Pembahasan ini juga melibatkan Arab Saudi. Sebab, perubahan juga terus terjadi di Arab Saudi, termasuk perubahan dari Muasasah menjadi Syarikah, sehingga ke depan harus lebih profesional.

“Mudah-mudahan ke depan tidak terulang, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah, seperti kasus di Muzdalifah, penjemputan sampai terlalu siang dan juga keterlambatan. Atau kesiapan infrastruktur tadi juga menjadi sorotan, baik di Arafah maupun Mina. Termasuk sanitasi air bersih itu kan vital, tetap harus kita jaga sama-sama. Kita komunikasikan dengan baik pada Pemerintah Saudi secara formal,” tandasnya.

Sumber: MCH 2023

Editor: Soleh

Avatar
1420 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Isu Kepemimpinan Perempuan dalam Politik Kini Menurun

2 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Amnesty International dan aktivis Usman Hamid menilai, isu kepemimpinan perempuan dalam politik Islam belakangan menurun. Bahkan, kata dia, jika…
News

Teladan Sumpah Pemuda Masih Relevan Hingga Kini

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (26/10/24) – Tantangan di era digital semakin besar karena informasi sangat mudah disebarluaskan dan diterima sebagai sebuah kebenaran. Itulah sebabnya,…
News

Hari Santri Nasional 2024, Santri Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta Diharapkan Jadi Ahlul Ilmi dan Ahlul Khidmah

1 Mins read
IBTimes.ID – Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta gelar Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 pada Selasa, 22 Oktober di lapangan Afkaaruna Secondary, Harjobinangun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds