Tajdida

Ternyata Mohamad Salah Orang Muhammadiyah

3 Mins read
Oleh: Muhammad Ikhsan RZ*

 

Pada pekan Liga Inggris ke-3, Liverpool sukses melibas Arsenal dengan skor 3-1. Tentunya yang menjadi bintang dalam pertandingan tersebut tiada lain selain Raja Mesir kita yang fenomenal sejagat raya yaitu Mohamad Salah! Akselarasi yang ciamik ditambah dengan penempatan bola yang brilian sukses membawa Salah memboyong 2 gol dari gawang Arsenal.

Keberhasilan Liverpool dalam mengalahkan tim yang sedang kehausan gelar tersebut semakin memantapkan Liverpool pada puncak klasemen Liga Inggris dengan perolehan 9 poin. Ternyata selidik demi selidik Mo Salah itu sangat dekat dengan alam berpikir orang-orang Muhammadiyah. Apa kriteria sehingga sangat mudah mengatakan Salah itu teridentifikasi menjadi seperti orang Muhammadiyah?

 

Salah Menghadirkan Islam Bernuansa Positif

Baik pembaca yang budiman. Yang pertama dalam analisa sosiologis, Muhammadiyah hadir dalam konteks masyarakat yang mengalami keterpurukan dan kejumudan berpikir, sehingga kondisi sosial masyarakat yang penuh prasangka dengan simbol-simbol yang di anggap kafir adalah bukan Islam.

Anda bisa melihat bagaimana ketika KH Ahmad Dahlan menggunakan papan tulis, kursi, meja tulis dan sarana-prasana sekolah modern hari ini dianggap meniru orang “kapir lucknut” oleh kalangan tradisionalis-konservatif. Sehingga pendekatan dakwah pencerahan yang dibawakan oleh KH Ahmad Dahlan berhasil membawa perubahan paradigma masyarakat menjadi lebih terbarukan.

Nah begitupun dengan Mo Salah yang keberadaannya pun membawa perubahan pola berpikir Liverpudlian (penduduk kota Liverpool) yang masih dipenuhi prasangka kalau Islam itu identik dengan terorisme dan kekerasan. Anda dapat membayangkan efek dari Moh Salah yang berhasil membawa perubahan stigma positif Liverpudlian bahwa Islam ternyata tidak seperti yang mereka sangka selama ini.

Dalam sebuah laporan riset “Can Exposure to Celebrities Reduce Prejudice? The Effect of Mohamed Salah on Islamophobic Behaviors and Attitudes”, ternyata ditemukan fakta sosiologis bahwa daerah Merseyside (kandang bagi Liverpool FC) mengalami penurunan 18,9% dalam kejahatan rasial yang ditujukan terhadap orang-orang Muslim, tulis para peneliti dalam laporan riset yang dipublikasikan pada 31 Mei 2019 ini. Anda bayangkan saja The Kopites (julukan fans Liverpool FC) bahkan menyanyikan lagu khusus kepada Mo Salah yang berisikan dukungan mereka kepada Salah dan Islam hampir mirip dengan Sang Surya Muhammadiyah.

Baca Juga  Tiga Sikap Muslim Indonesia terhadap Bahasa Arab

 

Implementasi Nilai Teologi Al Ma’un

Kemudian yang kedua perhatian penuh Mo Salah pada sektor pendidikan, filantropi dan pemberdayaan sosial. KH Ahmad Dahlan dalam membentuk Muhammadiyah berangkat dari spirit Teologi Al-Ma’un yang berbicara dimensi ibadah sosial dan tanggung jawab sosial setiap muslim.

Sehingga kita dapat melihat berbagai amal usaha Muhammadiyah yang memusatkan perhatiannya pada sektor pendidikan, filantropi dan pelayanan sosial. Saya tidak tau apakah Mo Salah pernah baca Khittah Perjuangan Muhammadiyah atau tidak. Tapi yang jelas Mo Salah sangat perhatian pada sektor tersebut.

Menurut keterangan dari walikota Maher Shatiyah, Mo Salah orang yang sangat mudah mendermakan hartanya secara ikhlas kepada fakir miskin. Ia mendirikan yayasan amal yang bernama Mohamed Salah Charity Foundation yang berkonsentrasi pada pelayanan sosial kaum mustadhaf’in di Mesir, ia juga turut dalam pembelian ambulan pertama di kotanya disusul dengan berbagai perlengkapan medis lainnya.

Bahkan berdasarkan keterangan Tribal Football, Salah sempat diberi hadiah sebuah villa mewah oleh seorang pengusaha berkat jasanya membawa Mesir ke Piala Dunia 2018. Namun dengan kezuhudan mirip-mirip ala Pak AR Fachrudin, Salah menolak dan malah berharap uang pembelian vila itu diberikan untuk pembangunan kampung di Mesir dahulu ia pernah diberikan hadiah sebuah Tribal Football. Sampai saat ini Salah masih tetap istiqomah menyumbangkan gajinya sekitaran 2.000 dan 3.500 poundsterling per bulan (sekitar Rp 68 Juta) untuk membantu orang-orang yang membutuhkan di kotanya tersebut.

 

Kesamaan Dengan Buya Hamka

Yang ketiga terdapat kesamaan dengan Buya Hamka. Buya Hamka, seorang ulama kebanggaan orang-orang Muhammadiyah pernah mengalami kemalingan dalam pekarangan rumahnya, namun ketika maling tersebut ditangkap dan diintrogasi maling itu justru hendak menyerang Buya Hamka, namun dengan sigap Buya Hamka mengeluarkan tongkat kesayangannya dan mengarahkan ke arah wajah maling tersebut sehingga maling tersebut ketakutan dan meminta maaf kepada Hamka.

Baca Juga  Muhammadiyah, Indonesia Memanggilmu Melawan Pandemi

Keteladanan paripurna Hamka yang mudah memaafkan dikarenakan maling tersebut adalah wong cilik yang kelaparan, Hamka justru memperlakukanya dengan baik, menjamunya dengan makan malam khas masakan Umi Raham yaitu rendang padang plus diberikan uang kepada maling tersebut.

Mo Salah pun memiliki kisah yang nyaris serupa. Ketika rumah Salah di Mesir pernah mengalami kemalingan Salah dengan keteladanannya yang paripurna memaafkan pencuri tersebut, memberi uang dan mencarikan pekerjaan kepada pencuri tersebut agar bisa bekerja secara mandiri sehingga tidak mencuri lagi.

Berdasarkan argumentasi di atas baik dimensi pembaharuan pemikiran, filantropi, dakwah pencerahan dengan pretasi, dan semangat memberi ditambah penulis tidak pernah melihat langsung Mo Salah tahlilan dan dzikir berjamaah. Semakin menguatkan bahwa Mo Salah ini dekat sangat dengan alam berpikir orang Muhammadiyah yang mengadopsi slogan orang-orang Muhammadiyah yang sedikit bitjara banyak bekerdja!

Kita tunggu terbentukan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Kota Liverpool serta Mo Salah mengikuti perkaderan Baitul Arqam disana!

 

*) Sekretaris Umum PC IMM Aceh Besar

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds