IBTimes.ID – Islam adalah agama yang selalu relevan dengan ruang dan waktu, karena Islam tidak mensakralkan tempat atau bentuk. Setiap muslim bisa salat di berbagai masjid tanpa melihat bentuknya.
Hal yang sama juga berlaku dengan pakaian. Seorang muslim tidak harus menggunakan pakaian Arab. Yang diharuskan adalah menggunakan pakaian yang menutup aurat.
Menurut Quraish Shihab, mayoritas perubahan yang terjadi di dunia adalah perubahan bentuk, bukan perubahan substansi. Misalnya, orang makan. Dari dulu, orang harus makan agar bisa bertahan hidup. Cara memasak makanan itu berubah, tapi bahwa manusia butuh makan, itu tidak berubah.
“Substansi tetap. Yang berubah adalah bentuk. Apapun bentuk yang berubah, selama substansinya tidak, welcome, ahlan wa sahlan,” ujarnya.
Selain itu, ketentuan-ketentuan dalam agama bisa di-veto. Bisa dibatalkan atau paling tidak bisa diringankan. Misalnya, tentang kewajiban puasa. Dalam kondisi tertentu, seorang muslim boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
Islam juga merupakan agama yang mengaitkan hukum dengan waktu dan tempat. Bisa jadi sebuah perbuatan haram di satu tempat tertentu, sementara di tempat lain tidak.
“Bisa jadi untuk si A hukumnya seperti ini, untuk si B seperti ini. Misalnya hukum kawin. Dia bisa jadi wajib, bisa sunnah, bisa mubah, dan bisa makruh,” imbuh Quraish Shihab.
Seandainya, imbuh Quraish Shihab, pengetahuan hukum itu hanya dari membaca kitab-kitab, maka mudah sekali. Tetapi penetapan hukum itu berkaitan dengan tiga hal. Yaitu memahami teks, memahami maqasid syariah, dan memahami tempat, waktu, dan sosok yang bertanya tentang hukum.
Bisa jadi ada satu ketetapan hukum yang jelas di dalam Alquran tapi harus ditunda pelaksanaannya demi kemaslahatan Islam. Nabi SAW diperintahkan untuk mencambuk siapa saja yang membawa isu buruk menyangkut Siti Aisyiyah yang dituduh berselingkuh. Namun, nabi tidak mencambuk Abdullah bin Ubay.
“Saya khawatir orang akan berkata bahwa Muhammad membunuh pengikut-pengikutnya. Jangan bunuh dia, jangan cambuk dia, demi kemaslahatan Islam,” kata Nabi sebagaimana ditirukan oleh Quraish Shihab.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, Islam akan selalu relevan dengan ruang dan waktu.