IBTimes.ID – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin secara resmi mengumumkan berakhirnya perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa menit setelah Hamas, melalui sayap militernya, Brigade Al-Qassam, menuntaskan proses pembebasan 20 warga Israel yang sebelumnya disandera di wilayah pesisir yang terkepung tersebut.
Saat ditanya oleh wartawan apakah konflik di Gaza benar-benar telah berakhir, Trump menjawab singkat namun tegas, “Ya,” sebelum dirinya dijadwalkan berpidato di hadapan anggota parlemen Israel di Knesset.
Menurut laporan dari koresponden Anadolu, pembebasan sandera dilakukan dalam dua tahap dan diserahkan langsung kepada tim Palang Merah Internasional di Jalur Gaza. Aksi tersebut merupakan bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata berisi 20 poin antara Israel dan Hamas, yang dimediasi secara intensif oleh Presiden Trump selama beberapa minggu terakhir.
Dilansir dari Antara (13/10) dalam kesepakatan tersebut, pembebasan 20 sandera Israel ditukar dengan pembebasan 1.968 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang sebelumnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kantor Media Tahanan Palestina mengonfirmasi bahwa proses pembebasan para tahanan sudah dimulai pada Senin sore, ditandai dengan keberangkatan beberapa bus yang mengangkut mereka dari berbagai penjara Israel menuju wilayah Gaza dan Tepi Barat.
Langkah ini menandai tonggak penting dalam upaya internasional mengakhiri konflik panjang di Gaza. Banyak pihak menilai bahwa keberhasilan mediasi ini bisa menjadi dasar bagi dialog lebih luas untuk menciptakan perdamaian permanen antara kedua pihak yang telah berseteru selama bertahun-tahun.
***
Sejumlah pemimpin dunia menyambut baik pengumuman tersebut. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyebut berakhirnya perang di Gaza sebagai “momen bersejarah” yang membuktikan bahwa diplomasi dan komitmen politik masih mampu mengalahkan kekerasan. Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa perdamaian harus diikuti dengan langkah nyata untuk mengakhiri blokade atas Gaza dan menjamin pemulihan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
Dari Ramallah, Otoritas Palestina menyerukan agar seluruh pihak segera memulai rekonstruksi besar-besaran di Gaza, termasuk pemulihan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar yang hancur akibat perang berkepanjangan. Sejumlah lembaga kemanusiaan internasional, seperti UNRWA dan Palang Merah, juga mulai menyiapkan rencana bantuan darurat dan distribusi logistik bagi warga sipil.
Trump dalam pernyataannya menambahkan bahwa Amerika Serikat akan mengerahkan tim khusus untuk mengawasi implementasi perjanjian damai tersebut, bersama dengan Mesir, Qatar, dan PBB. Ia menegaskan bahwa “ini bukan hanya akhir dari perang, tetapi awal dari babak baru menuju stabilitas di Timur Tengah.”
Para pengamat menilai, jika kesepakatan ini dapat dipertahankan, maka inisiatif tersebut berpotensi menjadi fondasi perdamaian paling signifikan sejak Perjanjian Oslo tahun 1993. Namun, sejumlah analis juga mengingatkan bahwa tantangan besar masih menanti, termasuk rekonsiliasi politik internal Palestina dan jaminan keamanan jangka panjang di perbatasan Israel-Gaza.
(MS)

