Muhammadiyah telah berhasil mendirikan perguruan tinggi di Malaysia bernama Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Izin pendirian diberikan Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia pada Kamis, 5 Agustus 2021.
“UMAM merupakan tonggak baru pendirian perguruan tinggi Indonesia pertama di luar negeri,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Sebagai kader Muhammadiyah yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Negeri Jiran, saya ingin menyampaikan tiga harapan untuk Universiti Muhammadiyah Malaysia. Saya yakin banyak harapan lain yang akan disampaikan para tokoh dan akademisi. Tetapi, bagi saya, jika sudah mengepakkan sayap ke percaturan internasional semacam ini, setidaknya tiga hal berikut harus mampu dilakukan UMAM.
Pertama, UMAM harus mampu mempromosikan Islam Berkemajuan sebagaimana dikembangkan Muhammadiyah. Pemahaman Islam tidak boleh lagi monodisiplin, melainkan harus ditekankan pemahaman multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Dengan begitu, alumni UMAM diharapkan mampu menjawab berbagai persoalan hidup yang kian kompleks secara komprehensif.
Kedua, pendekatan dalam beragama harus simultan menggabungkan antara aspek bayani, burhani, dan irfani. Islam bukan sekadar system of belief, melainkan harus menjadi way of life. Trilogi pendekatan sebagaimana dikembangkan Majelis Tarjih tersebut merupakan modal penting untuk mewujudkan harmoni dan moderasi keberagamaan di tengah kehidupan masyarakat di mana saja.
Ketiga, budaya riset dan penguasaan bahasa asing tidak bisa disangkal. UMAM jangan cuma melahirkan pembicara/penceramah. Pendidikan kita sudah terlalu banyak melahirkan sosok itu. UMAM harus mampu menelurkan pembaca, pemikir, peneliti, dan penulis. Karya-karya akademik adalah ukuran intelektualitas seorang sarjana, bukan gelar, apalagi sekadar pangkat.
Editor: Yusuf