IBTimes.ID – Dubes RI untuk Ukraina 2017-2021, Yuddy Chrisnandi (11/03/22) dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut bahwa Ukraina merupakan negara merdeka. Dengan demikian, Ukraina berhak menentukan masa depan mereka sendiri tanpa intervensi dari negara lain.
“Rusia seharusnya tidak melakukan agresi dan invasi ke Ukraina. Ukraina adalah negara merdeka yang diakui PBB,” tegasnya.
Menurutnya, Ukraina tidak memiliki kemampuan untuk menyerang Rusia. Untuk mengejar pun tidak cukup. Namun, ia memiliki keyakinan bahwa Rusia belum tentu bisa menembus wilayah pertahanan Ukraina.
“Sebagian besar rakyat Ukrania siap melakukan perang. Mereka ikut berperang dan mereka sangat bangga,” imbuh Yuddy.
Ukrania memliki salah satu tradisi yang biasa disebut kozaki, yaitu rasa semangat perjuangan, semacam sifat heroisme yang sudah mendarah-daging dalam diri masyarakat Ukraina. Semangat kozaki ini sekarang sedang berkobar kembali karena serangan invasi dari Rusia ke Ukrania.
Yuddy menyebut bahwa laki-laki Ukraina rela berpisah dengan keluarganya dan mengungsikannya ke negara-negara tetangga agar para perempuan, anak-anak dan lansia merasa aman. Kemudian mereka bersiap kembali untuk menjaga keamanan di beberapa daerah di Ukrania.
Semangat keberanian Ukrania dalam melawan serangan Rusia merupakan wujud dari mempertahankan diri agar Ukrania tidak jatuh ke tangan Rusia. Karena Ukrania sendiri merupakan negara yang diakui oleh PBB secara merdeka.
“Kekuatan militer Ukraina tidak sampai 10% dari kekuatan militer Rusia. Rusia mempunyai 250.000 personil, Ukraina hanya 50.000 personil. Ukraina hanya memiliki kekuatan armada pesawat 318 unit dengan tidak lebih dari 70-80 pesawat tempur, dibandingkan dengan Rusia yang memiliki lebih dari 4000 pesawat, dengan 700-an pesawat tempur. Helikopter Ukraina tidak lebih dari 150 helikopter, sementara Rusia memiliki 1500 helikopter,” jelas Yuddy Chrisnandi
Dari ketidakseimbangan militer tersebut, bukan suatu alasan bagi Rusia untuk melakukan agresi dan invasi militer terhadap Ukrania. Karena sudah terlihat di antara kedua negara tersebut manakah yang lebih kuat pertahannya.
Kemudian, bukan pula menjadi alasan bagi Rusia, jika hanya karena orang-orang Rusia di daerah Donetsk dan Luhansk ingin melepaskan diri dari Ukrania. Sehingga Ukrania melakukan serangan-serangan wilayah untuk memerangi mereka dengan cara-cara militer.
“Dari berbagai macam perspektif hubungan internasional, hukum internasional, dan univeralisme, secara objektif bisa dikatakan bahwa tindakan Rusia tidak bisa dibenarkan dari prespektif apapun,” tegasnya.
Reporter: Yeni/Yusuf