Ziarah Kubur
Sudah menjadi tradisi umat muslim Indonesia untuk mengadakan ziarah kubur pada akhir bulan Syahban, akhir Ramadhan, atau pun pada bulan Syawal. Tulisan ini muncul sebagai masukan dan barang koreksi diri, bagaimana Rasulullah panutan kita melaksanakan ziarah kubur
Dalam Surat Al-Fatihah, Allah memerintahkan untuk beribadah dan meminta kepada Allah. Juga di dalam QS.Al-Baqarah 186, Allah agar umat itu suka memohon kepada-Nya, dan Dia akan mengabulkan.
Tetapi dalam Qs. Yunus: 106Allah melarang manusia menyembah dan meminta sesuatu kepada selain Allah karena tidak ada yang mampu memberi manfaat dan mudharat selain Allah.
Hal meminta dan menyembah kepada selain Allah ini disebut syirik. Kalau manusia melakukan yang demikian itu, kalian termasuk orang zalim, yaitu orang menyimpang dari kebenaran, mengingkari kekuasaan Allah atau kafir. Kepada orang-orang yang demikian itu, Allah menyediakan siksa besar bernama neraka.
***
Ziarah kubur, memang pernah dilarang oleh Rasulullah karena Rasulullah khawatir jika akidah umat menjadi rusak. Tujuan utama ziarah kubur adalah tadzkiratul maut (bahwa Anda dapat mengingat/membayangkan kematian akan terjadi kepada Anda) dan mendoakan almarhum/jenazah yang dikuburkan. Tetapi ketika akidah umat sudah dirasa memadahi, Rasulullah mengizinkan ziarah kubur itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini;
عَنْ بُرَيْدَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَأَمْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا
Dari Buraidah RA, dia berkata, “Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, ‘Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, namun sekarang berziarahlah. Dahulu aku melarang kalian memakan daging hewan kurban lebih dari tiga hari, maka ambillah daging yang masih baik. Dahulu aku melarang kalian meminum perasan anggur selain di dalam wadah, maka sekarang minumlah semuanya dari segala tempat, tapi janganlah meminum minuman yang memabukkan.,” {Muslim 3/65}
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, ‘”Rasulullah SAW menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis, dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun turut menangis. Beliau bersabda, “Aku telah minta izin kepada Allah untuk meminta ampunan bagi ibuku, namun Allah tak memberiku izin, kemudian aku minta izin untuk berziarah ke kuburnya barulah aku diizinkan. Oleh karena itu kunjungilah pemakaman karena ia akan mengingatkan kita pada kematian”‘ {Muslim 3/65}
Dari hadis ini, diketahui bahwa beliau tidak mendoakan secara khusus kepada ibunya, Allah tidak memberi izin berdoa khusus. Allah hanya mengizinkan berziarah ke makamnya untuk mengingatkan kita pada kematian.
Rasulullah Ziarah Kubur ke Makam Baqiy
Suatu malam Rasulullah berziarah ke pemakaman Baqy, kemudian disusul oleh Aisyah istrinya, sebagaimana tersebut dalam hadis sahih Muslim berikut ini!
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ قَيْسِ أَنَّهُ قَالَ يَوْمًا أَلَا أُحَدِّثُكُمْ عَنِّي وَعَنْ أُمِّي قَالَ فَظَنَنَّا أَنَّهُ يُرِيدُ أُمَّهُ الَّتِي وَلَدَتْهُ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ عَنِّي وَعَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا بَلَى قَالَ قَالَتْ لَمَّا كَانَتْ لَيْلَتِي الَّتِي كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا عِنْدِي انْقَلَبَ فَوَضَعَ رِدَاءَهُ وَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عِنْدَ رِجْلَيْهِ وَبَسَطَ طَرَفَ إِزَارِهِ عَلَى فِرَاشِهِ فَاضْطَجَعَ فَلَمْ يَلْبَثْ إِلَّا رَيْثَمَا ظَنَّ أَنْ قَدْ رَقَدْتُ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ رُوَيْدًا وَانْتَعَلَ رُوَيْدًا وَفَتَحَ الْبَابَ فَخَرَجَ ثُمَّ أَجَافَهُ رُوَيْدًا فَجَعَلْتُ دِرْعِي فِي رَأْسِي وَاخْتَمَرْتُ وَتَقَنَّعْتُ إِزَارِي ثُمَّ انْطَلَقْتُ عَلَى إِثْرِهِ حَتَّى جَاءَ الْبَقِيعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ انْحَرَفَ فَانْحَرَفْتُ فَأَسْرَعَ فَأَسْرَعْتُ فَهَرْوَلَ فَهَرْوَلْتُ فَأَحْضَرَ فَأَحْضَرْتُ فَسَبَقْتُهُ فَدَخَلْتُ فَلَيْسَ إِلَّا أَنْ اضْطَجَعْتُ فَدَخَلَ فَقَالَ مَا لَكِ يَا عَائِشُ حَشْيَا رَابِيَةً قَالَتْ قُلْتُ لَا شَيْءَ قَالَ لَتُخْبِرِينِي أَوْ لَيُخْبِرَنِّي اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ فَأَنْتِ السَّوَادُ الَّذِي رَأَيْتُ أَمَامِي قُلْتُ نَعَمْ فَلَهَدَنِي فِي صَدْرِي لَهْدَةً أَوْجَعَتْنِي ثُمَّ قَالَ أَظَنَنْتِ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ مَهْمَا يَكْتُمِ النَّاسُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي حِينَ رَأَيْتِ فَنَادَانِي فَأَخْفَاهُ مِنْكِ فَأَجَبْتُهُ فَأَخْفَيْتُهُ مِنْكِ وَلَمْ يَكُنْ يَدْخُلُ عَلَيْكِ وَقَدْ وَضَعْتِ ثِيَابَكِ وَظَنَنْتُ أَنْ قَدْ رَقَدْتِ فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَكِ وَخَشِيتُ أَنْ تَسْتَوْحِشِي فَقَالَ إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيعِ فَتَسْتَغْفِرَ لَهُمْ قَالَتْ قُلْتُ كَيْفَ أَقُولُ لَهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُولِي السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ
***
“Dari Muhammad bin Qais, suatu hari dia berkata, “Apakah kalian ingin aku ceritakan tentang diriku dan ibuku?” Lalu kami mengira bahwa yang dimaksudnya adalah ibu kandungnya.
Ia berkata, “Aisyah berkata, ‘Apakah kalian ingin aku ceritakan tentang diriku dan Rasulullah?’ Kami jawab, ‘Ya tentu,'” Ia berkata, ‘”Aisyah berkata, ‘Pada malam (ketika) itu Rasulullah berada di tempatku, ia membalikkan tubuhnya dan meletakkan jubahnya, lalu mencopot sandalnya dan meletakkannya dekat kakinya. Kemudian beliau membentangkan kainnya di atas ranjangnya, lalu tertidur.
Tak lama kemudian, ia mengira bahwa aku telah tertidur lelap, maka beliau mengambil jubahnya perlahan. Lalu, perlahan-lahan mengenakan sandalnya, lalu membuka pintu dengan perlahan-lahan, dan keluar serta menutup pintu kembali seperti semula. Kemudian aku memakai pakaianku dari atas kepalaku dengan berkerudung dan aku tutup sarungku, kemudian aku mengikuti Rasulullah, maka sampailah beliau di pemakaman Baqi’.
Beliau berdiri lama seraya mengangkat kedua tangannya tiga kali. Setelah itu beliau membalikkan tubuh hendak kembali, maka akupun berpaling untuk kembali. Beliau berjalan cepat, maka akupun berjalan cepat hingga aku berada di depan beliau namun beliau tak dapat mendahuluiku, lalu aku masuk rumah dengan cepat dan berbaring kembali.
***
Kemudian Rasulullah masuk ke dalam rumah dan bertanya, “Wahai Aisyah, kenapa kamu bernafas terengah-engah?”‘ Kata Aisyah, ‘Aku menjawab, “Tidak apa-apa.”‘ Lalu beliau berkata, ‘Kamu akan memberitahukan aku atau Allah Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui yang akan memberitahukanku?’ Kata Aisyah, ‘Aku menjawab, ‘Ya Rasulullah, demi ayahku, demi engkau dan demi ibuku!'” Lalu aku memberitahu tentang kepergianku mengikuti beliau ke Baqi, maka beliau berkata, ‘Jadi, wanita yang berpakaian hitam di depanku adalah kamu? Aku menjawab, ‘Ya’ Lalu beliau menepuk dadaku dengan tepukan yang menyakitkanku dan bersabda, ‘Apakah kamu menyangka Allah tidak bertindak adil terhadap kamu dan Rasul-Nya? Aisyah menjawab, ‘Bukankah yang disembunyikan oleh manusia pasti diketahui oleh Allah, apakah kamu meyakini hal ini?’
Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Jibril AS datang kepadaku ketika kamu melihatku tadi, lalu dia memanggilku dengan perlahan agar kamu tidak mengetahui, maka akupun menjawabnya dengan samar agar tidak kamu ketahui, dan dia tidak ingin masuk ke tempatmu karena kamu telah melepas pakaianmu, sedangkan aku menyangka bahwa kamu telah tertidur sehingga aku tidak mau membangunkanmu, karena aku khawatir kamu terkejut.'” Lalu Jibril berkata, ‘Sesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk mendatangi penghuni kuburan Baqi’ dan agar kamu memohonkan ampunan untuk mereka.’
Aisyah berkata, ‘Aku bertanya, “Bagaimana aku ucapkan doa pada mereka wahai Rasulullah?'” Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah, “Assalaamu’ala ahlid-diyaari minal-mu’miniina wal muslimiin, wa yarhamullaahul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin, wa innaa insyaa’a Allah bikum laahiquun. (Salam sejahtera semoga keselamatan tetap pada penghuni kubur dari golongan kaum mukmin dan muslim. Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang belakangan, dan jika Allah telah menghendaki, maka sungguh kami akan menyusul kalian)”. (Muslim 3/64)