Muhammadiyah saat ini tak jauh berbeda dengan Muhammadiyah dahulu. Muhammadiyah saat ini masih teguh pada misi sebagai gerakan pencerahan dengan landasan Al-Qur’an dan sunah.
Pada masa awal berdirinya, Muhammadiyah berkiprah membangun negeri dengan membentuk semangat keagamaan yang moderat serta mendirikan amal usaha Muhammadiyah, baik dari bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan. Amal usaha di bidang keagamaan merupakan ruh gerak Muhammadiyah untuk berkiprah membentuk amal usaha dalam berbagai bidang.
Amal usaha di bidang pendidikan merupakan ikhtiar Muhammadiyah dalam membentuk karakter para penerus bangsa melalui institusi pendidikan dan pelajaran yang diajarkan.
Amal usaha bidang ekonomi sebagai ikhtiar untuk peningkatan mutu ekonomi nasional, serta membantu masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi untuk memenuhi hidupnya. Hingga kini, amal usaha Muhammadiyah sudah tersebar di seluruh pelosok negeri, bahkan manca negara.
Batu tapal dengan semangat kemanusiaan telah ditancapkan oleh KH. Ahmad Dahlan, sehingga gerakan Muhammadiyah masih eksis hingga saat ini. Hal ini menjadi tanda bahwa perjuangan untuk umat harus tetap ditegakkan. Semangat amar ma’ruf harus tetap digalakkan demi tercapainya tujuan Muhammadiyah.
Memasuki Usia 108 tahun hitungan masehi, bukan lagi usia yang muda bagi Muhammadiyah. Bahkan, saat ini Muhammadiyah masih menjadi organisasi yang eksis dan mampu membaca keadaan zaman dengan semangat sosial dan gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Pada milad 108 Muhammadiyah tanggal 18 November 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusung tema “Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri”.
Makna Tema Milad 108 Tahun Muhammadiyah
Bapak Haedar Nashir menjelaskan bahwa tema tersebut diusung untuk mempertegas gerak, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah.
Tema yang diusung pada milad 108 tahun Muhammadiyah, merupakan refleksi gerakan Muhammadiyah pada abad kedua ini. Memasuki usia 108 tahun Muhammadiyah menghadapi tantangan yang kompleks, baik persoalan agama, pandemi, dan persoalan bangsa.
Keberagaman masyarakat, serta semangat keagamaan yang tinggi dan tak dapat dipisahkan, menjadi landasan bahwa Muhammadiyah harus hadir dan mencerahkan.
Pandemi COVID-19 yang sedang mewabahi dunia menjadikan seluruh aktivitas terkendala, bahkan muktamar ke-45 Muhammadiyah terpaksa untuk diundur. Terjadinya pandemi tak berarti menghentikan gerak langkah Muhammadiyah. Semangat keagamaan dan semangat tolong-menolong melahirkan inovasi baru bagi Muhammadiyah pada masa pandemi.
Pada masa pandemi ini, Muhammadiyah dengan tanggap membentuk gugus tugas yang fokus pada penangan COVID-19. Gugus tugas ini bernama Muhammadiyah Covid-19 Command Center yang berfungsi untuk menekan penyebaran COVID-19. Pada masa pandemi, Muhammadiyah benar-benar bekerja ekstra untuk membantu pemerintah, baik dari aspek keagamaan, sosial, dan ekonomi.
Konsisten Beikhtiar Memberi Solusi untuk Permasalahan Negeri
Dalam menghadapi masalah negeri yang semakin kompleks, Muhammadiyah berusaha untuk terus memberi solusi untuk permasalahan negeri. Permasalahan negeri saat ini tak bisa hanya dipandang sebagai permasalahan yang biasa saja. Pasalnya, permasalahan ini sudah merambah ke segala lini, baik permasalahan politik keagamaan, pandemi, sosial, budaya, dan ekonomi. Kompleksnya permasalahan tersebut, Muhammadiyah berusaha memberi solusi serta berkontribusi secara langsung menyelesaikan permalasahan tersebut.
Pada milad ke-108 tahun, Muhammadiyah mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia, baik pemerintah, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas, untuk berperan aktif dalam membenahi permasalahan yang terjadi saat ini. Karena permasalahan ini harus benar-benar dibenahi dan dihadapi. Kompleksnya permasalahan yang terjadi tak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja, tetapi seluruh pihak harus turut membantu.
Peran Serta Organisasi Otonom Muhammadiyah
Selain ajakan untuk pemerintah, masyarakat dan organisasi masyaarakat. Muhammadiyah juga mengajak organisasi sayap Muhammadiyah yang kerap disebut dengan Organisasi Otonom Muhammadiyah untuk berperan aktif dalam menanggapi permasalahan negeri.
Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi sayap yang berisi pemuda, sudah seharusnya peka terhadap isu-isu nasional. Bukan hanya melek terhadap isu politik saja, namun lebih luas lagi, bahwa Pemuda Muhammadiyah harus turut ambil peran dalam permasalahaan keagamaan dan moralitas yang ada di negeri ini, serta membantu Muhammadiyah dalam segala lini, baik secara gerakan ataupun non gerakan.
Nasyiatul Aisyiah memilki titik fokus pada persoalaan rumah tangga, serta isu-isu perempuan dan pelecehan seksual yang kian hari kian marak terjadi. Isu-isu perempuan yang semakin kompleks, harus disambut baik oleh Nasyiatul Aisyiah untuk menumbuhkan semangat gerak keperempuanan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan yang berada tataran mahasiswa, sudah seharusnya turut andil membenahi pemasalahan negeri melalui nilai dan prinsip dan yang kerap digaungkan dalam setiap gerakan. Nilai dan prinsip itu sudah saatnya diimplementasikan yang pada akhirnya tidak hanya berkutat pada ilmu, namun lebih jauh lagi, mampu menumbuhkan spirit ilmu amaliah dan amal ilmiah.
Ikatan pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan pada tataran pelajar, harus turut andil membenahi permasalahan negeri. IPM berperan memebenahi degradasi moral yang ada pada kalangan pelajar saat ini. Penguatan basis ideologi dan kajian kepelajaran menjadi bentuk andil IPM dalam membenahi moral pelajar bangsa. Maka, dengan demikian jika seluruh elemen turut andil dan berusaha untuk memberi solusi bagi permasalahan yang terjadi pada negeri ini, maka dapat kita pastikan secara perlahan permasalahan yang terjadi akan dapat diselesaikan.
Editor: Lely N