Dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang, (08/02/2020) Hamim Ilyas memberikan penjelasan terkait aksiologi ilmu. Menurutnya, aksiologi ilmu itu bisa ditemukan dalam surat al-Mujadalah ayat 11 “yarfa’illahullaziina aamnuu minkum walladziina uutul ‘ilma darojaat”. Maka ilmu itu harus meninggikan derajat segala bidang kehidupan, termasuk pola pikir, sikap, tindak-tanduk, dan lain-lain.
“Ilmu kita seharusnya berubah dari departementalis-formalistik menjadi komprehensif-koheren, menyeluruh dan saling terhubung dan tak terpisah-pisah. Maka mau nggak mau kita harus rekonstruksi ilmu-ilmu agama Islam”
Di akhir presentasi, Hamim Ilyas sempat menyindir muktamar ulama yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Al-Azhar, Kairo, Mesir.
“Meskipun mempunyai program-program pembaharuan, seperti yang dihasilkan pada hasil muktamar dunia di Al-Azhar kemarin, komentar saya adalah itu pembaharuan yang tidak baru. Karena yang pertama pembaharuan qanunun quraaniyyun khaashun itu sudah sangat lama digaungkan. Poin kedua dalam putusannya mengatakan bahwa tidak boleh berijtihad untuk yang qath’iyyul wurud dan qath’i ad-dilaalah, kalau masih seperti itu usul fikih sudah lama menyatakannya. Sehingga kalau masih seperti itu, berarti masih saja mutar-mutar. Maka satu-satunya jalan adalah rekonstruksi ilmu-ilmu keislaman” tutup Hamim.