Tarikh

Para Gadis Kauman Perintis Perubahan

1 Mins read

Jauh sebelum Muhammadiyah berdiri, kedududukan wanita di Kampung Kauman, Yogyakarta, masih belum sesuai dengan ajaran Islam. Sebelum tiga gadis Kauman mengawali perubahan, dalam masyarakat masih banyak dijumpai penyimpangan terhadap hak-hak kaum wanita. Dalam istilah orang Jawa dikenal ungkapan bahwa seorang wanita itu, “neroko katut suwargo nunut.” Wanita dipandang tidak mandiri, segalanya tergantung pada laki-laki.

Tiga Gadis Kauman

Kiai Ahmad Dahlan berusaha memajukan kehidupan kaum wanita dengan cara mengubah persepsi yang menyimpang terhadap kaum hawa. Untuk memajukan kaum wanita, terutama para gadis Kauman, Kiai Dahlan menganjurkan para sahabatnya agar menyekolahkan mereka, sebagian ke sekolah umum dan sebagian ke sekolah agama, agar dididik menjadi wanita-wanita yang alim. Dengan begitu, anak-anak perempuan di Kauman diharapkan dapat mencapai kemajuan.

Berdasarkan sumber Ahmad Adaby Darban (2010), anak-anak perempuan di Kauman yang mengawali perubahan pertama kali berjumlah tiga gadis Kauman. Pada sekitar tahun 1913, tiga gadis Kauman untuk pertama kalinya disekolahkan di sekolah umum, yaitu Neutraal Meisjes School di Ngupasan. Mereka adalah Siti Wadingah, Siti Dawimah, dan Siti Bariyah. Di samping memasukkan tiga gadis ke sekolah umum, dua gadis di Kampung Kauman yang lain, yaitu Siti Umniyah dan Siti Munjiyah disekolahkan ke sekolah agama.

Reaksi Masyarakat

Ternyata, kedua macam pendidikan itu dapat memadukan kemajuan kelima gadis Kauman tersebut. Bertambahlah putri-putri ulama pendukung Muhammadiyah yang dimasukkan di sekolah umum. Di antaranya ialah Siti Zaenab, Siti Aisyah (putri Kiai Dahlan), Siti Badilah, Siti Dauchah, Siti Dalalah, Siti Busyro, dan Siti Hayinah.

Reaksi para ulama dan masyarakat Kauman yang masih mempertahankan paham lama dan anti gerakan reformasi Islam cukup keras. Kiai Dahlan dikatakan sebagai ”kiai palsu” atau ”Kristen alus” yang membawa kerusakan wanita Islam. Para ulama tersebut membentengi para gadis di Kauman agar tidak terpengaruh gerakan Muhammadiyah. (Redaksi)

Baca Juga  Spirit Hijrah adalah Spirit Membangun Perubahan Hidup
Sumber: buku Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah karya Ahmad Adaby Darban.  

Editor: Arif

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…
Tarikh

Dinasti-Dinasti Kecil dalam Sejarah Islam yang Jarang Terungkap

3 Mins read
Dinasti adalah keturunan para raja yang memerintah yang berasal dari satu keluarga. Pada saat dinasti Abbasiyah memimpin, dinasti ini mempunyai banyak pencapaian…
Tarikh

Kekejaman Abu Abbas As-Saffah yang Hilang dari Sejarah

3 Mins read
Siapa yang tidak mengenal Abu Abbas As-Saffah pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah tidak perlu diperkenalkan lagi, siapa yang tidak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *