News

Inilah Detail Strategi Muhammadiyah Hadapi Corona

3 Mins read

IBTimes.id Kecenderungan meningkatnya jumlah pasien positif corona (Covid–19) di Indonesia membutuhkan dukungan dari semua pihak baik dalam hal penanganan pasien maupun usaha yang lebih strategis, yaitu pengerahan semua daya upaya untuk melakukan pencegahan penyebarannya. Berdasarkan pemikiran tersebut, Muhammadiyah Covid-19 Command Center menetapkan strategi untuk menggerakkan semua sumberdaya Muhammadiyah.

Untuk melakukan upaya pencegahan, sekolah dan perguruan tinggi menjadi fokus dari upaya Muhammadiyah. Upaya sosialisasi, edukasi  dan berbagai tindakan preventif disiapkan termasuk prosedur untuk dosen, guru, mahasiswa dan siswa yang  cukup banyak akan pulang dari penugasan atau kegiatan di luar negeri. Sosialisasi dan pendampingan ini juga meliputi tata cara penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer, etika batuk–bersin dan deteksi dini.

Cegah Corona di AUM Pendidikan

Saat ini jumlah TK Aisyiyah yang mencapai 22.000 tersebar di seluruh Indonesia menjadi salah satu fokus tim yang melibatkan Majelis Dikdasmen Aisyiyah. Demikian juga sekolah Muhammadiyah yang berjumlah 2.700 lebih di tingkat SD/MI, 1.700 lebih di tingkat SMP/Mts, 800 lebih di tingkat SMA/MA, serta pesantren yang berjumlah 300 lebih. Sementara Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah berjumlah 165.

Untuk potensi Angkatan Muda Muhammadiyah juga sudah dalam koordinasi tim, salah satunya gerakan yang dilakukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang anggotanya mencapai 7 juta orang di seluruh Indonesia. Selain itu ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang segera menyelenggarakan rakornas kesehatan dalam waktu dekat, Nasyiatul Aisyiyah yang berfokus pada pencegahan dan penanganan berbasis keluarga melalui program PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah), serta edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada kepanduan Hisbul Wathan dan Perguruan Silat Tapak Suci yang rutin memiliki agenda rutin pelatihan setiap pekannya.

Baca Juga  Lilies Setiartiti: Tidak Ada Kemerdekaan Tanpa Kemandirian

Selain itu Muhammadiyah mengoptimalkan peran takmir masjid/musholla dalam pencegahan di masjid/musholla melalui jamaah. Beberapa edukasi untuk jamaah adalah dengan membiasakan membawa sajadah sendiri–sendiri, meyempurnakan cuci tangan sesuai dengan prosedur selain menyempurnakan wudhu, dan menyarankan jamaah yang sakit tidak berjamaah ke masjid dahulu.

Program bersama yang dikoordinasikan tim sebagai program nasional :

1. Safari (Sadar Faktor Resiko) Covid -19: program ini adalah program pemberdayaan masyarakat untuk paham dan sadar apakah dirinya merupan kelompok resiko atau tidak. Jika kita mendorong masyarakat untuk paham dan sadar maka jelas ini akan mempermudah tugas pemerintah dalam melakukan tracking kelompok risiko. Selain kesadaran tsb diharpkan juga mampu mendorong orang- orang  proaktif melakukan karantina mandiri.

2. GEMES  (Gerakan Memberi Masker) Covid-19:  Gerakan ini mendorong masyrakat memberikan masker kepada orang-orang yang sakit flu. Dengan gerakan ini akan mengubah kecendrungan egoisme dalam masyarakat menjadi kecenderungan utk berbagi dan bersedekah. Dan sasaran yg paling efektif dlm menggunakan masker adalah yg sakit bukan yang sehat.

Partisipasi masyarkat untuk mendukung program dalam bentuk donasi  dibuka lebar, dikoordinasikan melalui LAZISMU.

Peran RS dan Klinik

Sesuai dengan kemampuan masing – masing yang bervariasi, Muhammadiyah mempersiapkan seluruh Rumah Sakit dan Klinik untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan mendapatkan pasien terindikasi Coivd-19. Peran wajibnya adalah menerapkan prosedur bagi Rumah Sakit dan Klinik untuk mencegah penyebaran Covid-19 pada instalasi internal.

Sementara itu untuk kemampuan penanganan kuratif di RS Muhammadiyah – Aisyiyah bervariasi, pada prinsipnya RS Muhammadiyah – Aisyiyah akan membantu seoptimal mungkin RS pemerintah yang telah ditunjuk sebagai RS rujukan utama.

Seperti yang telah disampaikan pada press release sebelumnya, 20 RS Muhammadiyah – Aisyiyah yang telah ditunjuk akan menyiapkan sarana dan fasilitas dalam menyelenggarakan tata laksana awal dan kemudian merujuknya pada RS pemerintah yang telah ditunjuk sebagai rujukan utama. Tantangan dalam menjalankan fungsi ini, sebagaimana RS umumnya pada kondisi sekrang, adalah RS Muhammadiyah masih terkendala perangkat Alat Pengaman Diri (APD) yang saat ini sangat sulit dicari produknya. Oleh karena itu kami menyiapkan berbagai alternatif cara utk mengatasi hal tsb.

Baca Juga  MESRA: Kegiatan Keagamaan dan Permainan Edukatif Rintisan PCIM Malaysia

Untuk mempersiapkan segala hal yang mungkin terjadi seperti kemungkinan terjadinya eskalasi kasus corona, Muhammadiyah mendorong pemerintah selalu menjalankan azas keterbukaan dan melibatkan serta mendukung peran serta seluruh elemen bangsa dalam respon Covid-19. Rumah sakit swasta dan elemen masyarakat lain perlu dilibatkan secara maksimal dalam penanganan ini.

Rumah Sakit Muhammadiyah siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk berkontribusi maksimal dalam penanganan isu Covid-19. Namun beberapa keterbatasan seperti keterbatasan APD yang juga dialami oleh seluruh fasilitas kesehatan di indonesia, kiranya pemerintah dapat melakukan upaya intervensi atas permasalaahan ini.

Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center
dr Corona Rintawan, SpEM

Kontak Person Humas dan Pusdatin :
Abdoel Malik 08121522441
Lia Kharisma 081393116541

Editor: Nabhan

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
News

Haul ke-15 Gus Dur: Refleksi Pemikiran dan Keteladan untuk Bangsa

2 Mins read
IBTimes.ID – Jaringan GUSDURian menggelar peringatan Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN)…
News

Inilah 9 Rekomendasi Simposium Beda Setara 2024

2 Mins read
IBTimes.ID – Simposium Best atau Beda Setara telah selesai digelar. Acara ini berlangsung selama dua hari, yakni Kamis-Jumat (15-16/11/2024) di Convention Hall…
News

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia Masih Jauh dari Semangat Bhinneka Tunggal Ika

1 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid mengkritisi realitas kebebasan beragama di Indonesia, yang menurutnya masih jauh dari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds