Perspektif

Musibah Covid-19 Merajalela Jangan Bakhil

3 Mins read
Musibah covid-19 merajalela
Foto Coronavirus penyebab Covid-19 dalam ukuran mikroskopis (Sumber: Republika.co.id)

Dalam kondisi musibah wabah covid-19 yang merajalela seperti sekarang ini, jangan bersikap bakhil. Allah tidak menyukai manusia yang bakhil (kikir) dan juga menyuruh orang berbuat bakhil. Bahkan bakhil termasuk perbuatan yang dianggap sebagai membanggakan diri. Bakhil bukan sekedar tidak mau berbagi, namun sikap menutup telinga mengabaikan saran dan nasihat dari orang lain karena tertutup oleh egonya. Maka jangan sampai kita bersikap bakhil dan egois.

Orang yang egois tidak peduli dengan kondisi orang disekitarnya apalagi saat terjadi musibah. Tidak mau berbagi pengorbanan ego padahal musibah covid-19 sedang merajalela. Yang penting bagi dia adalah ego dia dapat dicapai sebatas apa yang dia pahami. Dia pun mengajak orang lain agar berbuat yang sama seperti dirinya, berbuat bakhil. Mengajak orang agar ego mereka terpuaskan. Bukan lagi tamak dalam hal materi namun juga mengarah pada tamak dalam hal nafsu.

Musibah Covid-19 Merajalela

Saat ini wabah Covid-19 merajalela. Masyarakat dihimbau untuk waspada dan menjaga diri. Ulama dan umara juga telah menghimbau agar umat dapat menahan diri untuk menjaga pergaulan sosial dengan tidak mengadakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Mengapa? Karena kegiatan semacam itu berpeluang besar untuk menularkan penyakit Covid-19. Memang berat, namun disitulah kesabaran kita akan diuji.

Yang terbiasa shalat di masjid, pasti akan berat. Yang biasa memenuhi undangan pernikahan, pasti juga akan merasa berat. Apalagi yang sudah jauh-jauh hari menjadwalkan kegiatan serupa. Dengan segala persiapan, pasti akan sangat berat jika pada akhirnya ditunda bahkan dibatalkan. Yang biasa bersilaturahim dan berkunjung juga merasakan hal yang berat ketika interaksi sosial dibatasi. Namun itulah ujian kesabaran. Jangan sampai kita memaksakan diri yang ujungnya dapat merugikan diri sendiri. Sikap bakhil kita dalam menyikapi himbauan bisa saja berdampak kepada orang lain.

Baca Juga  Konsumsi Publik, Psikosomatik, dan Orang Baik di Tengah Pandemik

Perlu diingat, jangan sampai kita terjebak pada sikap bakhil menghadapi musibah covid-19. Bakhil berkorban sehingga tidak mau mengikuti himbauan tersebut. Bakhil mengorbankan sejenak apa yang telah dia persiapkan. Bakhil mengorbankan sejenak apa yang telah menjadi kebiasaan baiknya demi mencegah keburukan yang lebih luas.

Bakhil mengorbankan sejenak egonya untuk berjuang bersama agar musibah ini lekas berlalu. Memang tidak ada yang bisa memastikan kapan musibah ini berlalu. Namun bukan itu yang harus kita ketahui. Yang harus kita ketahui adalah kita harus tahu diri untuk berbuat hal yang tepat dalam menghadapi musibah seperti sekarang.

Musibah atas Izin Allah

Setiap musibah datang atas izin Allah termasuk covid-19. Allah tidak akan memberikan ujian diluar kesanggupannya hamba-Nya. Dua hal tersebut merupakan keniscayaan. Oleh karenanya, kita harus berikhtiar dan bertawwakal dalam menjalani musibah. Harus ikhlas dan rela hati menerima semua musibah. Kita harus sadar bahwa Covid-19 adalah realita yang harus kita terima dengan segala konsekuensinya.

Termasuk upaya-upaya untuk mencegah penyebarannya yang sudah merajalela. Jangan kita tutup mata dan tidak peduli, sehingga hanya mau berbuat seenak hawa nafsu kita sebagaimana yang kita pahami. Padahal di luar sana, para ahli telah memberikan saran yang terbaik untuk kita lakukan. Bisa dikatakan bakhil jika kita enggan mengikuti apa yang sudah disarankan.

Anggap saja kita ini sekarang seperti seorang pasien. Dokter telah mendiagnosa dan memberikan sarannya agar kita tetap sehat. Kemudian dia memberikan pantangan apa-apa yang tidak boleh kita makan, sekalipun makanan tersebut halal secara hukum agama. Namun jika makanan tersebut dapat membuat kita celaka, maka tetap harus dihindari hingga kondisi kesehatan kita membaik.

Baca Juga  Inilah Tiga Berhala yang Dihancurkan oleh Rasulullah

Jadi jangan bakhil terhadap saran dari orang untuk kebaikan kita. Jangan sombong tidak mau mendengarkan nasihat orang yang ditujukan untuk kebaikan kita. Orang Islam harus paham betul apa itu agama. Rasulullah telah menjelaskan bahwa agama adalah nasihat. Maka terimalah nasihat itu dengan kesabaran, lapang dada dan mengharap ridha Allah. Jangan bakhil untuk kebaikan diri sendiri. Tidak mau mengorbankan sedikit egonya untuk mencegah keburukan.

Jangan Bakhil

Mari kita bertaubat kepada Allah dan menyesali kealpaan dan keangkuhan kita sebagai manusia. Melihat sudah merajalelal musibah covid-19 namun tidak mengindahkan himbauan agar melalukan upaya pencegahan. Tetap menghadiri kerumunan orang baik di tempat-tempat perbelanjaan maupun di tempat lainnya. Berupaya beribadah namun tidak peduli terhadap kondisi sekitarnya. Bakhil berkorban untuk kepentingan orang banyak. Jangan sampai kita beribadah hanya untuk memuaskan hawa nafsu. Bukan ibadah yang ikhlas dalam rangka menggapai ridha Allah. Jangan bakhil. Wallahua’lam

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang bakhil dan menyuruh manusia berbuat bakhil. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

(Q.S.57:22-24)
Editor: Yahya FR
3 posts

About author
Alumni TK ABA I Kudus, Alumni SD Muhammadiyah Pasuruhan Kudus, Alumni SMP Muhammadiyah 1 Kudus, Warga Muhammadiyah Pasuruhan Kudus
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds