Report

Berita Duka: Ahli Tafsir, Dr. Ahzami Samiun Jazuli Wafat

2 Mins read

IBTimes.ID – Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Umat Islam di Tanah Air kembali berduka dengan wafatnya Dr. Ahzami Samiun Jazuli pada Hari Ahad (5/4/2020) pukul 06.30 WIB.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah kembali menghadap Allah, ayah kami, Dr. Ahzami Samiun Jazuli, MA. pada hari Ahad, 5 April 2020 Jam 06.30 di Rumah Duka Komplek Yapidh Kp. Pedurenan Jatiluhur Jatiasih. Mohon doanya, semoga Allah Muliakan derajatnya, ampuni dosanya. Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu. Aamiin,” demikian berita duka yang beredar atas nama Maryam, Umar sekeluarga, Ahad pagi ini.

Belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya ahli tafsir ini.

Ahli Tafsir Berhati Lembut

“Umat Islam Indonesia kembali berduka atas meninggalnya seorang ulama yg ‘alim dan tawadhu'”, demikian Status Facebook Ustadz M. Ziyad (Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah), yang mengaku pernah menjadi mustami’ dalam perkuliahan Almarhum.

Dr. Ahzami Samiun Jazuli, MA dikenal sebagai sosok ustadz yang bertutur kata lembut, tapi tetap tegas. Tak pernah bosan memberi nasihat lewat cara yang jenaka. Selain sebagai pengasuh Pondok Pesantren YAPIDH, beliau juga menjadi dosen di STIU Darul Hikmah dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beliau juga seorang ahli tafsir yang sudah menulis sejumlah buku, seperti “Hijrah dalam Pandangan Al-Quran” dan “Kehidupan dalam Pandangan Al-Quran” yang diterbitkan Gema Insani Press.

Lahir di Pati pada 24 Juni 1962 dan besar di kampung halamannya, Ketua Lajnah Pembebasan Masjidil Al Aqso Palestina ini menyelesaikan pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas di Raudhatul Ulum Guyangan, Pati.

Dari Pati, beliau melanjutkan studinya ke Riyadh, Arab Saudi. Tepatnya di Universitas Islam Muhammad bin Saud jurusan Ulumul Quran beliau menimba ilmu hingga meraih gelar doktor. Tesis nya berjudul “Al Hijrah fil Quran” telah diterjemahkan dan diterbitkan Gema Insani Press. Begitu juga dengan disertasi nya berjudul “Al-Hayah fil Quran” diterjemahkan dan diterbitkan Gema Insani Press.

Baca Juga  Survei: Orang Tua Indonesia Menganggap Penting Agama, Tapi Tak Peduli Pendidikan Toleransi

Beliau dikaruniai 10 orang anak, 6 laki-laki dan 4 perempuan, juga 9 orang cucu. 8 anak di antaranya telah menyelesaikan hafalan Al-Quran.

Penulis buku “Hijrah dalam Pandangan Al-Quran” ini berpesan agar para santrinya tetap menyebarkan ajaran Islam di manapun mereka berada. Menjadi duta dakwah di seluruh dunia dan tetap berada dalam lingkaran tarbiyah islamiyah.

Di kalangan santri, beliau dikenal dengan nasihatnya yang lucu, tapi penuh arti. “Wa laa yatafaccaruun!” Kalimat itulah yang diucapkannya untuk melarang para santri berpacaran. Karena selain melanggar ajaran agama, berpacaran juga merupakan hal sia-sia yang membuat remaja lalai dalam belajar.

Dalam pidatonya di wisuda kelulusan santrinya, beliau memberi nasihat yang sangat berkesan.

“Silakan kalian berkuliah di mana saja. UI, UGM, ITB, kampus mana saja di seluruh dunia, asal kalian ingat satu hal. Sebagai santri lulusan pondok pesantren, kalian adalah sufarud da’wah, duta-duta dakwah.”

“Jenazah akan disemayamkan di Musholla Al Musyhur depan rumah duka, untuk di shalatkan, hari ini mulai jam 09.00,” kata Heri Koswara, selaku perwakilan keluarga dalam pesan tertulis, Ahad (05/04/2020).

Menurut Heri, pemakaman Dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (TA) di UIN Syarif Hidayatullah itu menunggu putri dan orang tua almarhum. Dia menjelaskan pelaksanaan shalat jenazah dilakukan secara bergelombang dan menjaga prinsip social distancing. Dia mengimbau para jamaah untuk memakai masker dan mencuci tangan dengan hand sanitizer.

Selamat jalan, Ustadz. Semoga berlimpah ampunan dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin. 

Sumber: muslimobsession

Admin
185 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds