Perspektif

Merangkul Teknologi Melawan Pandemi

3 Mins read

Sejak diumumkan pasien positif virus corona pertama pada 2 Maret lalu, masyarakat Indonesia dilanda kecemasan atas ancaman kesehatan, sosial dan ekonomi. Hanya dalam waktu satu bulan lebih sepekan, penyebaran Covid19 di Indonesia telah memakan korban jiwa cukup banyak. 

Bahkan Indonesia berada pada jumlah kematian tertinggi secara rata-rata dibandingkan negara manapun di dunia. Penanganan lambat dan koordinasi yang buruk menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam memerangi virus corona yang semakin hari semakin merebak.

Merujuk pada pernyataan WHO, “Dunia perlu dipersiapkan dengan baik dan dipersatukan dalam semangat tanggung jawab bersama, untuk secara digital mendeteksi, melindungi, merespons, dan mempersiapkan pemulihan untuk Covid19, tidak ada entitas tunggal atau inisiatif satu negara yang dapat memenuhi kebutuhan sumberdaya dalam menghadapi virus corona”. Oleh karenanya, penting untuk seluruh negara di dunia melihat dan belajar bagaimana masing-masing negara menangani wabah ini.

Di Kawasan Asia, kita telah melihat bagaimana negara-negara lain menangani Covid19 dengan cepat dan efektif. Selain sumber daya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang memadai, negara-negara tersebut juga menggunakan teknologi dalam pekerjaannya. Software dan Hardware dikembangkan untuk membantu mempermudah penanganan Covid19.

Beberapa negara di Asia seperti China, Jepang, Korea, dan Singapore telah menunjukkan bagaimana teknologi dimanfaatkan dalam upaya penanggulangan pandemi. Di China, robot-robot digunakan untuk mendisinfeksi rumah sakit dan mengirim pasokan medis. Drone desinfektan, robot_berbicara yang bertugas untuk melakukan pemantauan adalah hal lain yang juga telah digunakan pemerintah China.

Di Singapore, pemerintah telah menggunakan Big Data untuk melakukan pemetaan wabah secara lebih terperinci. Sedangkan di Korea Selatan, pihak berwenang melacak carrier Covid19 dengan menggunakan teknologi satelit telepon seluler.

Begitu pula dengan Indonesia, penggunaan teknologi sudah mulai dilakukan meskipun masih pada sebatas penggunaan media online sebagai medium informasi perkembangan Covid19. Artikel ini bermaksud mendiskusikan dan mengusulkan adopsi pemanfaatan tekonologi oleh pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara lain di dunia.

Baca Juga  Belajar Menyikapi Perbedaan dari Piagam Madinah

Gelombang Bantuan Industri Teknologi

Covid19 merupakan ancaman nyata yang membutuhkan alokasi sumberdaya maksimal dalam menaklukkannya. Beberapa saat setelah pandemi merebak di Inggris, Kepala Penasihat Perdana Menteri Inggris, Dominic Cummings memanggil perwakilan dari 30 perusahaan teknologi pada sebuah pertemuan di London.

Pemain industri teknologi seperti Microsoft dan Google diajak berdiskusi mengenai apa yang bisa ditawarkan oleh mereka dalam membantu mengatasi krisis. Pertemuan tersebut adalah langkah lanjutan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berpidato dan menyampaikan pada industri teknologi “Help us!”.

Permohonan tersebut kemudian direspon positif oleh jaringan industri teknologi di Inggris dan Eropa secara umum. Pelbagai perusahaan teknologi mulai dari skala besar sampai kecil berlomba-lomba mengembangkan inovasi yang dapat berkontribusi dalam melawan Covid19.

Di Amerika, pada pertengahan Maret 2020, Microsoft mengumumkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dapat menggunakan layanan chatbot kesehatan yang dikelola Azure untuk memberi bantuan pada masyarakat dalam mendiagnosis gejala Covid19 secara cepat dan memberikan nasihat untuk langkah selanjutnya apakah mereka perlu ke dokter atau tetap di rumah.

***

Amazon, perusahaan teknologi multinasional Amerika berkomitmen 20 juta dollar untuk mendanai unit pengembangan diagnostik untuk mengembangkan tes yang yang lebih cepat dan lebih terjangkau untuk virus. Contoh lain, operasi tanggap darurat di Washington dikembangkan oleh perusahaan digital ServiceNow dalam bentuk platform Workflow yang dapat digunakan oleh semua entitas pemerintah Amerika tanpa biaya.

Di Asia bagian selatan yaitu India, negara dimana banyak melahirkan ahli teknologi, pemerintahnya menantang industri teknologi untuk menciptakan inovasi yang dapat membantu mengatasi pandemi. Tantangan ini telah direspon oleh lebih dari 7.000 proposal yang menawarkan gagasan mulai dari solusi Artificial Intelligence (AI) untuk pelacakan kontak potensi kasus positif hingga solusi tentang bagaimana membangun ventilator murah. Dengan dukungan industri, pemerintah India juga telah membuat sejumlah data set publik untuk para peneliti, yang dapat digunakan untuk mencari solusi membendung wabah mematikan.

Baca Juga  Hypnotherapy For Motivation Getting The Drive Back

Pemanfaatan teknologi juga terjadi di negara berkembang di Asia seperti di Vietnam dimana teknologi digunakan untuk melacak warga lokal dan asing melalui aplikasi mobile, sementara otoritas imigrasi Thailand menggunakan data lokasi bagi mereka yang tiba di negara itu meskipun pro dan kontra penggunaan teknologi khususnya terkait data individu dan privasi masih menjadi perdebatan.

Momentum Pandemi untuk Indonesia 4.0

Berbeda dengan Indonesia, kesadaran untuk merangkul industri teknologi tampaknya belum ada dalam strategi penanggulangan Covid19. Pemerintah belum merangkul dan memanfaatkan industri teknologi sebagai bagian dari tim kerja. Padahal sumberdaya yang ada baik individu ataupun korporasi multinasional yang beroperasi di Indonesia jumlahnya cukup banyak.

Indonesia, menurut studi Google merupakan pembelanja terbesar dalam Teknologi Informasi (TI) di Asia Tenggara dengan penggunaan internet yang tinggi sehingga berkontribusi 2,5% pada PDB nasional di tahun 2016. Selain itu, Indonesia memiliki penetrasi seluler 112% dengan total 266 juta pelanggan seluler dan merupakan pasar seluler terbesar ke-4 di dunia.

Kajian lebih jauh mengenai ini disampaikan oleh NetApp Indonesia dimana terdapat 3 tren yang saat ini sedang tumbuh subur di Indonesia yaitu: pertama, data dinilai sebagai mata uang baru; kedua, semakin banyak model platfrom baru yang mengambil alih saluran tradisional; dan ketiga, pertumbuhan perusahaan sangat tergantung pada Komputasi awan (cloud computing).

Dengan tingginya aktifitas industri teknologi di Indonesia, sangat disayangkan jika keberadaanya tidak dimanfaatkan secara maksimal dalam membantu penanggulangan pandemi. Ketidakmampuan pemerintah untuk secara cepat menangani Covid19 seharusnya membuka mata hati pemerintah untuk meminta dukungan dari industri teknologi agar deteksi dini, perlindungan, pencegahan, tanggap darurat dan pemulihan dapat dilakukan sebaik-baiknya guna mencegah jatuhnya korban lebih banyak.

Baca Juga  Membela Kelompok Minoritas: Mereka Wajib Nyaleg!

Pemerintah Indonesia harusnya belajar dari kerendahan hati pemimpin negara lain yang tidak sungkan untuk melibatkan semua pihak termasuk merangkul industri dalam menghadapi pandemi.

Editor: Yahya FR
Avatar
5 posts

About author
Ketua Umum PCIM Tiongkok I Dosen Fakultas Teknologi Industri UAD I Kandidat Ph.D, Hohai University, China I
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds