Perspektif

Tetap Sehat dari Rumah Selama Pandemi Covid-19

4 Mins read

Banyak dampak yang dapat dirasakan masyarakat Indonesia dari kehadiran wabah pandemi Covid-19. Work From Home atau Stay at Home menjadi viral di media sosial. Mulai dari video, tagar di Twitter maupun Instagram semua mengkampanyekan untuk di rumah aja. Kita pun perlu memahami langkah-langkah agar tetap sehat dari rumah.

Memang jika kita perhatikan dari pengalaman penanganan kasus Covid-19 di negara lain, pilihan untuk tetap berdiam diri di rumah dan mengisolasi diri bagi orang dengan gejala merupakan rekomendasi yang sangat tepat untuk mengurangi angka kasus di masyarakat.

Dampak Pandemi Covid-19

Dampak dari pandemi Covid-19 pun tidak kecil mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan, bahkan kesehatan masyarakat yang tetap berdiam di rumah. Bayangkan jika masyarakat tetap bertahan dirumah untuk menghindar dari Covid-19 tetapi terpapar penyakit berbahaya lainnya seperti stres, darah rendah, obesitas, atau penyakit menular lain yang lebih sering terjadi di masyarakat Indonesia seperti demam berdarah, malaria, dan ISPA.

Hal-hal seperti ini perlu menjadi perhatian lebih dari pemerintah kepada masyarakat agar kegiatan dari rumah tetap berjalan efektif dan tidak menimbulkan masalah lain.

Bekerja dan belajar dari rumah banyak menghabiskan waktu dengan duduk atau menghadap ke layar monitor. Kegiatan tersebut mengurangi aktivitas fisik. Setelah kita sarapan atau makan siang kembali duduk menghadap laptop atau layar handphone. Lama kelamaan, tanpa disadari dapat meningkatkan massa tubuh hingga perut menjadi buncit karena kurang olahraga akibatnya obesitas.

Obesitas bisa berbahaya bagi orang yang punya riwayat diabetes. Diabetes pun dapat meningkat selama pandemi Covid-19. Aktivitas yang minim dan terlalu banyak rebahan atau duduk di sofa, konsumsi makanan berlebih tanpa diimbangi dengan kesadaran untuk berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.

Stres di Rumah

Selanjutnya stres. Stres berat dapat menimbulkan komplikasi pada tubuh dan munculnya penyakit lebih berat seperti jantung dan stroke. Seperti kita sadari bersama di media sosial banyak curhatan masyarakat terkait kebosanan yang dirasakan selama bekerja dan belajar dari rumah. Anak sekolah rindu dengan temannya.

Baca Juga  Harvest Moon dan Fenomena Kecanduan Game

Pekerja kantor yang sebenarnya banyak tugas di kantor dan urusan yang padat, bisa stres dan emosi berlebih karena suasana yang membosankan dalam tiap harinya. Beberapa artikel menuliskan tidak mustahil dampak pandemi bekerja dari rumah ini dapat menimbulkan keributan dalam rumah. Kesalahan kecil dapat menjadi masalah besar akibat efek jenuh dalam tubuh.

Stres ini pun banyak dialami bagi orang yang mendapat pantauan. Tuduhan-tuduhan masyarakat sekitar dan maraknya informasi dari media sosial mengakibatkan tekanan yang berat menjadi depresi pada masyarakat.

Beberapa kasus kita perhatikan dari laporan berita swasta di televisi banyak tenaga medis yang tidak bisa kembali ke kos karena dianggap bahaya oleh tetangganya, banyak anak-anak sekolahan yang terkena dampak sosial di media sosial karena ayahnya seorang pejabat atau tenaga medis sehingga mendapat pandangan negatif dari teman-temannya khawatir tertular Covid-19.

Bagi anak muda mungkin dapat menghindari dengan lebih tenang karena menganggap masyarakat kurang mendapat edukasi. Tapi berbeda dengan orang tua, bisa-bisa tuduhan-tuduhan yang diberikan masyarakat sekitar menimbulkan depresi dan terkena serangan jantung.

Penyakit menular lainnya perlu menjadi kewaspadaan masyarakat dan tenaga medis. Masyarakat perlu menjaga kebersihan dan kesehatan selama Covid-19 namun tetap memperhatikan kesehatan lainnya seperti demam berdarah, penularan HIV, penularan dan gejala Tuberkulosis, ISPA, dan lainnya.

Di wilayah timur Indonesia, kasus DBD sudah mencapai 3000-an kasus dengan 40-an masyarakatnya meninggal dunia. Penularan tuberkulosis lebih rentan karena semua anggota keluarga berada dirumah sehingga interaksi semakin dekat. Memang benar anjuran bagi yang memiliki gejala atau penyakit lain dimohon agar tinggal terpisah dengan anggota keluarga yang lain.

Tapi bagaimana dengan masyarakat yang hanya memiliki satu kamar di rumahnya? atau tidak sama sekali? Dinas Kesehatan daerah perlu diperhatikan sampai hal seperti itu.

Baca Juga  Palestina dan Berat Sebelah Media Barat: Reaksi Bud Wichers Terhadap Serangan ke Gaza

Tetap Sehat dari Rumah

Maka dari itu, dalam rangka menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dalam masa kedaruratan Covid-19 dalam rumah, masyarakat dapat melakukan beberapa aktivitas berikut ini: pertama, melakukan olahraga yang mudah di sekitar rumah. Seperti olahraga jalan ditempat dengan ventilasi yang cukup, jogging kecil di halaman rumah, senam dengan panduan video, olahraga menggunakan sepeda statis atau dengan treadmill, naik turun tangga, senam lantai, dan yoga.

Olahraga dapat menjaga sistem ketahan tubuh/imunitas tubuh, dan dapat mengontrol kadar makanan dalam tubuh sehingga tidak memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan lainnya. Olahraga juga dapat mencegah dan mengatasi kecemasan berlebih dan depresi. Peningkatan rasa bahagia dari berolahraga dirumah dapat mengatasi pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan penyakit lain seperti depresi, stres, stroke, maupun jantung.

Kedua, masyarakat mulai memperhatikan pola makan. Konsumsi makanan yang bergizi. Bagi masyarakat yang merasa kurang sehat perbanyak konsumsi buah, sayur, dan minuman herbal. Hal ini dapat meningkatkan imunitas tubuh selama kedaruratan Covid-19 dan juga belajar untuk bijak dalam mengkonsumsi makanan.

Makan tidak hanya banyak dan kenyang saja. Masyarakat harus memahami bahwa perlunya keseimbangan dalam menjaga pola makan-minum agar tetap sehat dan positif bagi aktivitas selama dirumah aja.

Ketiga, sebagai penyempurna aktivitas masyarakat selama dirumah, memunculkan karakter religius dari sebagian masyarakat. Membaca kitab dapat memberikan efek ketenangan dalam jiwa. Membaca kitab dapat meningkatkan karakter religius masyarakat di rumah.

Tidak kurang-kurang, banyak video kajian-kajian yang diberikan sebagai sarana membantu masyarakat yang bekerja dan belajar dari rumah tetap mendapatkan pendidikan rohani. Membaca kitab juga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan menyadarkan bagi masyarakat yang selama ini merasa jauh dari Tuhan kegiatan ini dapat dijadikan kesempatan untuk kembali memahami arti kehidupan dunia.

Baca Juga  Orang Muda, Partai Politik, dan Pemilu 2024

***

Maka dari itu, seluruh masyarakat perlu memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan lain. Peran tenaga kesehatan khususnya kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk hadir di ruang publik saat pandemi begitu penting. Jangan sampai ketika kita berdiam dalam rumah saja berniat untuk terhindar dari penularan Covid-19, malah sebaliknya terpapar oleh penyakit lain.

Tentunya perlu edukasi secara berkelanjutan untuk tetap sehat dari rumah. Sehingga, paradigma kesehatan ini harus disadari secara komprehensif, tidak hanya bagi pengendalian Covid-19 tapi juga bagi masalah kesehatan lainnya. Agar kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia dapat meningkat. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Salam Sehat.

Editor: Nabhan

Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds