Feature

Kang Najikh, Raja Teri Donatur Lazismu

2 Mins read

Selamat jalan RAJA TERI: Kang Najikh

Interaksi saya dengan Ir. Muhammad Najikh tidak banyak. Beberapa kali saja bertemu dalam kapasitas sebagai Unsur Pembantu Pimpinan di PP Muhammadiyah. Beliau sebagai Ketua Majelis Ekonomi dan saya sebagai Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah (Lazismu).

Saya dan Najikh

Yang saya tahu, beliau pengusaha sukses dengan aset trilyunan dan pegawainya puluhan ribu orang. Ia adalah pebisnis yang berhasil, tentu dengan perjuagannya. Produknya sudah mendunia, dan mungkin semua pembaca tulisan ini pernah menikmati produk olahan makanan laut dari perusahaannya di bawah bendera Kelola Mina Laut (KML).

Entah kenapa, saya bulan lalu membuka profil perusahaan KML di youtube dan juga membuka-buka websitenya. Jadi mengenal lebih dekat beliau dari profil perusahannya. Kalau tidak salah saya membuka website dan youtube tentang KML saat diskusi dengan Faris Al-Fadhat tentang kemungkinan menulis “konglomerat” Muslim atau “Konglomerat Muhammadiyah”. Dan saya menawarkan agar Kang Najikh menjadi satu profil yang bisa diteliti bersama pengusaha-pengusaha lainnya. Sempat ada wacana meneliti bareng. Tapi ide belum berlanjut karena banyak hal harus kami dahululan untuk dituntaskan di kampus.

Terakhir bertemu secara fisik dengan beliau adalah di Bali saat mengikuti acara Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Bulan November. Ada sedikit ngobrol, dan gak lama tatap muka karena beliau selalu dikelilingi pengusaha muda lainnya yang ikut dan ingin menimba ilmu darinya di acara JSM, atau sekedar kenalan. Jadi, saya hanya ngobrol sekedarnya.

Kejadiran saya di Bali memang tidak terkait langsung dengan peran saya sebagai pebisnis. Karena saya bukan pebisnis. Saya hadir tetapi dalam kapasitas Ketua Lazismu yang akan menandatangani MoU Lazismu, JSM dan BMT Induk Muhammadiyah untuk masalah pemodalan UMKM dan penyaluran dana ZIS para pengusaha di JSM.

Baca Juga  KOMPETISI

Tak lama setelah itu, saya mendapatkan Japri dari beliau. Rupanya ada ekspansi bisnis di Jawa Tengah. Ia tidak hanya mengelola laut, tapi juga merambah ke sayur mayur, nama benderanya Kelola Agro Makmur. Yang mengirimkan WA adalah beliau sendiri. Saya pikir ini juga bukan WA rahasia, saya kutipkan di sini.

“Yth Bapak Hilman Latif,
Saya mengundang untuk hadir di acara Grand Opening Pabrik Pengolahan Vegetabel PT. Kelola Agro Makmur (KAM) members of KELOLA Group di Temanggung Jateng oleh Bapak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, pada hari Kamis, 28 Nopember 2019, jam 10.00 sd 13.00.
Ditunggu konfirmasi kehadirannya.
Salam Sukses. Nadjikh”

Saya agak kaget dan senang dapat undangan ini, karena di-JAPRI. Setelah saya cek jadwal, nampaknya saya sudah ada komitmen yang lain yang sudah saya sanggupi dan tidak bisa saya batalkan. Saya balas kepada beliau.

“Yang saya hormati dan saya kagumi Kang Nadjikh. Alhamdulillah… selamat atas perkembangan bisnisnya. Selepas acara MEK dan JSM di Bali saya sudah dijadwal presentasi di forum internasional PBB dan NGOs Internasional tentang pengalaman Muhammadiyah dalam bidang sosial tgl. 27-29. Insya Allah istri saya yg juga suka bisnis mewakili diacara tersebut. Semoga bisnis Kang Nadjikh terus berkembang dan pan njenengan sehat selalu. Amin.
Hilman”

Sepertinya komunikasi ini sepertinya kami sudah kenal lama dan sangat dekat. Tapi, mungkin kami tidak dekat ruang dan waktu, tapi kami bisa berkomunikasi dalam aktivitas lain, yang saling kami amati. Kang Najikh membalas WA saya dengan mengatakan:

“Ok silahkan diwakilkan ke Istri Kang Hilman, ???”

Yang menarik beliau gunakan kata akang kepada saya dalam WA nya 🙂

Baca Juga  Keistimewaan Al-Qur'an: Pesona Bahasanya yang Tak Tertandingi

Sebagai Donatur

Kontak saya paling akhir dengan Kang Nadjikh adalah dua minggu lalu. Saya melihat informasi kolega kami Dr. Zainul Muslimin dan teman-teman Lazismu Wilayah Jatim yang menerima titipan donasi dalam bentuk barang. Setengah ton produk makanan olahan dari KML dititipkan melalui Lazismu untuk dapat didistribusikan kepada kelompok penerima manfaat yang membutuhkan.

Tak lama setelah itu, tanggal 2 April 2020, saya sebagai ketua Lazismu ingin secara pribadi mengucapkan terima kasih kepadanya. Sebagai orang yang jarang berkomunikasi dengannya, Saya kirim pesan singkat:

“Tadz, makasih bantuannya melalui Lazismu Jatim.”

Saya memang kerap mengirim SMS pada donatur yang saya kenal atau ingin kenal. Beliau hanya menjawab dengan 3 simbol berikut ini:
“???”

Nampaknya, ini komunikasi saya dengan beliau.

Saya kaget dan campur tidak percaya, beliau meninggal tadi siang. Idza jaa ahadukum, la yasta’khiruna sa’tan wala yastaqdimun.

Allahummagfirlahu wahamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu. Selamat jalan Kang Najikh.

Related posts
Feature

Mengkritik Karya Akademik: Sebenarnya Menulis untuk Apa?

3 Mins read
Saya relatif jarang untuk mengkritik tulisan orang lain di media sosial, khususnya saat terbit di jurnal akademik. Sebaliknya, saya justru lebih banyak…
Feature

Sidang Isbat dan Kalender Islam Global

6 Mins read
Dalam sejarah pemikiran hisab rukyat di Indonesia, diskusi seputar Sidang Isbat dalam penentuan awal bulan kamariah telah lama berjalan. Pada era Orde…
Feature

Tarawih di Masjid Sayyidah Nafisah, Guru Perempuan Imam Syafi’i

3 Mins read
Sore itu, sambil menunggu waktu buka, saya mendengarkan sebuah nasyid yang disenandungkan oleh orang shaidi -warga mesir selatan- terkenal, namanya Yasin al-Tuhami….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *