Perspektif

Ramadan Bulan Al-Qur’an: Keutamaan dalam Pandemi

3 Mins read

Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan. Sebab itu, seringkali disebutkan bahwa Ramadan adalah bulan Al-Qur’an.  Hal ini telah ditegaskan di alam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…”

Ramadan Bulan Al-Qur’an

Puasa Ramadan tahun ini dibarengi dengan ujian yang berat bernama Covid-19 atau yang juga dikenal virus Corona. Virus ini memaksa kita beribadah Ramadhan seperti shalat tarawih dan tadarus Al-Qur’an yang biasanya dilakukan di masjid, kali ini harus dilakukan di rumah.

Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menghimbau untuk beribadah di rumah, termasuk meniadakan shalat jumat dan shalat jamaah di masjid. Hal ini dilakukan untuk meminimalisisasi penyebaran virus Corona yang semakin masif.

Namun demikian, semangat kita tidak boleh kendur. Walaupun semua kegiatan, termasuk yang berkaitan dengan ibadah harus di rumahkan, jangan sampai hal tersebut mengurangi esensi dari nilai ibadah tersebut. Apa lagi Ramadan adalah bulan Al-Qur’an.

Dalam kondisi menghadapi ujian yang begitu berat seperti saat ini, tidak ada jalan lain kecuali tetap berpegang pada Al-Qur’an.

Keutamaan Al-Qur’an

Banyak hadis yang telah menceritakan betapa besar keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Terlebih di bulan suci Ramadhan saat ini. Berikut ini beberapa keutaman membaca dan mempelajari Al-Qur’an:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari)

Dari hadis di atas tampak bahwa, orang yang paling baik bukanlah orang yang sedekahnya paling banyak, atau yang haji dan umrohnya berkali-kali. Orang yang paling baik adalah mereka yang mau meluangkan waktunya belajar membaca dan memahami Al-Qur`an. Bagi yang sudah bisa membaca, maka ajarkanlah.

Baca Juga  Muhammadiyah dan Persoalan HAM

Begitu mulianya membaca dan mempelajari Al-Qur’an sampai-sampai Nabi saw bersabda: “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka ia akan mendapatkan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (HR. At-Tirmidzi)

Hadis ini menjadi motivasi kita untuk lebih giat lagi membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Hadis ini menegaskan betapa besar pahala yang bisa diperoleh setiap muslim yang mau meluangkan waktunya untuk membaca dan memahami Al-Qur’an. Alangkah ruginya jika kita tidak membaca Al-Qur’an.

Sampai-sampai ada hadis tentang perumpamaan orang yang mukmin yang membaca dan tidak membaca Al-Qur’an. Rasul saw bersabda: “Orang mukmin yang selalu membaca al Quran seperti buah utrujjah, bau dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al Quran seperti buah kurma, tak berbau tapi rasanya manis. Orang munafiq yang selalu membaca al Quran seperti buah raihanah , baunya harum tapi pahit rasanya. Orang munafiq yang tidak membaca al Quran seperti buah handhalah, bau dan rasanya tidak enak. (HR. Bukhari).

Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ

Rasulullah bersabda: “Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Muslim)

Baca Juga  Toxic Buzzer di Kasus Donasi UAH

Hadis ini menjadi penegas bahwa yang dapat menyelamatkan kita kelak di akhirat bukanlah harta yang kita kumpulkan atau jabatan kita banggakan, namun amal shalih. Membaca Al-Qur’an adalah salah satu amal shalih yang kelak dapat menolong kita.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Dari ‘Aisyah ra., Rasulullah saw.bersabda: orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama dengan para malaikat pencatat mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an dan dia bersusah payah (untuk mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)

Hadis ini bisa menjadi motivasi bagi yang baru belajar membaca Al-Qur’an. Jangan putus asa, karena walaupun kita masih belajar membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata, kesusakan dalam membacanya, Allah masih tetap memberikan dua pahala untuk kita. Jadi, mulai sekarang sudah tidak ada lagi alasan bahwa kita tidak rajin membaca Al-Qur’an.   

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)

Hadis ini menunjukkan betapa membaca dan mempelajari Al-Qur’an pengaruhnya sangat besar untuk kehidupan kita. Bukan hanya ketengan batin yang akan kita dapatkan, namun juga rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan nama kita akan disebut-sebut oleh penduduk langit.

Baca Juga  Fatwa yang Tak Dirindukan

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ ثَوَابِ السَّائِلِينَ وَفَضَلُ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ

“Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-Baihaqi)

Hadis ini menunjukkan bahwa kesibukan terbaik seorang hamba adalah membaca Al-Qur’an. Sampai-sampai tidak ada kesibukan yang paling indah kecuali hanya membaca Al-Qur’an hingga Allah akan memberikan balasan terbaik bagi mereka yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an.

Melampaui Tadarus Al-Qur’an

Demikianlah beberapa keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Semoga uraian singkat tadi menjadikan kita semakin bersemangat dan semakin termotivasi lagi untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Semoga di bulan yang penuh berkah ini, kita bisa menyibukkan diri kita dengan Al-Qur’an.

Mari kita ajak bersama anggota keluarga kita untuk membuat target dalam membaca Al-Qur’an di bulan penuh ampunan dan keberkahan ini. Jadikan kesempatan Work From Home (WFH) di musim pandemi ini sebagai kesempatan terbaik kita untuk dapat menghatamkan Al-Qur’an, minimal satu kali hatam di bulan suci ini.

Bila perlu gunakan Al-Qur’an terjemah agar kita bukan hanya tadarus (membaca) saja, namun juga tadabur (memahami dan menyelami makna Al-Qur’an).

Editor: Nabhan

Avatar
22 posts

About author
Dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds