Review

Islam adalah Agama Cinta

2 Mins read

Aksi-aksi kekerasan dalam bentuk intimidasi, penyebaran kebencian, bahkan kekerasan fisik oleh kelompok-kelompok tertentu ataupun bahkan oleh individu kepada mereka yang dianggap berbeda masih menjadi tantangan serius dalam ranah beragama.

Padalah sejatinya definisi Agama khususnya Islam adalah Agama yang rahmatan lil ‘alamin, Islam adalah Agama cinta, maka tiada Islam tanpa adanya cinta. Esensi Islam tersebut dinarasikan dengan apik oleh salah satu dzurriyah terkemuka Rasulullah Saw yang disebut-sebut sebagai “kunci ilmu pengetahuan”, yakni Imam Ja’far ash-Shadiq.

***

Haidar Baqir pun pernah menuturkan maqalah “Al-dinu hubbun wa al-hubbu dinun”. Menurutnya, pengulangan dua narasi yang mengandung makna yang sama dengan susunan dibalik begitu, mencerminkan makna balaghah keduanya (agama dan cinta) sebagai: (1) saling mengisi satu sama lain (sublimasi), (2) saling mengidentifikasi satu sama lain, sehingga peniadaan salah satunya berarti tiadanya keduanya sekaligus, dan (3) Agama adalah pembumian dimensi Langit dan cinta adalah pelangitan dimensi Bumi.

Apabila ada pertanyaan, bagaimana mungkin seseorang mengaku berislam, tetapi perilakunya kepada orang lain jauh dari sifat-sifat kedamaian, keselamatan bahkan cinta sesama manusia?

Tentu jawabnya pasti tidak mungkin, sebab, secara itulah sifat hakiki dan universal rahmatan lil ‘alamin yakni cinta keilahian, cinta kemanusiaan. Kesemuanya mengerucut pada satu pilar besar bernama rahmat-merahmati antarkita, antar manusi, dan pada sudut inilah kerahmatan agung dari Allah Swt dikaruniakan.

***

Tren yang juga tak bisa diabaikan adalah bahwa penyebaran kebencian atas nama agama dan keyakinan yang berbeda menguat di berbagai daerah dan media sosial. Sebagian orang mudah mengatakan yang lain kafir, sesat, antek zionis, antek Yahudi, komunis, dan lain-lain.

Pertanyaannya, mengapa “ajaran kekerasan” itu justru tampak kuat ketimbang ajaran yang lebih menekankan cinta dan kasih sayang kepada sesama? Bagaimana agama-agama dan keyakinan bicara mengenai konsep cinta dan kasih sayang kepada sesama? Apa yang menyebabkan kekerasan berbasis agama atau keyakinan meningkat?

Baca Juga  Mempertanyakan Kembali Narasi Kemunculan Islam Awal

Buku “Agama adalah Cinta, Cinta adalah Agama” setebal 200 halaman ini berusaha menghadirkan wajah Agama dan keyakinan, yang teduh serta penuh cinta. Buku ini berusaha mengulas intisari terpenting dalam beragama. Yakni cinta dan kasih sayang sesama.

Buku ini hendak menegaskan, nilai keramahan, cinta, dan kasih sayang, menjadi jangkar sekaligus tali yang mempertemukan prinsip mendasar pada setiap ajaran agama dan keyakinan, yakni cinta dan kasih sayang sesama.

***

Begitu mudah, sangat mudah, kita temukan ajaran cinta dalam Islam, seperti disebut dalam QS. Al-Hujurat ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu sesaudara, maka saling berbuat baiklah di antara saudaranya….”

Ajaran lainya dalam sebuah Hadis seperti “Tidaklah seorang di antara kalian beriman (secara sempurna) kepada Allah Swt sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai kepada dirinya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Edi Ah Iyubenu menjelaskan bahwa semua nukilan diatas memperlihatkan dengan benderang betapa ikrar keislaman (keimanan pada hulunya) otomatis menisbatkan kewajiban-kewajiban syariat yang di antaranya berupa perintah berbuat baik kepada liyan dan larangan berbuat buruk kepada liyan. Dali-dalil syariat tidak semata memuat perkara-perkara peribadatan, tetapi juga bina relasi sosial yang luas. Mulai antar muslim bahkan sampai kepada non muslim.

Dalam bayangan kekerasan dan intoleransi bermotif agama yang terus menggejala, buku ini ingin menghadirkan wajah Agama Islam dan keyakinan, yang teduh serta penuh cinta.

***

Inilah wajah otentik dari agama yang membuatnya diwahyukan, diimani, dan dipraktikkan dalam rentang sejarah yang begitu panjang. Nilai keramahan, cinta, dan kasih sayang, menjadi jangkar sekaligus tali yang mempertemukan prinsip mendasar pada setiap ajaran agama dan keyakinan.

“Agama adalah Cinta, Cinta adalah Agama” bukanlah sebuah istilah yang baru, melainkan sebuah istilah yang sudah lama disebarkan oleh ulama terdahulu untuk memberikan nilai-nilai dasar Agama yang sesungguhnya. Dan seperti judulnya, buku ini dapat dibaca oleh siapa pun itu.

Baca Juga  Messiah: Penyelamat yang Dikira Dajjal di Era Kekacauan Informasi

Identitas Buku:

  • Judul Buku : Agama adalah Cinta, Cinta adalah Agama
  • Pengarang : EdI Ah Iyubenu
  • Penerbit : DIVA Press
  • Cetakan, Tahun terbit : Pertama, April 2020
  • Dimensi buku : 200 hlm.
  • ISBN : 978-602-391-964-2
Rojif Mualim
8 posts

About author
Alumni Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Seorang Pengajar, Pengkaji dan Peneliti Pendidikan dan Keislaman. Takmir Masjid Jami' Ash-Shofa, Kartasura, Sukoharjo. Owner @blackjavaindonesia
Articles
Related posts
Review

Ketika Agama Tak Berdaya di Hadapan Kapitalisme

4 Mins read
Globalisasi merupakan revolusi terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Dalam buku berjudul Beragama dalam Belenggu Kapitalisme karya Fachrizal A. Halim dijelaskan bahwa globalisasi…
Review

Kitab An-Naja, Warisan Filsafat Ibnu Sina

4 Mins read
Kitab An-Naja adalah salah satu karya penting dalam filsafat Islam yang berisi tentang gagasan besar seorang filsuf bernama Ibnu Sina, yang juga…
Review

Kitab Al-Fasl Ibnu Hazm: Mahakarya Filologi Intelektual Islam Klasik

3 Mins read
Ibnu Hazm (994–1064 M), seorang cendekiawan Andalusia, dikenal sebagai salah satu pemikir paling produktif dan brilian dalam sejarah intelektual Islam. Karya-karyanya mencakup…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds