PerspektifTajdida

Muhammadiyah dan Indonesia Berkemajuan

4 Mins read

Membahas Muhammadiyah dan Indonesia berkemajuan tidak bisa dilepaskan dari sejarah. Jika melihat dari awal pergerakannya, Muhammadiyah merupakan organisasi yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Dimana kita ingat ketika KH. Ahmad Dahlan meluruskan arah kiblat bangsa dengan sebuah alat navigasi yang bernama kompas. Sehingga umat Islam Indonesia menghadap tepat ke arah kiblatnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwasannya gerakan Muhammadiyah adalah gerakan berkemajuan.

Bukankah ini karena pendidikan yang diperoleh oleh KH. Ahmad Dahlan? Dari ilmu yang beliau peroleh itu, masyarakat mendapat pencerahan tentang menentukan arah kiblat dengan alat navigasi tersebut.

Pergerakan KH. Ahmad Dahlan juga dimulai dari bidang pendidikan, dimana beliau mendirikan madrasah yang hingga kini masih turut serta mencerdaskan anak bangsa. Kemudian, ketika mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah juga dengan dasar pendidikan. Dengan mengajak untuk tidak hanya membaca dan menghafal Al-Quran saja, namun Kiai Dahlan juga mengajak kita untuk mempraktikan apa yang ada dalam kandungan ayat-ayat Al-Quran.

Maka, Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang berpendidikan dan turut serta membangun pendidikan bangsa sejak sebelum merdeka. Namun, apakah pendidikan Muhammadiyah sudah merdeka?

Muhammadiyah: Organisasi yang Merdeka

Sebagai organisasi yang mandiri, Muhammadiyah sudah dikenal memiliki berbagai macam sarana pendidikan yang hampir ada di seluruh penjuru nusantara, bahkan sampai luar negeri. Kata merdeka sendiri memiliki arti bebas dari hambatan, penjajahan, ataupun intimidasi. Sangat tepat jika dilihat dari banyaknya AUM (Amal Usaha Muhammadiyah), Muhammadiyah merupakan organisasi yang merdeka. Salah satunya dibidang pendidikan, banyak kampus ataupun sekolah tinggi milik organisasi yang sudah berusia 111 tahun Hijriyah ini.

Pendidikan di Muhammadiyah juga ‘merdeka’, dimana Muhammadiyah mampu mengatasi segala macam persoalan masalah pendidikan yang dibawah naungannya. Semisal, ada siswa yang sekolah di Muhammadiyah mengalami permasalahan dalam urusan biaya, Muhammadiyah mampu membantu dan memberikan solusi atas masalah tersebut.

Baca Juga  Pengarusutamaan Fikih Peradaban: Trajektori dan Signifikansi

Terlepas dari sekolah favorit ataupun hanya sekolah di lingkungan pedesaan, Muhammadiyah hadir mengatasi hal ini. Itu tadi salah satu contoh peran Muhammadiyah dalam memberikan kemerdekaan di bidang pendidikan bagi siapapun yang bersekolah ditempatnya. Hal tersebut juga pernah dialami oleh Dahnil Anzar Simanjuntak dan dituliskannya di laman facebook miliknya.

Dahnil Anzar mungkin satu dari sekian banyak orang yang mendapatkan kemerdekaan belajar dari Muhammadiyah. Dengan ciri khasnya, Muhammadiyah memberikan ta’awun kepada negeri, sudah pasti dilakukan dengan tulus tanpa ada niat ingin mendapatkan imbalan.

Lagi pula, taksiran aset Muhammadiyah ada pada kisaran Rp. 320 triliun. Budi Hartono, orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2020 asetnya berada pada kisaran Rp 217,6 triliun (Kompas). Memang, mungkin tidak apple to apple jika membandingkan orang dengan organisasi. Namun, Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menyebut Muhammadiyah adalah organisasi terkaya di dunia (Republika).

Jadi, Muhammadiyah salah satunya dalam hal pendidikan, dapat berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) tanpa harus ‘mengemis’ atau mengharap bantuan. Semuanya disokong dengan suka rela oleh para warga Muhammadiyah dengan semangat perjuangan dan semangat memberi dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Semangat tersebut haruslah dirawat agar Muhammadiyah sebagai gerakan berkemajuan tidak hanya slogan belaka.

Peran Muhammadiyah dalam Kemerdekaan

Disisi lain, Muhammadiyah juga dapat mengelola amal usahanya dibidang kesehatan, sosial, dan juga agama. Banyak sekali Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah berdiri diberbagai daerah. Belum lagi klinik dan balai pengobatan yang semuanya didanai oleh Persyarikatan serta menjadi hak milik Muhammadiyah. Ini merupakan bukti bahwa Muhammadiyah menjadi organisasi yang merdeka, mampu mengelola amal usaha serta mengkoordinir warganya dengan baik.

Baca Juga  Rosyad Sholeh, Pendiri IMM Sang Organisator Muhammadiyah Tulen

Seperti di rumah sakitnya, sering sekali kita jumpai masyarakat yang bukan hanya warga Muhammadiyah dapat berobat dengan tanpa dipungut biaya. Belum lagi aksi sosial dari Persyarikatan ini yang banyak membantu masyarakat kurang mampu, sehingga Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang mengimplementasikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Secara sikap, Muhammadiyah juga memiliki kemerdekaan dalam menentukan langkahnya, serta tanpa terpengaruh oleh pihak manapun sedari dulu. Peran Muhammadiyah dalam kebangsaan tidak dapat diragukan lagi, banyak sekali tokoh-tokoh Muhammadiyah yang menjadi Pahlawan Nasional bahkan sebagai pelopor kebangkitan bangsa hingga menuju kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Di antaranya Ir. Soekarno, bapak proklamator yang juga menjadi presiden pertama RI yang merupakan anggota Muhammadiyah, dan istrinya, Fatmawati, perempuan aktivis Nasyiatul ‘Aisyiyah. Selain itu, ada Jenderal Sudirman, Ki Bagus Hadikusumo, Raden Kasman Singodimedjo, Teuku Hassan, KH. Abdul Kahar Mudzakir, Ir. Juanda, KH. Mas Mansoer, Hadji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA),

Adapun Nani Wartabone, Gatot Mangkupraja, A.R. Baswedan, Ny. Raden Nganten Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpuspito, dan yang pasti pendiri Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, yakni KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah. Merekalah tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting dalam kemajuan Indonesia. 

Muhammadiyah dan Indonesia Berkemajuan

Jadi bukan hanya AUM saja yang membantu terwujudnya Indonesia maju. Melainkan, sedari zaman perjuangan kemerdekaan tokoh-tokoh Muhammadiyah ikut dan memiliki peran penting dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa. Oleh karena itu, Muhammadiyah tidak hanya menjadi organisasi yang berdakwah dan mendakwahkan ajaran Islam saja. Akan tetapi sejarah bangsa Indonesia, sejarah Pancasila, adalah sejarah Muhammadiyah.

Muhammadiyah selalu memberikan apa yang ia punya kepada negeri, serta menjadi pelopor kemerdekaan serta kemajuan bangsa sejak dulu kala dan turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca Juga  Muhammadiyah: Semangat Pembaharuan untuk Kebangsaan dan Kemanusiaan

Persyarikatan yang lahir di Kauman pada 18 November 1912 ini tidak hanya hadir dan memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia saja. Kini Muhammadiyah juga hadir diberbagai belahan dunia dengan berdirinya PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di beberapa negara.

Muhammadiyah juga membangun sekolah serta kampus di luar negeri, ini merupakan bukti nyata Muhammadiyah sebagai organisasi yang merdeka. Muhammadiyah mampu menjadi suluh peradaban bangsa Indonesia, menjadi organisasi yang turut serta membawa kemajuan negeri dan menjaga nilai-nilai kebangsaan. Dakwah Islam yang dibawa Muhammadiyah mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini membuktikan sekali lagi bahwa Muhammadiyah merupakan persyarikatan yang memiliki kemerdekaan.

Usia Muhammadiyah yang 32 tahun lebih tua dari usia Indonesia, membuat Muhammadiyah selalu ingin memberikan yang terbaik bagi negeri. Sehingga Indonesia menjadi negara yang benar-benar merdeka, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari koruptor, merdeka dari ketidakadilan, serta merdeka dari pandemi Covid-19 yang masih melanda bumi pertiwi. Semoga Muhammadiyah selalu istiqomah menjadi gerakan Islam yang berkemajuan dan membawa serta terus membangun bangsa agar Indonesia menjadi negara yang berkemajuan.

Dirgahayu Indonesia! 

Editor: Nirwansyah/Nabhan

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *