Beberapa waktu yang lalu negara Unit Emirat Arab (UEA) membuat kecewa banyak umat Islam. Kekecewaan tersebut terjadi karena negara Unit Emirat Arab (UEA), untuk pertama kalinya dalam sejarah menyatakan damai dengan negara Israel. Hal tersebut menuai banyak kecaman dan kekecewaan dari berbagai kelompok umat Islam.
Keputusan berdamai dengan negara Israel yang dilakukan oleh Uni Emirat Arab (UEA), dinilai oleh banyak orang sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan dan hak-hak rakyat Palestina. Karena keputusan berdamai tersebut, banyak orang Islam yang menjadi benci kepada negara Unit Emirat Arab (UEA).
Namun apabila kita lihat dengan lebih saksama, Uni Emirat Arab (UEA) bukanlah satu-satunya negara mayoritas Islam di Timur Tengah, yang menjalin hubungan dengan negara Israel. Negara Turki sudah menjalin hubungan dengan negara Israel sejak tahun 1949. Lebih dari itu, Turki juga menjadi negara mayoritas muslim pertama yang mengakui negara Israel.
Meskipun begitu, negara Turki tetap menjadi idola bagai mayoritas umat Islam, termasuk di Indonesia. Tidak sedikit juga orang Islam yang selalu menyanjung dan memuji negara Turki. Hal tersebut memang agak aneh, kenapa negara Turki tetap disanjung meskipun memilik hubungan diplomatik dengan negara Israel?
Menurut saya pribadi, ada dua utama alasan kenapa negara Turki tetap disanjung meskipun mengakui dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Tidak Tahu Hubungan Diplomatik Kedua Negara
Mungkin banyak orang Islam khususnya umat Islam Indonesia yang tidak tahu, kalau negara Turki mengakaui dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel. Hal tersebut kemungkinan besar memang terjadi. Sehingga memunculkan penilaian subjektif yang positif terhadap negara Turki. Penilaian subjektif bisa menimbulkan kesalahan persepsi dalam menilai dan meyikapi suatu hal.
Contonya seperti penilaian terhadap negara Turki, orang-orang hanya mengetahui negara Turki dari sisi positifnya saja. Sehingga negara Turki tetap disanjung meskipun mengakui dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel. Sanjungan yang diberikan kepada negara Turki tersebut sebenarnya hanya berdasarkan pada penilaian subjektif, tanpa melihat sisi-sisi negatif yang ada pada negara Turki.
Hal tersebut terjadi karena kurangnya literasi dan pemahaman terhadap negara Turki secara keseluruhan. Sehingga orang-orang tidak tahu sisi negatif yang ada pada negara Turki. Contohnya seperti negara Turki mengakui dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Wibawa Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan bisa dibilang merupakan sosok pemimpin yang sangat berwibawa. Beliau juga sangat dicintai oleh rakyatnya. Hal tersebut terbukti dengan terpilihnya beliau sebagai presiden Turki sebanyak dua kali. Tidak hanya rakyat Turki, presiden Erdogan juga sangat dicintai, diidolakan, dan dikagumi oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk umat Islam Indonesia.
Beliau merupakan faktor utama disanjungnya negara Turki oleh umat Islam di seluruh dunia. Perkataan ketika pidato, dan kebijakan yang diambil oleh presiden Erdogan sering menjadi sorotan umat Islam. Contohnya seperti mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid kembali. Kebijakan tersebut menuai banyak sekali pujian dari umat Islam di seluruh dunia.
Bahkan lebih dari itu, beliau juga dijadikan sebagai contoh pemimpin muslim yang baik dan benar. Sikap beliau oleh mayoritas umat Islam selalu dianggap menunjukan dukungan dan keberpihakan kepada umat Islam. Maka tidak heran jika banyak umat Islam yang menyanjung negara Turki dibawah kepemimpinan presiden Erdogan.
Negara Turki paling banyak mendapatkan sanjungan dari umat Islam di seluruh dunia ketika di bawah kepemimpinan presiden Erdogan.
Itulah beberapa alasan kenapa negara Turki tetap disanjung meskipun menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel. Berbeda dengan negara Uni Emirat Arab (UEA), negara tersebut mendapat banyak celaan karena untuk pertama kalinya dalam sejarah memilih berdamai dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Padahal negara Turki sudah menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel sejak tahun 1949. Bahkan negara Turki juga merupakan negara mayoritas muslim pertama yang memperluas pengakuan diplomatik ke negara Israel. Jadi kebijakan damai negara UEA dengan Israel, adalah kebijakan yang telah diambil Turki pada 71 tahun yang lalu.
Sebenarnya tidak masalah apabila kita menyanjung dan mengidolakan suatu negara. Namun, penilaian yang kita berikan kepada negara tersebut harus bersifat objektif. Artinya menilai dengan melihat dan mempertimbangkan semua sisi, baik sisi negatif maupun sisi positif.
Editor: Dhima Wahyu Sejati