Perspektif

Biden dan Harris, Duet Maut Harapan Amerika

3 Mins read

Joe Biden dan Kamala Harris merupakan presiden dan wakil presiden terpilih setelah mengalahkan Donald Trump dalam pertarungannya di pilpres Ameika Serikat. Dan banyak dibicarakan bahwa Biden dan Harris mampu memberikan pengaruh besar terhadap Amerika dan dunia. Di sini, penulis akan memberikan informasi sedikit mengenai rekam jejak dari Joe Biden dan Kamala Harris.

Joe Biden

Biden memang tercatat sebagai kandidat Demokrat yang paling berpengalaman di pentas politik Negeri Paman Sam. Buktinya, ia juga merupakan seorang senator selama enam periode. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga sudah menikmati popularitas yang tinggi di kalangan Demokrat.

Biden juga disebut memiliki daya tarik terkuat dari kandidat capres Demokrat di seluruh Midwest, di mana dalam beberapa tahun terakhir banyak pemilih berpendapatan rendah telah meninggalkan partai demi mendukung Trump. Belakangan, Biden dihadapkan pada isu pelecehan perempuan. Dia dituduh menyentuh secara tidak pantas sejumlah perempuan. Terkait hal ini, Biden telah meminta maaf.

Jauh sebelum pengumuman dirinya mengikuti pertarungan di Pilpres AS 2020, Biden yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden dari Barack Obama, secara konsisten memimpin setiap jajak pendapat primer nasional Demokrat. Misalnya saja jajak pendapat RealClearPolitics yang menempatkan Biden sebagai favorit dengan dukungan 29,3 persen, diikuti oleh Senator Independen, Bernie Sanders dengan 23 persen.

Dalam pertarungan meraih kursi eksekutif di AS, Biden pertama kali mencalonkan diri dalam Pilpres AS pada tahun 1988. Namun, ia memutuskan untuk mundur setelah mengakui bahwa ia telah menjiplak pidato Neil Kinnock, pemimpin Partai Buruh di Inggris pada saat itu.

Perjalanan politik Biden pun terus berlanjut. Setelah itu, ia coba membangun lagi karier politiknya di Senat, hingga akhirnya menjadi ketua komite kehakiman dan hubungan luar negeri.

Baca Juga  Muhammadiyah, Pilpres 2024, dan Interpretasi Paul Ricoeur

Pada 2008, ia memutuskan untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Namun, akhirnya gagal lantaran tak mendapatkan dukungan politik yang dibutuhkan.

Pada 22 Agustus 2008, Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya memilih Biden sebagai pasangan atau calon wakil presidennya dalam pemilihan presiden 2008.

Selain sempat menjabat sebagai wakil presiden di era Barack Obama selama dua periode, Biden juga pernah menjabat sebagai senator selama enam masa jabatan. Biden sempat disebut akan maju lagi pada 2016, tetapi batal terlaksana setelah kematian putranya, Beau, akibat tumor otak.

Kamala Harris

Harris adalah senator California dari Partai Demokrat yang lahir di Oakland, California pada tanggal 20 Oktober 1964. Kedua orang tuanya adalah imigran. Sang ayah kelahiran Jamaika, sementara sang ibu kelahiran India. Harris diangkat sebagai calon wakil presiden Biden pada bulan Agustus. Dia membawa karier yang luas dalam pelayanan publik untuk peran tersebut.

Dia menjabat sebagai senator junior California selama hampir empat tahun, dan duduk di komite Kehakiman dan Intelijen. Selama berada di Senat, dia dikenal karena pertanyaan tajamnya tentang calon dan pejabat administrasi Trump, termasuk Hakim Agung Brett Kavanaugh dan mantan Jaksa Agung Jeff Sessions. Kebijakan yang dipimpin Harris sebagai senator telah mencakup LIFT Act, yang memberikan pembayaran tunai bulanan kepada banyak rumah tangga kelas menengah, dan Justice in Policing Act, RUU reformasi kepolisian yang membatasi perlindungan hukum yang saat ini dilakukan oleh petugas penegak hukum

Harris mengambil sikap yang lebih moderat dalam berbagai masalah, termasuk perawatan kesehatan. Meskipun dia dianggap liberal dibandingkan sebagian besar anggota Senat. Salah satu proposal kampanye pertamanya berfokus pada peningkatan gaji guru. Sementara yang lain berupaya melarang negara bagian menerapkan undang-undang aborsi yang membatasi.

Baca Juga  Orang Indonesia itu Gampang-Gampang Susah

Dia juga blak-blakan tentang reformasi imigrasi dan mengusulkan tindakan eksekutif yang dapat menetapkan jalan menuju kewarganegaraan bagi DREAMers, atau imigran tidak berdokumen yang datang ke AS saat masih anak-anak. Sebagai putri imigran Jamaika dan India, keduanya adalah aktivis hak sipil. Harris mengatakan bahwa memerangi disparitas rasial telah menjadi fokus utama dalam kariernya.

Dia lulus dari Howard University pada 1986 dan University of California’s Hastings Law School pada 1989, dan sangat fokus pada apa yang dia gambarkan sebagai reformasi sistem peradilan pidana dari dalam. Sebelum menjadi senator, Harris menjabat selama enam tahun sebagai jaksa agung California dan dua periode sebagai jaksa wilayah San Francisco.

Duet Maut

Dari paparan di atas, kita ketahui bahwa kedua sosok tersebut dapat dikatakan kebagai duet maut yang mampu menjadi harapan warga Amerika untuk mengembalikan kestabilan yang ada di Amerika. Serta menjadi angin segar untuk warga Amerika yang khususnya berkulit hitam. Mengingat Kamala Harris selaku wakil presiden merupakan wakil presiden pertama yang berkulit hitam, serta lahir dari keturunan Asia. Joe Biden dengan segala pengalamannya selama dua periode menjadi wakil presiden dari Barack Obama, sangat besar harapannya untuk meneruskan perjuangan dalam masalah kemanusiaan serta kesetaraan dan juga toleransi dalam beragama.

Editor: Lely N

Avatar
4 posts

About author
PD IPM KOMAL
Articles
Related posts
Perspektif

Tunisia dan Indonesia: Jauh Secara Jarak tapi Dekat Secara Kebudayaan

2 Mins read
“Tunisia dan Indonesia Jauh secara Jarak tetapi dekat secara Kebudayaan”, tetapi sebaliknya “Tunisia dan Eropa itu jaraknya dekat, tapi jauh secara Kebudayaan”…
Perspektif

Gelombang Protes dari Dunia Kampus Menguat, Akankah Terjadi 'American Spring'?

4 Mins read
Pada tahun 2010-2011 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara Arab. Protes tersebut menuntut pemerintahan segera diganti karena dianggap tidak lagi ‘pro-rakyat’. Protes…
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *