IBTimes.ID-Ahad, 15 November 2020 lalu, PCI Muhammadiyah Jerman raya mengadakan webinar online yang membahas khusus mengenai seluk beluk kehalalan produk di pasar Eropa. Latar belakang diadakannya webinar produk halal ini ialah untuk memberi kesadaran muslim Indonesia diaspora di Eropa dalam memilah dan memilih produk yang sesuai dengan tuntunan Islam, baik itu produk makanan, minuman, zat aditif, hingga kosmetik. Selain itu, webinar ini diadakan dengan maksud pula untuk memberi informasi yang akurat mengenai status halal produk-produk di Eropa.
Bertindak sebagai narasumber ialah Mbak Yosi Ayu Aulia, M.Sc., yang bekerja sebagai Technical Halal Auditor di Total Quality Halal Correct Certification BV, Belanda.
Peserta webinar selama dua jam dibawa mendalami seluk-beluk jalannya proses sertifikasi halal di Eropa, wa bil khusus di Belanda. Mbak Yosi menekankan bahwa proses sertifikasi dibutuhkan untuk assurance dan sistem kontrol terhadap beberapa sisi kritis dalam memilah produk yang aman jika tidak terdapat label halal.
Tiga Langkah Memilah dan Memilih Produk yang Tidak Berlabel Halal
Dalam memilih dan memilah produk yang tidak berlabel halal, maka konsumen muslim ditekankan untuk melakukan tiga langkah penting berikut. Pertama, dapat mengenali kode bahan makanan.
Kedua, jika tidak yakin mengenai informasi kandungan zat yang terdapat di dalam sebuah produk, maka konsumen muslim disarankan untuk menghubungi customer service produsen yang bersangkutan untuk menanyakan perihal kandungan zat. Cara ini merupakan bentuk izzah atau semangat kaum muslim sebagai konsumen untuk menanyakan kehalalan atau sumber zat yang ada di dalam produk-produk konsumen semisal, makanan, minuman, dan kosmetik.
Dan yang terakhir ialah menyebarluaskan informasi yang sudah diperoleh ke komunitas muslim. Kegiatan ini bertujuan mulia yakni demi menyelamatkan saudara-saudara konsumen muslim kita. Beritahu saudara muslim lainnya dengan info yang valid dan hindari menyebarkan hoax.
Mbak Yosi yang juga merupakan cicit dari Kyai Sudjak yang ialah murid langsung KHA Dahlan ini, juga membahas soal zat zat addictive di makanan, alkohol di minuman dan sebagainya yang banyak mengundang banyak pertanyaan di tengah kalangan muslim Indonesia di Eropa. Beliau menjelaskan secara sangat detil mengenai proses-proses pembuatan zat addictive, fermentasi, pembuatan alkohol dan khamr dan mana saja yang harus dihindari oleh komunitas muslim.
Patut kita syukuri bahwa antusiasme peserta terhadap literasi halal produk konsumen di Eropa sangat besar. Webinar halal ini dibanjiri banyak sekali pertanyaan dari para peserta via ZOOM maupun Youtube Channel PCIM Jerman Raya sehingga hingga akhir acara, banyak tersisa pertanyaan yang belum sempat didiskusikan. Terlihat bahwa webinar sedikit banyak menjadi wadah untuk berkonsultasi mengenai identifikasi kehalalan sebuah produk.
Patut untuk direnungi mengenai seberapa besar kebutuhan produsen Eropa untuk memproduksi produk halal serta seberapa besar database produk halal dari informasi yang didapatkan oleh komunitas muslim (indonesia) di Jerman atau Eropa.
***
Kedepannya, mengingat semakin banyaknya jumlah muslim di Eropa, sangat terasa sekali adanya kebutuhan untuk mengenali status kehalalan sebuah produk. Di samping itu, mengingat bahwa Indonesia dengan MUI-nya sudah lebih jauh berpengalaman untuk sertifikasi dan audit halal, maka bisa jadi standar sertifikasi dan audit standar Indonesia dapat diimplementasikan di Eropa.
Acara ini dihadiri oleh 100 peserta via ZOOM dan 80-an peserta via Youtube Streaming PCI Muhammadiyah Jerman Raya. Rekaman dapat pula disaksikan di Youtube Channel PCI Muhammadiyah Jerman raya.
Webinar Literasi Halal Konsumen Eropa ini terselenggara berkat kerjasama erat antara Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya dengan PM3 Indonesia-München, Masjid Indonesia Frankfurt, Muslim Ruhr, Bremen Halal Food Bazaar, Keluarga Islam Aachen, IWKZ Berlin, Pengajian Münsterland-Osnabrück, Muslim Indonesia Eindhoven, Keluarga Muslim Hannover dan Indo Muslim Bonn.
Editor: Yahya FR