Perspektif

Pandangan Nietzsche dan Ibnu Sina Tentang Kehadiran Tuhan

2 Mins read

Sudut pandang terhadap kehidupan juga akan sangat terpengaruh sesuai dengan berkembangnya zaman, begitu juga dengan cara pandangan teolog. Mereka lebih cenderung mempertahankan pemikiran-pemikiran yang mengarah kepada Tuhan, bagaimana mungkin manusia menciptakan peradaban dengan sehebat ini selain dari kuasa Tuhan?

Manusia memhami ilmu dengan akal budi, sedangkan mustahil memahami Tuhan dengan cara yang rasional meskipun memahami ciptaan-Nya juga membutuhkan rasional. Semakin maju ilmu pengetahuna dan teknologi, semakin hilang kesadaran manusia akan penciptanya. Seperti pemikiran barat yang sangat kontroversi yaitu Friedrich Nietzsche, ia sampai mengatakan Tuhan telah mati.

Friedrich Nietzsche, Tuhan Telah Mati

Salah satu pemikir Barat yang banyak mempengaruhi abad ke 20 adalah Friedrich Nietzsche, dalam pemikirannya yang menyatakan bahwa Tuhan telah mati. Pikiran semacam ini di kembangkan oleh Nietzsche karena ia berfikir manusia sudah mampu menguasai dirinya sendiri.

Menurutnya para pemikir yang menolak suatu nilai absolut di luar dirinya, pada akhirnya masih mencari ‘tuhan’ (dengan t kecil) yang dapat menjamin kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan, ‘tuhan’ yang baru ini misalnya idea, kesadaran, rasio,kepastian, kebudayaan, dan lain sebagainya.

Pemikiran semacam ini yang membuat sebagian manusia terpengaruh. Secara tidak langsung sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, pemikiran Nietzsche inilah yang lebih membawa doktrin tentang ketiadaan Tuhan.

Masuk di era sekarang, banyak sekali ilmu-ilmu dan teknologi khususnya dari Barat yang sangat hebat. Teknologi membantu pasangan yang susah memiliki keturunan bisa melakukan program bayi tabung yang sekarang sudah ada di Indonesia. Teknologi Lasik atau Femtolasik berfungsi untuk menyembuhkan mata minus, dan masih banyak lagi teknologi hebat lainnya.

Bahkan teknologi yang ada di negara adidaya, sebut saja Amerika mampu menciptakan stimulan baru bagi dunia sains yaitu menghidupkan kembali hewan yang telah mati. Meskipun uji coba ini belum berhasil, kalaupun berhasil bisa kemungkinan hidup hanya beberapa menit saja.

Baca Juga  Belajar Menjadi Warga Negara dari Syekh Ali Jaber

Menurut agama itu merupakan semacam ilmu yang melawan kuasa Tuhan. Jadi semakin majunya peradaban manusia semakin terlihat bahwa sedikit demi sedikit manusia mulai ikut campur atas kuasa-Nya. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan merasa mampu atas segalanya yang membuat mereka lalai atas kuasa Tuhan.

Ibnu Sina

Disamping doktrin dari Barat yang sangat kuat, teologi Islam juga masih mempertahankan kehaduran Tuhan. Seperti tokoh filsuf dan ilmu kalam yang satu ini, Ibnu Sina. Pemikirannya tentang ilmu kalam dan intelektualnya sama-sama hebatnya. Julukannya adalah sebagai “Pangeran dan Sheikh dari orang-orang terpelajar”. Faktor yang membuat Ibnu Sina lancar menyerap banyak ilmu salah satunya yaitu ia percaya makna ketenangan dalam hidup pada jalan Allah,

Kepercayaan dan ketaatannya kepada Allah yang membuat ia menguasai segala ilmu-ilmu yang tidak lain adalah ilmu Allah. Pengetahuannya yang luar biasa dibidang intelektual tidak membuatnya lupa akan kuasa dan kebesaran Allah Swt, ilmunya tidak melampaui Allah. Munurutnya Tuhan masih ada dan terlibat dalam kehidupan. Dari teologi Ibnu Sina ini dapat di jadikan suatu pedoman untuk muslim, manusia tetap makhluk-Nya yang tidak bisa melampaui kuasa-Nya.

Editor: Dhima Wahyu Sejati

Nor Ismiyah
1 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds