IBTimes.ID – Israel kembali bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat Palestina. Kesewenang-wenangan Israel menyebabkan terjadinya bentrokan berdarah di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem pada hari Jumat malam waktu setempat (7/5).
Polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah para warga Palestina yang bermodalkan batu. Setidaknya 205 warga Palestina dan 17 aparat keamanan Israel luka-luka akibat bentrokan tersebut, sebagaimana diberitakan media internasional dan nasional.
Pada hari Sabtu, (8/5) setidaknya 90 warga Palestina kembali terluka akibat tindakan polisi Israel. Hal ini terjadi ketika mereka sedang melakukan aksi unjuk rasa atas rakyat Palestina yang diusir dari tanah mereka sendiri. Tanah mereka diklaim oleh para pemukim Yahudi Israel.
Dilansir dari Aljazera, ketegangan di Tepi Barat dan Gaza meningkat sepanjang bulan Ramadhan. Insiden berdarah tersebut terkait dengan ancaman terhadap rakyat Palestina yang akan diusir dari wilayah mereka.
Berkaitan dengan tragedi kekerasan yang dilakukan Israel tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan kecaman dan keprihatinan yang sangat mendalam. Lebih-lebih kejadian tersebut terjadi di akhir bulan Ramadhan ketika warga muslim Palestina tengah menunaikan puasa dan ibadah.
Sejak berdirinya negara Israel di kawasan Yerusalem sebagai wilayah Palestina dan negeri tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi, jazirah ini tidak pernah sepi dari prahara perang, kekerasan, dan konflik berkepanjangan. Kini Israel dengan ambisi politik ekspansionisnya yang berkepanjangan terus ingin memperluas kawasan kekuasaannya. Hal ini menjadi sumber berbagai masalah di wilayah Palestina.
“Karena itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan semua negara di dunia internasional yang cinta kemerdekaan abadi hendaknya bertindak tegas terhadap segala bentuk kesewenang-wenangan Israel, serta tidak boleh melindunginya. Hentikan segala bentuk kekerasan, kekejaaman, dan tindakan pengusiran terhadap bangsa Palestina,” tegas Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah, Minggu, (9/5).
Haedar juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang merdeka serta menjunjung tinggi perdamaian dan ketertiban dunia, diharapkan konsisten dalam membela Palestina, dan mengutuk segala bentuk kesewenang-wenangan yang dilakukan Israel atau negara manapun terhadap rakyat Palestina.
“Kami Muhammadiyah dan rakyat Indonesia senantiasa terus membela dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Demi tegaknya kedaulatan negara Palestina yang bebas dari segala bentuk kesewenang-wenangan Israel,” imbuh Haedar.
Guru Besar UMY tersebut mengatakan bahwa di era dunia modern saat ini semestinya tidak ada lagi pihak yang bertindak sewenang-wenang terhadap pihak lain atas nama apapun. Apalagi terhadap bangsa dan negara yang sah, yaitu Palestina.
Menurutnya, praktik penjajahan dan penindasan sudah harus dikubur dalam-dalam. Terutama di era dunia modern yang menjunjung tinggi kemerdekaan, kebebesan, dan hak dasar manusia untuk hidup di bumi ciptaan Tuhan.
“Dunia modern semestinya menciptakan kemerdekaan dan perdamaian abadi untuk semua bangsa di muka bumi demi terciptanya peradaban umat manusia yang hidup bersama secara bermartabat dan berdaulat,” tutup Haedar sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.
Reporter: Yusuf