Perspektif

Beberapa Fakta Ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an

3 Mins read

Fakta Ilmiah Al-Qur’an

Fakta ilmiah dalam Al-Qur’an telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap nabi atau rasul yang diutus oleh Allah Swt kepada manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat.

Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat manusia, melainkan kelebihan yang Allah Swt berikan untuk meneguhkan kedudukan para nabi dan rasul juga untuk mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia beriman kepada Allah Swt dan tidak mempersekutukannya (tauhid).

Namun, mukjizat setiap nabi dan rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah mukjizat Nabi Muhammad Saw?

Para ulama sependapat, bahwa di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw yang paling besar adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci yang turun untuk menyempurnakan kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Al-Qur’an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Islam, tapi juga seluruh umat manusia.

Meski Al-Qur’an diturunkan 14 abad yang lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang terbukti kebenarnya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah eksperimen penelitiah ilmiah.

Beberapa Fakta Ilmiah dalam Al-Qur’an

Berikut beberapa fakta ilmiah Al-Qur’an yang dihimpun dari berbagai sumber. Di mana,  berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an.

Fakta tentang Besi

Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki benyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Baca Juga  Cara Al-Qur’an Turun dan Penjagaannya

لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنٰتِ وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَرُسُلَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌࣖ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakana besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka pergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

Dalam ayat ini, kata “Anzalnaa” memiliki arti “Kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara harfiah yakni “Secara bendawi diturunkan dari langit.”

Maka, diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat tersebut. Partikel besi tidak berasal dari bumi, melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.

Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya pada Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 81:

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّمَّا خَلَقَ ظِلٰلًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْجِبَالِ اَكْنَانًا وَّجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيْلَ تَقِيْكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيْلَ تَقِيْكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُوْنَ

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-nya).”

Fakta Penciptaan Berpasang-Pasangan

Pada surat Yasin ayat 36 menjelaskan bahwasannya Allah Swt menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan.

Baca Juga  Musibah Covid-19 Merajalela Jangan Bakhil

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya:“Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”

Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat oleh mata.

Seorang ilmuwan dari Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan ‘Parite. Beliau memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya tersebut.

Fakta tentang Garis Edar Tata Surya

Matahari, planet, satelit, dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya masing-masing. Pada Al-Qur’an Surah Yasiin ayat 38, menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya.

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Artinya: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.”

Pengamatan Astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu per jam kearah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar apex.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.

Fakta tentang Gunung

Gunung tidak hanya memperindah pandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari guncangan. Gunung muncul karena tumbukan lempengan-lempengan yang lemah melipat keatas membentuk dataran tinggi dan gunung.

Al-Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa surah, salah satunya pada surah Al-Anbiya ayat 31. Gunung diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu:

Baca Juga  Nabi Ayub, Cerita Konspirasi, dan Kita

وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ

Artinya: “Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”

Fakta tentang Lautan yang Gelap

Manusia tidak mampu menyelam laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul “Oceans” juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hampir tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun Al-Qur’an telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi tersebut ditemukan. Pada surah An-Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ

Artinya: “Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.”

Editor: Yahya FR

Shofia Anahdiah
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds