Report

Milad ke-104 Aisyiyah, Noorjannah Ajak Masyarakat Menebar Kebaikan

4 Mins read

IBTimes.ID – Milad Aisyiyah ke-104 jatuh pada hari ini, Rabu (19/5). Dalam rangka Milad tersebut, Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah mengajak masyarakat Indonesia untuk saling merawat persatuan.

Menurutnya, bangsa Indonesia yang majemuk dengan kekayaan alam yang berlimpah merupakan anugerah Allah yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab sesuai konstitusi. Merawat persatuan bagi semua komponen warga bangsa merupakan modal sosial dan budaya bangsa yang harus terus dilestarikan.

Ia menyebut bahwa dampak pandemi yang komlpeks dan berat bagi masyarakat perlu disangga bersama dengan jiwa kegotong royongan atau ta’awun sosial, merawat persatuan, dan menebar kebaikan bagi sesama tanpa diskriminasi dalam ikatan persaudaraan kemanusian yang melintasi.

“Sedangkan bagi masa depan bangsa, persatuan merupakan modal sosial dan keruhanian yang sangat penting. Persatuan harus kita jadikan energi positif dalam menyelesaikan baerbagai permasalahan dan memajukan kehidupan bangsa, karena bangsa ini tidak akan maju jika terpecah-belah dan yang dikedepankan kepentingan kelompok,” ujarnya dalam Pidato Milad ke-104.

Bagi umat Islam sebagai mayoritas, lebih khusus Aisyiyah-Muhammadiyah sebagai kekuatan Islam, masalah persatuan Indonesia merupakan agenda yang penting dan strategis untuk terus dirawat dan diperkuat. Islam mengajarkan persatuan seuruh umat manusia (QS Al-Hujarat: 13), sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

QS Al-Hujarat: 13

Sementara persatuan sesama umat Islam harus diikat oleh rasa seiman sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

QS Al-Hujarat: 10

Istri dari Prof. Haedar Nashir tersebut menyebut bahwa Islam yang berwawasan Wasathiyah-Berkemajuan yang membawa misi damai, toleransi, kebaikan, dan kemajuan harus terus disuarakan, disebarluaskan, dan dilaksanakan dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta. Karenanya diperlukan komitmen dan usaha berkesinambungan agar segenap pihak merekat persatuan untuk keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Baca Juga  Perempuan Kunci Kehidupan

Ia mengutip pidato bersejarah Ibu Hayinah dalam Kongres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta, yang menyatakan, “Persatuan merupakan alat untuk mencapai tujuan utama seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Jalan persatuan ditempuh melalui saling bergaul, berhubungan, memelihara persaudaraan, mendirikan perkumpulan, dan membicarakan hal ihwal yang perlu dilakukan bersama.”

Tokoh Aisyiyah yang berpikiran maju tersebut selanjutnya menyatakan, “Sudah tidak khilaf lagi bahwa damai, persatuan, itulah suatu perkara, perkara mana tentulah setiap manusia mengakui akan kebaikannya, karena persatuan ini adalah suatu alat yang dapat menghasilkan maksud yang besar, begitu pula menjadi sendi bagi manusia untuk mencari bahagia, sejahtera, kesenangan, dan kemakmuran.”

Maka, Noordjannah Djohantini mengusulkan kepada pemerintah agar Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah diangkat sebagai Pahlawan Nasional mengingat kiprah dan kontribusinya yang penting dalam Gerakan kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia.

Menebar Kebaikan

“Merekat persatuan seluruh komponen bangsa memerlukan jiwa, sikap dan tindakan yang tulus dengan usaha menebar kebaikan bagi sesama. Merawat persatuan dan menebar kebaikan pada masa pandemi harus menjadi agenda bagi semua komponen bangsa untuk membuktikan bahwa semangat taawun dalam beragama dan bergotongroyong dalam bermasyarakat-berbangsa benar-benar diaktualisasikan dalam kehidupan nyata,” imbuhnya.

Aisyiyah di semua tingkatan telah bergerak dengan semangat jihad melawan Covid-19 dengan jiwa Al Ma’un yang secara nyata menunjukkan gerakan ta’awun sosial, yang membawa kemanfaatan besar bagi masyarakat luas di masa pandemi tersebut. Semangat jihad kemanusiaan dari Aisyiyah-Muhammadiyah terpancar dan terwujud tanpa mengenal batas-batas agama, etnik, suku, ras, dan lainnya.

Menurutnya, ‘Aisyiyah bersama Muhammadiyah telah mengambil peran strategis dan bekerja keras menanggulangi pandemi covid-19 dengan berbagai kegiatan sebagai upaya penanganan langsung melalui Rumah Sakit Aisyiyah-Muhammadiyah, Klinik, dan kegiatan para relawan.

Baca Juga  Abdul Mu'ti: Pemerintah Jangan Melanggar Kebebasan Berkeyakinan

Noorjannah menyebut bahwa kegiatan menangani dampak pandemi yang telah dilakukan antara lain sosialisasi protokol kesehatan dan pendampingan kesehatan, sosialisasi panduan dan pendampingan ibadah, pendampingan pendidikan bagi keluarga, berbagi atau ta’awun kepada saudara kita yang terkena dampak, pemberdayaan ekonomi, pendampingan warga terdampak, dan kegitan lainnya secara meluas dan melintas batas.

Agenda Strategis

Kini yang diperlukan dalam menebar kebaikan yang dilakukan oleh Aisyiyah ialah penguatan dan perluasan aktivitas dalam wujud agenda strategis. Agenda menebar kebaikan menjadi pilihan strategis yang dilakukan melalui basis keluarga, masyarakat, kehidupan berbangsa, dan kemanusiaan universal.

“Keluarga sebagai unit sosial terkecil memiliki peranan penting dalam menyemaikan nilai-niali kebaikan dan mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Keluarga Sakinah sebagai orientasi kehidupan harus diaktualisasikan dalam relasi seluruh anggota keluarga dengan akhlak dan muasyaroh bil ma’ruf, taat menjalankan agama, mengembangkan semangat belajar dan berilmu, bekerja keras untuk kehidupan yang berkemajuan, serta menjadikan keluarga sebagai fungsi penyambung relasi sosial yang mencerahkan dengan lingkungan sekitar yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan,” ujar Noorjannah.

Perempuan kelahiran Jogja, 15 Agustus 1958 tersebut berkata bahwa menebar kebaikan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan diwujudkan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang relijius, toleran, moderat, damai, adil, bersatu, saling membantu, dan berkemajuan.

“Tidak terdapat kesenjangan, konflik, dan demoralisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berlandaskan agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa. Aisyiyah dapat terus berperan sebagai aktor perubahan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, berkeadaban, dan berkemajuan,” imbuhnya.

Menebar kebaikan dimasyarakat, lanjut Noorjannah, juga diwujudkan dalam berbagai bentuk saling membantu, gotong royong, ta’awun sosial, empati, simpati, dan membantu dalam berbagai musibah, memberi perlindungan kepada warga yang rentan termasuk perempuan dan anak -anak, dan berlaku adil.

Baca Juga  Introducing the Jargon of Progressive Women to the World, Muhammadiyah-'Aisyiyah Holds a Global Conference on Women's Rights in Islam

Ia dalam momen Milad ini mengajak seluruh warga masyarakat untuk melakukan penguatan ketahanan pangan melalui Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah dengan 5 juta warga menanam pangan. Di era pandemi ini gerakan tersebut sangat penting sebagai ikhtiar mengatasi dampak pandemi.

Selain itu, Aisyiyah juga menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati hak martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan umat manusia. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

“Menebar kebaikan dalam kehidupan bangsa termasuk membangun moralitas bangsa melalui sikap dan tindakan anti korupsi, mendorong terciptanya good governance, penegakkan hukum berkeadilan, relasi antarkomponen bangsa yang bersatu, tegaknya perdamaian dan toleransi, moderasi kehidupan berbangsa, dan mendinamisasi menuju kehidupan yang unggul berkemajuan,” imbuhnya.

Aisyiyah dalam menghadapi masalah bangsa, menebar kebaikan melalui usaha-usaha yang bersifat nyata antara lain melakukan pemberdayaan ekonomi, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pendidikan, dan penguatan perempuan dalam keterlibatan menggerakkan pembangunan di masyarakat dan kegiatan lainnya.

Reporter: Yusuf

Avatar
1447 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds