Perspektif

Percaya Teori Darwin, Tak Otomatis Menyalahi Firman Allah

3 Mins read

Jika mendengar kata Evolusi, apa yang pertama diingat? Pasti teori Darwin hihihi. Padahal banyak teori tentang evolusi selain teori Darwin. Misalnya seperti teori De Lamarck, Aristoteles hingga yang teranyar teori plasma nutfah yang dikemukakan oleh August Weismann.

Munculnya teori Darwin pada 24 September 1859 dalam buku The Origyn of Species-By Means Natural Selection membuat seantero dunia geger. Sangat kontroversial. Teorinya dikecam dan diperdebatkan di mana-mana, hingga sekarang. Tidak hanya dari kalangan para ilmuan, tapi juga dikalangan awam.

Pertanyaan Seputar Teori Darwin

Sebagai seseorang yang pernah belajar sedikit tentang Evolusi, saya sering mendapati pertanyaan perihal teori tersebut. Kebanyakan dari mereka tentu tidak menerimanya. Mereka bertanya “apakah manusia berasal dari kera atau tidak?” terlihat kerutan di dahi mereka, dengan tatapan mata yang tajam.

Saya tidak menjawab iya atau tidak, karena apapun jawaban yang diberikan, tidak akan diterima, dengan berbagai alasan mereka akan menentang teori Darwin. Banyak kesalahpahaman yang muncul. Banyak yang tidak mengerti apa yang ditulis Darwin dalam buku tersebut.

Penjelasan Singkat tentang Teori Darwin

Teori ini sebenarnya tidak secara gamblang mengatakan nenek moyang manusia adalah kera. Ia mengatakan bahwa hewan dan tumbuhan berasal dari suatu spesies yang sama. Spesies tersebut mengalami perubahan fisik seiring berjalannya waktu dikarenakan adanya seleksi alam.

Itulah evolusi, perubahan struktur tubuh mahluk hidup yang berlangsung secara perlahan dalam waktu yang sangat lama. Perihal dari apa asal manusia, Darwin tidak pernah mengatakan apa-apa. Yaah, tapi tetap saja banyak yang salah paham.

Percaya Teori Darwin, Tak Otomatis Menyalahi Ketetapan Allah

Mereka selalu berpikir, jika kita mempercayai apa yang dikatakan oleh Darwin, maka kita telah menyalahi ketetapan Allah SWT tentang teori penciptaan manusia. Tentu ketetapan Allah SWT tentang segala hal di bumi ini mutlak terjadi atau sesuai takdir.

Baca Juga  Lima Kelebihan Diaspora Indonesia

Saya sama sekali tidak memiliki maksud untuk menentang ketetapan Allah SWT, juga tidak membenarkan bahwa manusia berasal dari kera. Tapi hanya ingin memberi tahukan bahwa Al-Qur’an dan teori tidak dapat disamakan.

Teori membutuhkan pemikiran yang logis agar ia bisa diterima, sifatnya tidak tetap. Juga membutuhkan bukti-bukti akurat yang dapat mendukung kebenaran teori tersebut. Ia dapat berubah seiring perkembangan teknologi dan ditemukannya fakta-fakta baru Sedangkan Al-Qur’an sifatnya tetap.

Saya bahkan pernah mendapati pertanyaan “manakah manusia yang pertama kali ada, manusia Purba atau Nabi Adam as?” Al-Qur’an menceritakan kejadian manusia dan juga menceritakan bahwa sebelum Nabi Adam ada, sudah ada mahluk-mahluk lain tetapi tidak dijelaskan apa mahluk lain tersebut.

Boleh jadi mahluk lain itu adalah manusia Purba. Di dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian ada proses, hingga proses akhirnya dihembuskan ruh, maka jadilah manusia. Setau saya, Al-Qur’an tidak membahas tentang teori Darwin. Yang membahas hal tersebut adalah bidang ilmu.

Ilmu Pengetahuan Tak Bertentangan dengan Al-Qur’an

Jika ilmu bisa membuktikan teori Darwin, maka dia tidak bertentangan dengan Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an hanya berkata bahwa pembentukan manusia dari tanah dan akhirnya ditiupkan ruh. Jadi tolak lah dia atas nama ilmu atau terima ia atas nama ilmu.

Jangan libatkan Islam atau Al-Qur’an. Tidak wajar menolak teori ini atas nama Al-Qur’an. Ilmu dan Al-Qur’an memiliki ranah masing-masing. Darwin tidak sembarang dalam mengemukakan teori evolusi, namun berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap persamaan dan perbedaan struktur mahluk hidup. Perubahan tersebut muncul disebabkan oleh proses reproduksi dan seleksi.

Walaupun teori Darwin kontroversial, tapi sampai saat ini teori evolusi Darwin dipandang memiliki keunggulan dibandingkan dengan teori lainnya, karena Darwin berhasil memperlihatkan data-data empiris terjadinya proses evolusi.

Baca Juga  Islam Bukan Sebuah Masalah, Melainkan Solusi

Empat Poin Penting dari Teori Darwin

Teorinya sampai saat ini dijadikan landasan terpenting ilmu biologi, khususnya Evolusi. Setidaknya ada empat poin penting teori Darwin. Pertama, variasi populasi. Kedua, sifat yang diwarisi. Ketiga, Kompetisi. Keempat, survival of the fittest.

Jika dibaca lebih dalam lagi, ke empat poin penting tersebut sama sekali tidak membahas siapa nenek moyang manusia. Setiap spesies memiliki sifat yang ditentukan oleh pewaris. Sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua ke keturunannya menentukan karakteristik keturunannya.

Tingkat kelahiran yang tinggi dapat mengakibatkan persaingan di antara anggota spesies untuk sumber daya spesies yang terbatas yang tersedia. Perjuangan untuk sumber daya menentukan tingkat kematian dalam suatu spesies. Hanya individu yang masih hidup yang dapat berkembang biak dan mewariskan gen merekea ke generasi berikutnya.

Darwin meneliti tentang evolusi bukan karena ingin membuktikan bahwa Tuhan tidak ada. Dia berangkat dari keyakinan tidak ada tuhan dengan tujuan menjawab pertanyaan sesama ateis dari mana sih asal susul manusia?

Sesungguhnya alam semesta ini beserta isinya diciptakan oleh Tuhan saling berkaitan. Hebatnya Tuhan, kita memiliki komponen basa nitrogen yang sama tapi susunannya yang berbeda, itulah yang membuat ciri kita berbeda antara mahluk hidup yang satu dengan lainnya. Meskipun berbeda, ada sedikit kesamaan, sehingga kita memiliki hubungan kerabat antar mahluk hidup, bisa relative jauh atau dekat.

Editor: Yahya FR

Baiq Naili Dewi Atika
1 posts

About author
Dosen di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds