Perspektif

Ukraina dan Potret Perkembangan Islam di Dalamnya

3 Mins read

Ukraina bukanlah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Jumlah umat Islam di Ukraina hanya berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduk. Populasi umat Islam terbesar di Ukraina adalah kelompok Tatar Krimea yang tinggal di semenanjung Krimea.

Bangsa Tatar Krimea dan Sejarahnya

Nenek moyang bangsa Tatar berasal dari rumpun bangsa Turki. Sebelum diduduki oleh kekaisaran Turki, semenanjung Krimea di Ukraina merupakan komunitas yang merdeka di bawah pengaruh Kekaisaran Turki Utsmani. Pada 1774, setelah Perang Rusia-Turki di 1768 hingga 1774, kekaisaran Rusia dan Utsmaniyah setuju tidak mencampuri Khanate Krimea melalui Perjanjian Küçük Kaynarca. Tapi pada 1783, setelah meningkatnya penurunan Kekaisaran Ottoman, Kekaisaran Rusia menganeksasi Khanate Krimea

Kata “Krimea” berasal dari kata Tatar Krimea Qirim. Ini mencerminkan gagasan Tatar Krimea sebenarnya adalah konglomerat multi-etnis. Siapapun yang mengadopsi Islam di Krimea pada Abad Pertengahan seharusnya dan secara otomatis menjadi Tatar Krimea.

Krime memiliki sejarah multi-etnis yang panjang. Tatar Krimea merupakan kekuatan yang dominan antara pendirian “Khanate Krimea” Haci Giray pada 1441 dan penaklukan Rusia pada 1783. Keluarga Giray mengaku sebagai keturunan dari Jengiz Khan, tetapi membentuk kerajaan terpisah setelah Golden Horde mulai runtuh pada paruh kedua abad ke-14.

Sejarawan Rusia cenderung berargumen Tatar Krimea tidak memiliki “peradaban” mapan yang berfungsi selain menjadi pedagang budak yang ditumpangi kuda untuk Utsmani.

Kedaulatan Tatar Krimea

Klaim kenegaraan Tatar Krimea bertahan hingga 1783. Hal ini dapat dilacak dengan eksistensi istana Giray di Bakhchisaray, masjid Cuma Cami yang megah, dan madrasah di Zincirli Medresa. Khanate juga hidup lebih lama dari semua sisa-sisa Golden Horde lainnya, seperti Kazan dan Astrakhan yang ditaklukkan oleh Ivan IV masing-masing pada 1552 dan 1556. Kekuatan militer Khanate adalah tandingan dan seringkali merupakan ancaman serius bagi Moskow.

Baca Juga  Budaya Literasi dan Tantangan Zaman

Bangsa Tatar Krimea menduduki 83 persen populasi semenanjung Krimea ketika terjadi aneksasi Rusia terhadapnya pada tahun 1783. Setelah tahun tersebut, terjadi emigrasi berturut-turut, terutama pada saat terjadinya Perang Krimea pada 1850-an telah mengurangi populasi Tatar Krimea hingga menjadi 26 persen pada tahun 1921.

Pada Perang Dunia Pertama, Stalin dan Beria menuduh etnis Tatar Krimea bekerja sama dengan Jerman sehingga mereka dideportasi secara massal semalaman ke Asia Tengah pada 18 Mei 1944. Sekitar 188 ribu orang dideportasi secara paksa, hampir setengahnya meninggal dalam perjalanan atau segera setelahnya.

Kampanye protes yang terorganisir agar Tatar Krimea dapat kembali ke tanahnya telah dimulai sejak tahun 1960-an. Akan tetapi, baru terwujud ketika Uni Soviet runtuh pada awal 1990-an.

Ada juga teori sejarah yang mengatakan bahwa Tatar Krimea adalah keturunan Kipchaks atau Polovtsians yang mendominasi Eurasia selatan pada abad ke-9 sampai kekalahan mereka pada Bangsa Mongol pada tahun 1241.

Sejarah Masuknya Islam di Ukraina

Sejarah masuknya Islam di Ukraina dimulai semenjak mereka berinteraksi dengan para saudagar dan pedagang dari tanah arab dan negara-negara timur di selatan wilayah Ukraina. Hubungan antara mereka menjadi semakin akrab dan terjalin ikatan diplomatik. Menurut sejarah resmi, permukiman muslim pertama kali telah ada di kota Kiev sejak abad ke 18.

Pada abad-abad setelahnya, komunitas muslim di Ukraina terus berkembang dan membengkak hingga saat ini diperkirakan jumlah umat Islam di Ukraina mencapai dua juta jiwa. Di ibu kota Kiev, terdapat sekitar 50 ribu warga muslim dan ada yang berasal dari luar negara atau imigran.

Perjuangan Umat Islam Ukraina

Meskipun berkembang dengan cepat, eksistensi komunitas Muslim di Ukraina tidak berkembang secara mulus dan lancar. Pada perkembangannya ada masa-masa sulit yang dilalui oleh komunitas muslim di Ukraina.

Baca Juga  SCOPUS: Kapitalisme Akademik Yang Tidak Bisa Diabaikan

Hingga tahun 1917, perkembangan Islam di Ukraina dapat dikatakan stabil. Akan tetapi, ketika rezim Uni Soviet (1922-1991) berkuasa di Ukraina, komunitas Islam di Ukraina mengalami kesulitan yang luar biasa dalam menjalankan praktik agamanya.

Hal ini dikarenakan rezim Uni Soviet mengamini ideologi komunisme dan melakukan pembatasan dan represi besar-besaran terhadap praktik keagamaan masyarakat. Komunitas Islam pada saat itu sulit untuk menjalankan peribadatan publik. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan dan menjalankan agama yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka secara privat.

Perkembangan komunitas Islam di Ukraina mendapat titik cerah kembali setelah terjadi transformasi demokrasi di Uni Soviet. Adanya perubahan fundamental dengan diakuinya hak-hak publik, umat Islam bisa kembali melakukan peridabatan publik dengan lebih bebas.

Ketika Uni Soviet runtuh dan Ukraina segera mendeklarasikan diri sebagai negara yang berdaulat, maka kesempatan umat Islam dalam membentuk Lembaga komunitas pusat Islam pun terbuka lebar. Pembentukan Lembaga komunitas ini diharapkan dapat membangkitkan kembali kehidupan beragama Islam di negeri itu secara progresif

Pada tanggal 9 September 1992, Dewan Urusan Agama di bawah Kabinet Kementerian Kabinet Ukraina menerima pendaftaran Badan Urusan Agama Islam Ukraina yang disingkat DUMA. Lembaga ini kemudian menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Organisasi ini pertama kali dipimpin oleh Tamin Achmed Mohammed Mutach.

Avatar
13 posts

About author
Ketua BEM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur Indonesia
Articles
Related posts
Perspektif

Tunisia dan Indonesia: Jauh Secara Jarak tapi Dekat Secara Kebudayaan

2 Mins read
“Tunisia dan Indonesia Jauh secara Jarak tetapi dekat secara Kebudayaan”, tetapi sebaliknya “Tunisia dan Eropa itu jaraknya dekat, tapi jauh secara Kebudayaan”…
Perspektif

Gelombang Protes dari Dunia Kampus Menguat, Akankah Terjadi 'American Spring'?

4 Mins read
Pada tahun 2010-2011 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara Arab. Protes tersebut menuntut pemerintahan segera diganti karena dianggap tidak lagi ‘pro-rakyat’. Protes…
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *