Tarikh

Sejarah Arsitektur Masjid Kuno di Jawa

3 Mins read

Arsitektur Islam tidak pernah lepas dari masalah kebudayaan Islam. Arsitektur Islam sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Islam itu merupakan hasil usaha manusia yang berwujud kongkrit dalam sebuah upaya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.

Jasmani karena arsitektur Islam merupakan tempat yang berupa bangunan-bangunan untuk menampung kegiatan manusia. Sedangkan rohaniah karena memang telah menjadi kenyataan di mana Islam sangat berpengaruh mendalam terhadap kehidupan kejiwaan manusia.

Selama berabad-abad semasa penyebaran Islam, telah mengubah sikap hidup bangsa-bangsa yang telah terjangkau. Bertolak dari tanah Arab, kemudian menyebar luas ke Timur melalui Mesopotamia, Persia, Turki sampai ke daerah lembah sungai Indus (sungai yang terdapat di Asia yang tepatnya di India).

Sedangkan, proses penyebaran Islam ke Barat menyusup jauh ke Maroko. Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya, melaju terus melalui berbagai benua dan mengarungi samudra hingga sampai ke daerah Cina dan sampai ke Indonesia dan masuk pula ke wilayah Afrika dan Eropa.

Islamisasi di Tanah Jawa

Dalam proses masuknya Islam di Indonesia (Nusantara), Islam menjelma dengan realitas yang ada. Misalnya, penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali, yang kita kenal dengan sebutan Walisongo. Dalam prosesnya, tidak langsung mengajarkan Islam ala Arab atau Timur Tengah. Melainkan, mencoba melihat keadaan sekitar.

Layaknya seperti Sunan Kalijaga, yang memang hampir penuh kajian-kajian keislaman yang dibawanya ialah berbau kebudayaan lokal (Jawa) yang adanya sebuah keterpaduan dengan Islam.

Melihat masyarakat Jawa yang masih menganut erat akan adat istiadat Jawa. Sehingga, Sunan Kalijaga atau wali lainnya, tidak memaksakan kehendak dakwah dengan cara puritan. Sehingga, banyak cara yang bisa ditampilkan sebagai media dakwah untuk menyiarkan Islam.

Baca Juga  Menyelami Jagat Cerita Jawa

Sejarah Arsitektur Islam

Seni arsitektur Islam dapat dilihat secara tersendiri yang memang nyata kehadirannya dalam sejarah sebagai bagian yang terpenting dalam peradaban umat Islam. Dalam hal ini, arsitektur juga bisa ditafsirkan pada batas bangunan, tapi juga bisa dijelaskan hingga falsafah/filososfi dari banguna tersebut.

Dalam hal ini, penulis akan mencoba merekonstruksi seni arsitektur masjid klasik di Jawa. Misalnya, bagaimana arsitektur masjid di Jawa? Apakah sama dengan arsitektur di Timur Tengah, Arabia? Mengapa arsitektur masjid di Jawa bisa berbeda? Apakah ini sebagai seni Islam dalam nuansa kearifan lokal? Mungkin itu beberapa rumusan pancingan dalam menuliskan artikel ini.

Penampilan Arsitektur Islam secara fisik ternyata juga menarik perhatian. Sebab daripadanya, muncul bentuk bangunan-bangunan yang dihasilkan oleh penganut Islam. Hal itu berupa bangunan-bangunan yang dihasilkan oleh orang Islam sebagai fasilitas pelaksanaan kegiatan keislaman yang berwujud arsitektur religi maupun non-religi.

Pertama-tama, muncullah bangunan masjid. Masjid yang merupakan sebagai bangunan religi berpadu dari fungsi bangunan sebagai arsitektur yang juga berpedoman oleh ketentuan Tuhan sebagai tempat pelaksanaan ajaran Islam.

Maka, tampillah arsitektur masjid dengan segala kelengkapannya, bentuk, gaya, corak dan penampilannya dari setiap kurun waktu, setiap daerah, lingkungan kehidupan dengan adat dan kebiasaannya, serta latar belakang manusia yang menciptakannya.

Arsitektur Masjid di Jawa begitu banyak ragam coraknya. Baik yang bercorak Timur Tengah, Eropa atau bercorak ala Jawa. Ini merupakan keunikan yang terdapat pada masjid di Indonesia dalam rentang era klasik hingga modern. Gaya limasan, joglo dalam pembuatan masjid di Jawa menjadi salah satu corak yang khas. Terutama wilayah pedesaan atau setingkat kecamatan, masjid menampilkan gaya arsitektur Islam yang tradisionalis.

Baca Juga  Sunan Bonang: Sikap Keras Kurang Efektif dalam Dakwah

Namun, ketika sudah melihat masjid yang setara kabupaten atau nasional, corak dan gaya masjid sudah berarsitektur ala Eropa dan cirinya sudah tidak menggunakan genteng sebagai atapnya, tapi sudah pakai cor beton. Namun, di era modern ini, masjid di pedesaan pun sudah bertransformasi menjadi masjid yang berarsitektur nasional.

***

Masjid di pedesaan lebih mengutamakan simbolis dan filsofisnya. Misalnya yang disebutkan di atas, bahwa masjid di pedesaan banyak berarsitektur ala Jawa, seperti limasan, yakni membangun masjid dengan atas bertumpuk tiga.

Selain mendirikan karena simbolis, pastinya menyimpan makna filosofis di dalamnya. Ini merupakan masjid di Jawa, yang masih mempertahankan kefilosofisannya.

Gaya arsitekturnya pun bercorak ala Jawa; ada bedug sebagai alat untuk penanda adzan tiba, jam, seni pahat pada kayu-kayu penyangga maupun jendela dan pintu masjid.

Masjid bercorak seperti ini bisa diketemukan yang mana pada waktu itu masjid bersinggungan langsung dengan proses penyebaran Islam atau karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan Jawa. Ketika arsitektur Jawa diadopsi oleh beberapa daerah lain, hanya mempraktikkan pada gaya limasan atap masjid, bedug dan menara masjid.

Editor: Yahya FR

Ahmad Zainuri
24 posts

About author
Ahmad Zainuri, lahir di Jember, 19 Desember 1997. Suka nulis, sejak SMA dan hingga kuliah. Hobi, sepak bola, menulis, makan. Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds