Report

Muhammadiyah: Ada Pelanggaran HAM di Wadas

1 Mins read

IBTimes.ID – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut bahwa ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Menurut rilis yang dikeluarkan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah dan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, pemerintah tidak melakukan mekanisme musyawarah bersama seluruh warga Wadas yang terdampak proyek pertambangan batu andesit di tempat tersebut.

“Karena itu, konflik di Kasus Tambang Wadas ini bisa dibaca sebagai konflik struktural antara kekuasaan negara-pasar dan solidaritas kewargaan masyarakat sipil. Belum lagi kekuatan buzzer bekerja non-stop dalam usaha untuk memutarbalikkan fakta (disinformasi) seolah-olah tidak terjadi apa-apa di Desa Wadas. Padahal pelanggaran HAM dan krisis sosio-ekologis jelas nyata di dalamnya,” tulis PP Muhammadiyah dalam keterangan resminya, Senin (25/4/2022).

PP Muhammadiyah meyakini bahwa terjadi pelanggaran HAM di Wadas sejak tingkat perencanaan hingga pembebasan tanah. Mulai dari penentuan lokasi pertambangan yang tidak melibatkan aspirasi warga, adanya indikasi masalah fatal dalam administrasi izin pembangunan bendungan, dan masalah fatal pada posisi pertambangan batu andesit.

PP Muhammadiyah juga menyebut bahwa penambangan batu andesit di Wadas merupakan proyek ambisius yang tidak disertai dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Sehingga mengakibatkan krisis sosio-ekologis. Yaitu buruknya keamanan lingkungan hidup yang membuka peluang bencana ekologi.

PP Muhammadiyah bahkan menyebut bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) bendungan di Desa Bener dan tambang batu andesit di Desa Wadas hanya mempromosikan ‘mitos kesejahteraan’ daripada hasil nyata dari gerak pembangunan nasional.

“Bahkan kekerasan menjadi bagian tidak terpisahkan yang berujung pada teror masyarakat. Hal ini selaras dengan eksaminasi putusan gugatan Izin Penetapan Lokasi (IPL) Wadas yang dilakukan oleh beberapa lembaga seperti KIKA, Asslesi, Pukat UGM, dan CALS pada 09 Maret 2022. Bahwa penambangan Wadas mengabaikan aspek keadilan prosedural dan keadilan substansial,” imbuhnya.

Baca Juga  Indika Foundation Raih Juara Penghargaan PBB Bidang Perdamaian

Proyek Strategis Nasional tersebut juga memiliki potensi kerugian negara. Pembangunan yang belum jelas hasilnya, menurut PP Muhammadiyah lebih gampang mengorbankan kepentingan rakyat di lokasi pembangunan.

Melihat hal tersebut, PP Muhammadiyah mendesak Kapolri untuk melakukan investigasi dan memberikan sanksi kepada oknum aparat kepolisian yang diduga terlibat melakukan kekerasan terhadap warga, aktivis, dan jurnalis. Selain itu ada pula aparat yang melakukan konter-narasi yang bertentangan dengan fakta di lapangan. Padahal, kekerasan memang telah terjadi secara meyakinkan kepada warga Wadas.

Reporter: Yusuf

Avatar
1344 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *