Inspiring

Kontribusi Al-Idrisi dalam Bidang Geografi Modern

3 Mins read

Nuzhat al-Mushtaq fi Iktiraq al-Afat adalah salah satu karya intelektual Muslim Andalusia dalam bidang geografi yang namanya dikenal sebagai al-Idrisi. Buku ini merupakan sebuah karya ensiklopedia yang berisi gambaran peta dunia secara deteil. Buku ini dilengkapi informasi tentang beberapa negara yang ada di Eropa. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul, Geographia Nubiensis.

Al-Idrisi ini memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Idris Asy-Syarif al-Hammudi al-Hasani Al-Idrisi, atau yang biasa dikenal Al-Idrisi. Kalangan intelektual Barat juga menyebut dengan sebutan Edrisi atau Dreses. Sementara, kalangan sarjana dan intelektual Muslim menyebutnya dengan Al-Idrisi. Lahir di kota Ceuta, Spanyol sekitar tahun 1100 M.

Sudah jadi kebiasaan, kalangan sarjana dan intelektual di Barat menyebut nama-nama intelektual Muslim dengan sebutan sangat khas berbahasa Latin. Seperti Ibnu Sina (980-1037 M) sebagai Avieccena, Ibnu Bajjah (1100-1138 M), sebagai Avempace, Ibnu Thufail (1138 M), sebagai Abubacer, dan Ibnu Rusyd (1126 -1198 M), sebagai Averroce.

Al-Idrisi: Ahli di Bidang Geografi

Al-Idrisi di kalangan sarjana dan intelektual Barat dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat ahli dalam bidang geografi. Ia dianggap sebagai ilmuwan yang menciptakan peta bumi dalam versi baru. Al-Idrisi juga dikenal sebagai intelektual yang mahir dalam mengukur garis bujur dan garis lintang hanya menggunakan papan gambar.

Kalau di zaman modern penemuanAl-Idrisi ini semacam peta dunia. Oleh karenanya, temuan A-Idrisi ini oleh sarjana abad modern disebut globe. Akan tetapi dalam karya Al-Idrisi, temuannya atau peta dunia tersebut dikenal dengan sebutan Lauhul Tarsim.

Layaknya sebagai seorang ilmuwan pada umumnya, dalam membuat globe geografis, Al-Idrisi sering melakukan bepergian ke berbagai tempat seperti, Asia, dan Afrika guna mengumpulkan data-data geografisnya.

Baca Juga  Biografi dan Jejak Keulamaan Yunahar Ilyas

Keliling Dunia untuk Belajar

Perjalanan pertamanya, dilakukan ketika berumur 16 tahun, menelusuri kawasan Anatolia dan Yunani (Story 2013, 137). Selanjutnya dilanjutkan ke Perancis hingga menyeberang menjelajahi Inggris. Bahkan, dalam literatur lain, Al-Idrisi pernah melakukan perjalanan ke Portugal dan beberapa negara-negara Eropa lainnya (Hemdi 2019, 08).

Tentu, apa yang dilakukan Al-Idrisi ini agak berbeda dengan travelling orang-orang modern saat ini yang hanya melakukan penelitian geografis. Al-Idrisi melakukan travelling ke beberapa negara-negara di Eropa dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengumpulkan data-data serta mencocokkan dengan pengetahuan yang dibacanya.

Di samping itu, Al-Idrisi juga mengkombinasikan semua data-data yang dimiliki dengan hasil penelitian selama bertahun-bertahun. Sehingga, bisa sangat detail dalam membuat sebuah karya yang bisa menyajikan data paling lengkap pada setiap wilayah dari berbagai belahan dunia (Masood 2009, 174). Penelitiannya ini pada waktu itu juga didukung beberapa ahli navigasi dan diajak pihak militer untuk bekerjasama.

Kitab al-Rujari

Karya lain Al-Idrisi yang menjelaskan tentang geografi adalah Kitab al-Rujari atau yang dalam versi bahasa inggris dikenal Roger’s Book, serta Opus Georaphium dalam bahasa latin. Karya ini ditulis Al-Idrisi sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Roger II dari Sicilia. Karya ini berisi panduan membaca globe yang dianggap paling cermat dan teliti di sepanjang abad pertengahan (Hemdi 2019, 20).

Dalam beberapa literatur dinarasikan, kalau kehebatan dan keahilian Al-Idrisi dalam membuat peta atau globe sampai pada telinga Raja Roger II. Di mana, raja membuat suatu penawaran tinggi untuk Al-Idrisi agar membuat suatu peta dunia yang baru, menarik, dan unik, serta berbeda dengan peta buatan ahli geografi Eropa.

Konon, peta buatan ilmuwan Eropa kala itu sering kali salah karena dibuat dengan khayalan dan sangat percaya tahayul, tidak secara ilmiah. Oleh sebab itu, belum ada ilmuwan Eropa yang bisa membuat peta seakurat peta buatan Al-Idrisi.

Baca Juga  Samudera Keilmuan Gus Dur

Setelah melakukan perenungan filosofi yang cukup lama, akhirnya Al-Idrisi menyanggupi dengan syarat, bisa memasukkan sejarah Islam wilayah Sicilia sebelum dikuasai Raja Roger, sebagai wilayah kekuasaan Islam.

Ketika membuat peta pesanan Raja Roger tersebut, Al-Idrisi mengumpulkan ulang catatan para ilmuan sebelumnya, dan mempelajari dengan cermat.

Bahkan, Al-Idrisi juga melakukan wawancara langsung dengan para pelaut yang pernah menjelajahi kawasan Mediterania dan Atlantik. Dan, menolak keterangan pelaut yang tidak akurat dan kurang menyakinkan.

Dari kerja-kerja intelektual tersebut, kemudian Al-Idrisi berhasil membuat bentuk bola dunia (globe) terbuat dari perak seberat 400 ons. Bola dunia ini dilengkap detail dan sangat cermat terkait masalah geografis seperti, danau, sungai, kota besar, daratan, dan pengunungan.

***

Di samping itu, Al-Idrisi dalam petanya, telah memberikan tanda tertentu dalam membedakan jenis struktur tanah, jarak, panjang, dan ketinggian secara akurat. Selain itu, dalam karyanya ini, Al-Idrisi juga memberi informasi tentang pulau-pulau yang letaknya sangat juah dan terpencil. Serta, memberikan informasi tentang samudra atlantik yang disebutnya sebagai laut paling gelap. Dengan demikian, penggunanya bisa dengan mudah memahami peta buatannya ini.

Rawd Unnas wa Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa) dan Shifatul Arab (Karakter Bangsa Arab), serta Kharithanul Alamil Mu’mur Minal Ard atau peta dunia adalah karya-karya Al-Idrisi yang membahas tentang geografi tujuh benua yang ada di dunia ini.

Nuzhat al-Mushtaq fi Iktiraq al-Afat merupakan karya yang menjelaskan peta Asia, Eropa,  dan Afrika, serta negara lainnya.

Dalam buku ini, diterangkan juga masyarakat dan budaya. Karya ini juga membahas tentang pemerintahan cuaca dari berbagai negara.

Bahkan juga menerangkan dengan sangat perinci tentang sungai Nil di Afrika. Bagi Al-Idrisi, sungai Nil merupakan gabungan sungai Senegal dan sungai Niger yang mengalir dari Afrika Tengah sampai Laut Atlantik.

Baca Juga  Rohmah, Mimpi Masa Depan Anak yang Lebih Beradab

Selama kurang lebih 300 tahun globe buatan Al-Idrisi ini digunakan para penjelajah Barat untuk menjelajahi berbagai dunia. Selama itu pula, hampir semua karya-karya Al-Idrisi sudah diterjemahkan ke dalam berbagai versi bahasa seperti, bahasa Spanyol, Jerman, Perancis, dan Italia.

Berkat globe buatan Al-Idrisi ini menjadi pedoman utama dalam pembuatan peta dunia selanjutnya. Dan berkat globenya juga, bangsa-bangsa Eropa dapat melakukan perjalanan dan menjajah berbagai wilayah hampir seluruh dunia.

Pada akhirnya, apa yang sebenarnya dilakukan oleh Al-Idrisi hanyalah merupakan suatu upaya untuk menerapkan konsep kesatuan ilmu, tanpa ada celah untuk menyelewengkan dari kebenaran ilmu pengetahuan.

Gagasan Al-Idrisi ini tentu sudah banyak mengilhami generasi berikutnya. Baik Barat maupun Timur agar mencapai kebesaran peradaban ilmu pengetahuan dari seorang intelektual, sekaligus ahli peta dunia.

Editor: Yahya FR

Avatar
5 posts

About author
Mahasiswa Jurusan Pemikiran Islam dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Articles
Related posts
Inspiring

Imam Al-Laits bin Saad, Ulama Besar Mesir Pencetus Mazhab Laitsy

3 Mins read
Di zaman sekarang, umat Islam Sunni mengenal bahwa ada 4 mazhab besar fiqh, yang dinisbahkan kepada 4 imam besar. Tetapi dalam sejarahnya,…
Inspiring

Ibnu Tumart, Sang Pendiri Al-Muwahhidun

4 Mins read
Wilayah Maghreb merupakan salah satu bagian Dar al-Islam (Dunia Islam) sejak era Kekhalifahan Umayyah. Kebanyakan orang mengenal nama-nama seperti Ibnu Rusyd, Ibnu…
Inspiring

Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

3 Mins read
Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds