Inspiring

Nabi Ibrahim: Penguatan Karakter dan Keteladanan

2 Mins read

Pemerintah memutuskan tahun ajaran baru 2020/2021 diputuskan 13 Juli 2020, dalam proses pengenalan sekolah dan pembelajaran diselenggaraan dengan cara daring walaupun sudah masuk kondisi new normal. Penyelenggaraan pembelajaran secara daring dan dilaksanakan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Para pelajar dituntut untuk belajar di rumah dengan arahan dari guru secara virtual.

Keputusan new normal masih membatasi gerakan hidup manusia, salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar. Proses yang paling besar dalam mempengaruhi penguatan karakter manusia adalah lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan belum diizinkan untuk beroprasi maka kegiatan belajar dilaksanakan di rumah.

 Perkembangan manusia dipengaruhi tiga komponen, keluarga, lingkungan dan lembaga pendidikan. Nabi bersabda yang diriwayatkan Imam al-Bukhari rahimahullah:

 كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

Artinya: “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?.

Hadits di atas menjelaskan, manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan pengaruh kedua orang tuanya. Fondasi awal pembentukan karakter dimulai sejak di rumah, maka apa yang ditanamkan dirumah akan berdampak kepada masa depanya.

Rumah adalah lembaga pendidikan yang sebenarnya untuk anak, orang tua harus mengawasi dan mengontrol pertumbuhan baik jasmani maupun rohani, karena tanggung jawab anak sebenarnya adalah orang tua.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. at-tahrim:6)

Baca Juga  Maftuhah Mustiqowati, Guru Madrasah Pelopor Peduli Lingkungan

Quraish Shihab menjelaskan, wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan bebatuan. Yang menangani neraka itu dan yang menyiksa penghuninya adalah para malaikat yang kuat dan keras dalam menghadapi mereka. Para malaikat itu selalu menerima perintah Allah dan melaksankannya tanpa lalai sedikit pun.

Keteladanan Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim lahir di lingkungan yang penduduknya masih sangat jahiliyah. Bahkan ayah Nabi Ibrahim bekerja sebagai pembuat berhala yang dijadikan sesembahan para kaumnya. Meskipun demikian, Nabi Ibrahim tidak lantas mengikuti kebiasaan jahiliyah tersebut. Nabi Ibrahim justru berpikir bahwa berhala bukanlah Tuhan yang layak disembah.

Setiap nabi mempunyai pengalaman yang berbeda-beda pada masanya. Meskipun begitu, semua nabi memiliki sifat baik dan kebijaksanaan dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah. Pada setiap kisahnya, umat muslim dapat memetik kebaikan dan menjadikannya sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia.

Nabi Ibrahim, nabi ke-6 umat Islam yang merupakan penghulu para nabi. Menarik untuk diulas. Dari Nabi Ibrahim, lahir keturunan para nabi dan rasul. Nabi Ibrahim juga salah satu nabi Ulul Azmi bersama Nabi Nuh, Musa, Isa serta Muhammad SAW. Nabi Ibrahim lahir pada masa kekuasaan Raja Namrud yang cukup zalim.

Pada masa itu, semua bayi laki-laki dibunuh. Kemudian ibu Nabi Ibrahim yakni Amilah memasukkan Ibrahim kecil pada sebuah gua supaya Ibrahim tidak dibunuh para pengawal Raja Namrud.

***

Salah satu keteladanan nabi Ibrahim adalah sabar menunggu keturunannya dan mendidiknya  sehingga menjadi putra yang dimulyakan Allah. Nabi Ibrahim selalu berdoa untuk anaknya yang di abadikan di al-qur’an, Q.S. Ibrahim: 40.

Baca Juga  Haedar Nashir-Abdul Mu'ti: Wajah Dwitunggal, Bukan Matahari Kembar

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan (Ya Rabbku! Jadikanlah aku orang-orang yang tetap mendirikan salat dan) jadikan pula (anak cucuku) orang-orang yang tetap mendirikannya. Nabi Ibrahim sengaja di dalam doanya ini memakai ungkapan min yang menunjukkan makna sebagian karena Allah swt telah memberitahukan kepadanya bahwa di antara anak cucunya itu terdapat orang yang kafir (Ya Rabb kami! Kabulkanlah doaku) semua doa yang telah disebutkan tadi.

Setiap orang tua pasti mengharapkan keturunan yang shalih dan shalikha agar bisa menjadi penolong bagi orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat, aset yang paling berharga di dunia ini bagi orang tua adalah keturunan yang shalih dan shalikha.

Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anaknya, kondisi new normal adalah kesempatan bagi orang tua untuk intens dalam merawat komunikasi dan mengembangkan anaknya sehingga memiliki karakter yang bisa dijadikan prinsip hidupnya.

Editor: Dhima Wahyu Sejati

Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *