Inspiring

Ismail Al-Jazari: Sang Ilmuwan Mekanik Muslim

2 Mins read

Peradaban Islam tidak hanya melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar dalam bidang agama saja, tetapi juga melahirkan para ilmuwan di bidang sains. Salah satu ilmuwan muslim yang mempunyai kontribusi besar dalam sains ialah Ismail Al-Jazari, sang penemu jam gajah yang mempunyai kontribusi besar dalam bidang robotika dan mekanik.

Biografi Al-Jazari

Ialah Abu al-‘Iz Ibn Isma’il ibn al-Razaz Al-Jazari atau lebih dikenal dengan Ismail Al-Jazari. Beliau merupakan seorang muslim asal Al-Jazira, Mesopotamia. Ismail Al-Jazari lahir pada tahun 1136 Masehi dan wafat pada tahun 1206 Masehi. Apa itu Al-Jazari?

Namanya berasal dari tempat kelahirannya, Al-Jazira, Mesopotamia. Nama tradisional Arab untuk wilayah di Batian Utara Mesopotamia dan sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki. Yaitu di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Al-Jazari ialah seorang ahli teknik dan bekerja untuk Dinasti Bani Artuq, penguasa di Mesopotamia.

Beliau mendapatkan gelar Rais al-A’mal yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pemimpin insinyur pada saat itu. Beliau juga menulis sebuah buku berjudul Kitab fi Ma’rifat alHiyal al-Handasi atau “The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Device”.

Buku tersebut terbit pada tahun 1206 dan menjelaskan sekitar 50 peralatan mekanik beserta intruksi perakitannya. Penjelasan di buku tersebut yang kemudian memelopori hadirnya robot modern saat ini.

Pompa Air

Al-Jazari berhasil menciptakan sejumlah alat canggih yang masih sangat relevan sampai saat ini, Salah satunya pompa air yang digunakan untuk mendistribusikan air ke rumah dan pertanian warga.

Metode yang digunakan Al-Jazari dengan memanfaatkan hydropower dan bantuan elephant clocks (alat pengatur waktu). Alat itu nantinya akan bekerja sesuai dengan jumlah jam yang telah disesuaikan.

Alat ini beroperasi dengan bantuan sinar matahari. Saat matahari terbit, permukaan berwarna hitam di atas jam akan bereaksi dengan menggunakan model juru tulis (scribes pen).

Baca Juga  KH. Ambo Dalle: Ulama Pembaru dari Tanah Bugis

Kemudian, pergerakan jam juga diatur oleh perforated floating bowel, atau sebuah mekanisme yang dibuat dengan hati-hati serta diletakkan di dalam tangki pompa yang dia sebut elephant’s body.

Kombinasi mekanisme tersebut yang kemudian menciptakan metode katrol atau otomatisasi.  Bagi banyak ilmuwan sesudahnya, penemuan Ismail al Al-Jazari menawarkan banyak intruksi dan inspirasi dalam teknik mesin yang tidak pernah ditemukan sebelumnya.

Donald R. Hill mengatakan, “Dampak dari penemuan ini dapat dilihat dalam perancangan mesin uap dan mesin pembakaran internal. Penemuan Al-Jazari membuka jalan untuk mengontrol otomatis mesin-mesin modern lainnya. Bahkan masih relevan digunakan dalam teknik mesin modern kontemporer”.

Perkembangan Robot Pasca Ismail Al-Jazari

Sebagaimana telah disampaikan Donald R. Hill, penemuan pompa air olehnya di kemudian hari sangat menginspirasi dan membantu perkembangan mesin modern kontemporer, khususnya di bidang robotika.

Pada saat itu, kata robot sendiri sebenarnya masih terbilang baru dalam dunia Barat. Menurut Howard Markel, ilmuwan sains Amerika, asal usul dunia robotika justru dapat ditelusuri kembali lewat tulisan Karel Capek, seorang penulis naskah terkenal asal Republik Ceko.

Karyanya yang berjudul ‘Rossum’s Universal Robots’ (1921), berhasil memunculkan perspektif baru di bidang robotika. Meski demikian, Capek ternyata tidak menciptakan istilah tersebut. Asal usul kata robot diduga berasal dari bahasa Slavonic yaitu Rabota, yang artinya perbudakan atau kerja paksa. Lantas apa kaitan semua informasi ini dengan penemuan Ismail Al-Jazari?

Penemuan metode katrol atau otomatisasi pada pompa air miliknya, serta evolusi rabota Slavonic diklaim menjadi dua elemen penting dalam perkembangan robotika modern saat ini. Tetapi hingga kini, dunia tidak pernah memberikan penghargaan khusus kepada Ismail al Al-Jazari. Dikarenakan karena bidang robotika dianggap sebagai ilmu modern yang hanya ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan di zaman sekarang.

Baca Juga  Siti Walidah, Pionir Keberaksaraan Perempuan Berkemajuan

Demi mengubah mindset tersebut dan untuk mengenang jasanya, pada tahun 2019 lalu, diselenggarakan sebuah pameran khusus oleh Museum Al-Jazari di Istanbul, Turki. Pameran bertajuk ‘The Extraordinary Machines of Al-Jazari Exhibition’ ini memang sengaja digelar sebagai penghormatan atas jasa para ilmuwan muslim.

Bagi Turki sebagai tuan rumah, pameran tersebut sangat penting guna menghidupkan kembali karya Ismail Al-Jazari agar inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan muda selanjutnya. Selama pameran berlangsung, ada beberapa karya Al-Jazari yang ditampilkan, termasuk water clock, pengangkat empat ember air, jam gajah (elephant clock) yang sangat ikonik, dan karya-karya lainnya.

Editor: Yahya FR

Natasya Amalia
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…
Inspiring

Sosialisme Islam Menurut H.O.S. Tjokroaminoto

2 Mins read
H.O.S Tjokroaminoto, seorang tokoh yang dihormati dalam sejarah Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai seorang aktivis politik yang gigih, tetapi juga sebagai seorang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *