Report

Amin Abdullah: Kebhinekaan, Warisan Pemikiran Buya Syafii Paling Fenomenal

1 Mins read

IBTimes.ID – Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut bahwa modal sosial kultural Indonesia sudah dijahit dengan cukup baik sehingga bisa menjadi negara Republik Indonesia seperti dewasa ini.

Indonesia, imbuhnya, memiliki wilayah yang begitu luas. Luasnya seperti dari Kairo di Mesir hingga Johannesburg di Afrika Selatan. Selain itu, Indonesia juga negara kepulauan. Indonesia mampu menyatukan ribuan pulau menjadi satu negara.

“Maka melihat Indonesia jangan terlalu pesimis tapi jangan terlalu optimis juga,” ujarnya dalam Muktamar Pemikiran Ahmad Syafii Maarif di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (12/11/2022).

Pemuda-pemuda yang tergabung dalam Sumpah Pemuda, menurut Amin, selain memiliki modal sosial kultural, juga memiliki bacaan yang hebat dan luas. Pemuda-pemuda saat itu menyebut satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Tetapi tidak menyebut satu agama.

“Itu luar biasa. Itu intelektual tingkat tinggi. Kalau mereka mau menyebut satu agama, tidak akan terjadi pertemuan 28 Oktober. Ini genuine sekali,” imbuhnya.

Setelah kemerdekaan, kendati ada banyak peristiwa yang mengganjal, Pancasila terbukti masih eksis hingga sekarang. Namun, di sisi lain, hal inilah yang membuat Buya Syafii Maarif prihatin. Karena sila kelima di Pancasila belum terimplementasikan dengan baik di Indonesia.

Menurut Amin Abdullah, pemikiran Buya tentang kebhinekaan adalah pemikiran yang paling fenomenal. Buya Syafii Maarif adalah 100 persen muslim sekaligus 100 persen menghargai non muslim. Mainstreaming pemikiran seperti ini, imbuhnya, adalah hal yang penting.

“Maka kalau mau mengikuti jejak Buya ya kita mulai dari Kebhinekaan. Dari penghargaan terhadap kelompok beragama yang lain,” ujar Amin Abdullah.

Sayangnya, di tengah kehidupan yang multikultural, corak pendidikan agama di Indonesia masih begitu konservatif. Guru-guru pendidikan agama di Indonesia tidak memiliki wawasan tentang kelompok beragama yang lain. Maka, menurut Amin, problem tersebut harus segera dipecahkan.

Baca Juga  Sejarah Runtuhnya Kedaulatan Bangsa Mongol di Eropa Timur

“Ini salah satu pesan Buya sebelum wafat. Pesan ini jarang sekali disampaikan oleh Buya, tapi dalam salah forum kecil Buya menyampaikan hal itu,” imbuhnya.

Amin Abdullah berpesan supaya anak-anak muda sering mengunjungi daerah-daerah di mana kondisi keberagamaannya berbeda dengan daerah asalnya. Hal tersebut menjadi penting supaya anak-anak muda Indonesia memiliki wawasan kebhinekaan dan keagamaan yang ramah dan toleran.

Reporter: Yusuf

Avatar
1343 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *