Ibadah

Makna Haji Mabrur dan Ciri-ciri Orang yang Meraihnya

3 Mins read

Sering kali ketika kita hendak melaksanakan ibadah haji dengan penuh harap ingin menjadi “haji mabrur”. Sanak keluarga, tetangga, dan orang-orang terdekat kita mendoakan supaya menjadi haji mabrur. Pertanyaannya apa itu haji mabrur? Lalu bagaimana ciri-cirinya?

Di sini, ijinkan saya menuliskan pengalaman dan pemahaman saya terkait haji mabrur. Pertama kali saya menunaikan haji tahun 2019 menjadi jamaah biasa. Yang kedua, menjadi Petugas Haji (PPIH) 2022 di bagian sekretariat. Alhamdulillah, banyak hikmah yang saya petik selama menunaikan ibadah haji dan selama bertugas yang turut meningkatkan pemahaman dan pengalaman hidup saya dalam berislam.

Apa itu Haji Mabrur?

Secara kebahasaan, kata mabrur berasal dari bahasa Arab (mabrūr). Makna mabrur adalah “mendapatkan kebaikan” atau “menjadi baik”. Berdasarkan akar katanya, kata mabrūr berasal dari kata barr-a, berbuat baik atau patuh. Dari kata barra ini kita bisa mendapatkan kata birr-un, al-birr-u yang makna kebaikan.

Terkait al-birr-u, Al-Quran menyatakan, “Kamu tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu mendermakan sebagian dari hartamu yang kamu cintai,” (QS Ali Imran :92). Kalau kita memahami makna ayat ini, maka seluruh perbuatan manusia yang tidak mengacu pada pengorbanan harta untuk orang lain atau orang miskin atau kepentingan sosial itu bukan albirr-u, bukan kebajikan.

Tema “al-Birru” dalam QS Ali Imran ayat 92 menjadi pembahasan penting dalam kelompok ke-13 dari 17 kelompok ayat yang diajarkan KHA Dahlan. Dalam memahami ayat tersebut KHA Dahlan:

“Kamu sekalian walaupun sudah menjalankan amal sholih, kamu belum diakui baik, belum menjadi orang abrar, sehingga kamu berani menguliti (mbeset) kulitmu sendiri, artinya sehingga kamu berani membelanjakan harta bendamu yang sangat kamu cintai” (inilah amal yangsangat berat seperti menguliti kulitmu sendiri).

Baca Juga  Dawuh Mbah Malik tentang Beragama yang Menggembirakan

Ada kata-kata “Yen durung wani mbeset kulite dewe durung Islam sejati” (Kalau belum berani mengelupas kulitnya sendiri, belum menjadi Islam yang sejati).

Dalam menjelaskan Ali Imran ayat 92 di atas, Umar bin Khattab sebagai model orang abrar yang berani mendermakan harta benda yang paling besar, yang paling dicintai sendiri, yang diwakafkan pada jalan Allah (fi sabilillah). Umar, di waktu yang sangat sulit masih ingin tetap menjalankan ayat Al-Qur‘an “Lan tana-lul birra, wa yu‘tsiru-na anfusihim”. Memberikan barang yang sangat dicintai dan mendahulukan saudara lainnya mengalahkan dirinya sampai wafat. Demikian akhlaq orang abrar (KRH Hadjid, h. 163).

Dalam hal ini, surat Ali Imran ayat 92 sangat diperhatikan oleh Kiyai Dahlan, yang mendorong hati beliau untuk menjual harta benda miliknya dalam fi sabilillah. Kelompok 13 ini sangat erat hubungannya dengan kelompok 5 tentang Islam dan Sosialisme dalam surat Al-Maun. Demikian juga ada hubungannya dengan surat At-Taubah ayat 34 yang isinya mengancam orang yang menyimpan harta benda untuk dirinya sendiri saja. (KRH Hadjid, h. 163).

Dengan demikian, “haji mabrur itu adalah haji yang menjadikan orang setelah melakukannya, atau sepulangnya ke kampung, dia memiliki komitmen sosial yang lebih kuat” (Nurcholish Madjid, h. 4307). 

Peningkatan komitmen sosial itulah sebetulnya yang menjadi indikasi dari kemabruran. Sepulangnya melaksanakan ibadah haji, seorang muslim yang baik, jangkauan amal dan ibadahnya jauh ke depan dan berdimensi sosial. Lebih banyak menebar kebaikan, kedamaian, dan kebahagiaan untuk orang lain.

Ciri-ciri Meraih Haji Mabrur

Haji mabrur (al-hajj al-mabrūr) merupakan haji yang ibadah hajinya diterima Allah swt yang menjadikan seseorang secara individu mendapatkan kebaikan dan secara sosial pelakunya menjadi baik dengan sesama.

Baca Juga  Doa Sepulang Haji yang Bisa Dibaca Para Jemaah Haji

Untuk meraih haji mabrur, dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh (Kemenag, 2022: 8-9) dijelaskan kiat-kiatnya. Secara individu setiap Jemaah haji harus: (a) niat yang tulus ikhlas semata karena Allah; (b) hindari perbuatan sum’ah (mencari popularitas), riya (menonjolkan diri) dan mubahah (berbangga-bangga); (c) bekali diri dengan takwa; (d) gunakan biaya yang halal; (e) bekali diri dengan hati yang selalu berserah diri kepada Allah, sabar, tawakkal, dan bersyukur serta perbanyak dzikir dan doa; (f) laksanakan semua rangkaian haji, mulai dari rukun, wajib, dan sunnahnya sesuai tuntunan syariat; (g) kendalikan hawa nafsu dengan tidak melakukan rafas (ucapan/perbuatan yang bersifat pornografi), fusuq (perbuatan maksiat/dosa), dan jidāl (berbantah-bantahan dan pertengkaran).

Secara sosial seseorang hendaknya tingkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial sepulang dari ibadah haji, yang ditandai dengan: (1) menunjukkan tutur kata yang baik; (2) Menebarkan kedamaian dan kesejahteraan; dan (3) menunjukkan sikap senang memberi dan membantu kepentingan umat.

***

Setidaknya ada tiga hadis yang bisa kita rujuk dalam khutbah Idul Adha 2020 ini untuk menjelaskan haji mabrur. Hadis-hadis tersebut antara lain dari Aisyah riwayat al-Bukhari, Jabir dari Abu Daud ath-Thayalisi, serta Ahmad bin Hanbal. Berikut hadis-hadis dimaksud:

عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ نرَى الجِهَادَ أَفْضَلَ العَمَلِ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ؟ قَالَ: «لَكِنَّ أَفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ»

صحيح البخاري (4/ 15)

“Dari Aisyah sesungguhnya dia bertanya,”wahai Rasulullah kami melihat bahwa jihad itu amal yang utama, apakah kami para perempuan juga ikut berjihad? Rasulullah saw menjawab, jihad utama (bagi perempuan) itu meraih haji mabrur”

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: قُلْنَا: مَا بِرُّ الْحَجِّ؟ قَالَ: «إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلَامِ»

Baca Juga  Kisah Soekarno Keluar dari Forum Muhammadiyah

مسند أبي داود الطيالسي (3/ 286)

“Dari Jabir dia berkata, Rasulullah saw bersabda,”Amalan yang utama adalah iman kepada Allah jihad di jalan Allah. Jabir berkata, “Kami bertanya,”apakah haji mabrur itu? Haji mabrur itu adalah menyediakan makanan dan berkata yang baik”.

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ» ، قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ مَا الْحَجُّ الْمَبْرُورُ؟ قَالَ: «إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ»

مسند أحمد مخرجا (22/ 367)

“Dari Jabir dia berkata, Rasulullah saw bersabda, ”Tidak ada balasan haji mabrur itu melainkan surga semata”. Para sahabat bertanya ,”Wahai Nabi, apakah haji mabrur itu? Nabi saw menjawab, “Menyediakan makanan dan menebarkan salam (keselamatan, perdamaian).

Dalam hadis pertama menjelaskan bahwa jihad utama adalah meraih haji mabrur. Hadis kedua menjelaskan bahwa haji mabrur adalah menyediakan makanan dan berkata yang baik. Kemudian hadis ketiga dijelaskan haji mabrur itu menyediakan makanan dan menebar salam.

Begitulah makna dan ciri haji mabrur yang saya pahami. Orang menjadi baik secara individu dan semakin baik secara sosial. Mereka berkata baik, menebar kasih sayang (perdamaian). Mereka memberikan harta yang dicintai untuk orang lain yang membutuhkan dengan penuh cinta kasih. Semoga bermanfaat!

Editor: Soleh

Avatar
2 posts

About author
Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Articles
Related posts
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…
Ibadah

Empat Tingkatan Orang Mengerjakan Shalat, Kamu yang Mana?

4 Mins read
Salah satu barometer kesalehan seorang hamba dapat dilihat dari shalatnya. Dikatakan oleh para ulama, bahwa shalat itu undangan dari Allah untuk menghadap-Nya….
Ibadah

Sunah Nabi: Hemat Air Sekalipun untuk Ibadah!

3 Mins read
Keutamaan Ibadah Wudu Bagi umat Islam, wudu merupakan bagian dari ibadah harian yang selalu dilakukan terutama ketika akan melaksanakan salat. Menurut syariat,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds