Perspektif

Hari Air Sedunia: Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

3 Mins read

“Bila air yang sedikit dapat menyelamatkanmu dari rasa haus, tak perlu meminta lebih banyak air untuk bisa menenggelamkanmu.” – Emha Ainun Nadjib

Hari Air Sedunia (World Water Day) diperingati seluruh dunia setiap tanggal 22 Maret sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk berlangsungnya kehidupan. Hal ini dilaksanakan untuk pertama kalinya saat Konferensi Bumi atau United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang digelar pada tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brazil.

Melalui Resolusi nomor 147 tahun 1993, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 22 Maret 1993 sebagai perayaan pertama Hari Air Sedunia. Sejak itulah masyarakat dunia terutama negara-negara anggota PBB memperingati Hari Air Sedunia. Lalu, bagaimana persoalan air ini berkorelasi dengan kedaulatan perempuan? Momen Hari Air Sedunia sering kali digunakan sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender dalam manajemen sumber daya air.

Urgensi Air dan Tantangan Perubahan Iklim

Air merupakan salah satu aset kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Tanpa air sebagai penopang kehidupan, maka mustahil kita dapat melanjutkan hidup esok hari. Air dibutuhkan dalam berbagai dimensi: keperluan rumah tangga, tempat industri, dan setiap makhluk yang hidup. Namun, permasalahan ketahanan lingkungan utamanya, air tidak hanya menjadi isu nasional, melainkan sudah menjadi isu global yang saat ini mendorong untuk diadakannya Peringatan Hari Air Dunia setiap tahunnya.

Pemenuhan hak untuk mendapatkan air bersih di zaman ini menjadi persoalan pelik. Hak air yang dimaksud ialah sebagaimana yang termaktub dalam UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menjelaskan bahwa air merupakan kebutuhan dasar hidup manusia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh bangsa Indonesia dan sebagai bagian dari sumber daya air merupakan cabang produksi penting dan menguasai hajat hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara untuk dipergunakan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat UUD RI 1945.

Baca Juga  Krisis Air di Perkotaan, Fikih Air Solusinya!

Artinya, setiap makhluk hidup berhak untuk mempergunakan air dalam mencukupi segala bentuk kebutuhannya. Setiap negara memiliki peran yang besar dalam melakukan penjagaan dan mengelola segala bentuk kebutuhan sumber daya tersebut.

***

Masalah air adalah salah satu dari banyak dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, begitu pun sebaliknya. Perubahan iklim menyebabkan pola cuaca yang tidak stabil, termasuk peningkatan suhu global, pola hujan yang tidak teratur, dan peningkatan intensitas bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Dampak-dampak ini memiliki implikasi langsung terhadap ketersediaan, kualitas, dan distribusi air di berbagai wilayah. Air dikatakan tercemar jika tidak bisa digunakan sebagaimana fungsinya.

Manusia adalah faktor pertama penyebab kerusakan lingkungan, mulai dari kualitas air, kuantitas dan kontinuitas air bersih. Penelitian UN Water 2023 menyampaikan bahwa terdapat lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap harinya akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dalam berbagai bentuk dan skala kecil maupun besar. Pada tahun 2023, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa terdapat 630 juta penduduk dunia tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih.

Sebagian dari kita barangkali tidak menyadari bahwa permukaan bumi diliputi oleh air sebanyak 70%. Secara sederhana, siklus air bumi adalah proses tanpa akhir yang menghubungkan air dalam semua bentuk yang berbeda-beda.  Pada tahun 1580, Bernard Palissy mengembangkan teori siklus air dan percaya bahwa jumlah air di bumi selalu sama, meskipun dalam gerakan konstan dan bahwa molekul air yang sama dari miliaran tahun yang lalu terus didaur ulang. Maka dari itu, wajar jika krisis air berada pada posisi nomor satu sebagai tantangan global yang akan dihadapi dalam satu dekade mendatang (Global Economi Forum).

Baca Juga  Menyemai Islam Humanis Bukan Islam Fanatis

Kedaulatan Perempuan atas Air

Kedaulatan perempuan atas air menekankan pentingnya perempuan berpartisipasi dalam manajemen dan kontrol atas sumber daya air mulai dari pengelolaan air rumah tangga sampai industri. Peran penting perempuan dalam mengelola air menentukan kesejahteraan keluarga juga negara, sebab air menjadi kebutuhan berbagai macam sektor, seperti listrik, pertanian, perikanan.

Persoalan air, yang dilatarbelakangi oleh fenomena kapitalisasi dan krisis iklim, menyebabkan perempuan mengalami beban ganda, yaitu bekerja untuk pemenuhan kebutuhan air secara domestik. Krisis iklim menyebabkan perempuan harus mampu beradaptasi secara publik. Oleh sebab itu, penting untuk kita menghargai keberadaan air dan menggunakannya dengan sebijak-bijaknya.

***

Menghargai air adalah menghargai kehidupan yang jumlah terbanyak, yakni kaum perempuan. Sebab, di Indonesia bagian daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), perempuan dan anak-anak berjalan rata-rata 3,7 mil per hari hanya untuk mendapat air layak minum. Hal ini dikarenakan tidak setiap air bersih dapat dikonsumsi sebab memiliki 97% kandungan garam yang  berasal dari lautan. Dalam arti lain, air segar di bumi yang dapat dikonsumsi tidak lebih dari 3%. Itupun dapat kita temukan di lapisan es, gletser, sumur, akuifer, sungai, dan danau. Ternyata, siklus air berusia 3,8 miliar tahun.

Melalui peringatan ini, organisasi dan individu sering kali mengadvokasi untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang adil dan setara terhadap air, serta untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan terkait manajemen air di semua tingkatan. Mulai dari tingkat rumah tangga hingga tingkat kebijakan nasional dan internasional. Dengan demikian, peringatan Hari Air Sedunia dapat menjadi panggung untuk memperjuangkan dan mempromosikan kesetaraan gender dalam pengelolaan sumber daya alam dan mendorong tindakan untuk melindungi sumber daya air yang terbatas ini.

Baca Juga  Kiamat Itu Masih Lama, Ini Bukti Ilmiahnya!

Dengan menghubungkan titik-titik penting ini, perlu adanya kolaborasi antar negara di dunia untuk membuat konservasi air, mengembangkan inovasi dan teknologi baru, serta mendorong edukasi secara global yang memungkinkan kita untuk memahami dan menghargai pentingnya air dalam kehidupan. Peringatan Hari Air Sedunia dapat digunakan sebagai kesempatan untuk mempromosikan kesadaran tentang peran kunci perempuan dalam menjaga dan memanfaatkan air secara berkelanjutan.

Editor: Ahmad

Avatar
4 posts

About author
SOCIOEDUPRENEUR.
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds