Perspektif

Begini Kira-Kira Jika Buya Hamka Berbicara tentang Bola

3 Mins read

Kita harus menang! Tetapi di manakah letak kemenangan itu? Yaitu di balik perjuangan dan kepayahan. Di balik keringat, darah, dan air mata. Di balik kepayahan otak berpikir dan tubuh bekerja. Begitu kira-kira sebuah kutipan dalam buku “Pribadi Hebat” karya Buya Hamka. Ia menawarkan pandangan yang mendalam tentang esensi semangat dan bagaimana ia bisa mengubah individu menjadi pribadi yang luar biasa.

Semangat, menurut Buya Hamka, adalah api yang membara dalam diri seseorang yang mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik dalam menghadapi segala rintangan. Dalam konteks olahraga, khususnya sepak bola, semangat ini tidak hanya vital bagi pemain individu, tetapi juga bagi seluruh tim. Kita bisa melihat manifestasi dari semangat yang dikisahkan oleh Buya Hamka dalam perjuangan Timnas U23 Indonesia di AFC Asian Cup Qatar 2024.

Semangat dalam Filosofi Buya Hamka

Buya Hamka menekankan pentingnya kekuatan batin dan pengendalian diri. Ia percaya bahwa seseorang yang memiliki kepribadian kuat tidak mudah goyah dan mampu menjaga arah tujuannya meski dihadapkan pada tantangan. Dalam konteks Timnas U23, ini berarti bahwa setiap pemain harus mengembangkan ketahanan mental selain kemampuan fisik. Hamka menulis bahwa, Semangat yang lemah buanglah jauh jiwa yang kecil segera besarkan yakin percaya iman pun teguh zaman hadapan penuh harapan. Hal ini sangat relevan ketika kita melihat bagaimana Timnas U23 harus berjuang melawan tim-tim kuat di Asia.

Dalam karya “Pribadi Hebat”, Buya Hamka juga menyoroti pentingnya transformasi mental dalam mencapai kesuksesan. Ia berargumen bahwa perubahan sikap dan cara berpikir adalah fundamental dalam mengatasi hambatan. Untuk Timnas U23, ini berarti bahwa pemain perlu terus mengasah tidak hanya kemampuan teknis mereka, tetapi juga mentalitas mereka. Pelatih dan staf tim harus bekerja untuk membangun kepercayaan diri pemain dan mengeliminasi keraguan, memberikan mereka kekuatan untuk percaya bahwa mereka bisa bersaing di panggung Asia.

Baca Juga  Demokrasi Taqwa: Sebuah Pemikiran Politik Buya Hamka

Hamka juga sangat menghargai peran kepemimpinan dalam memupuk semangat dan menyatukan orang-orang. Kepemimpinan yang kuat dapat menginspirasi anggota tim untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka. Dalam konteks sepak bola, kapten tim Timnas U23 memiliki peran yang sangat penting dalam ini. Melalui kepemimpinan yang efektif, kapten dapat menggalang semangat tim dan memastikan bahwa semua pemain bergerak dengan satu visi dan tujuan.

Semangat Kolektif dan Sinergi Tim

Salah satu aspek terpenting dari semangat yang ditekankan oleh Hamka adalah bagaimana ia harus menjadi usaha kolektif. Dalam “Pribadi Hebat”, penulis mengartikan tentang pentingnya sinergi dan kerja sama. Dalam sepak bola, ini berarti bahwa setiap pemain harus memahami dan memainkan perannya dengan efektif, sambil juga mendukung rekan satu timnya.

Timnas U23 harus mengembangkan semangat tim yang kuat di mana pemain saling mendukung satu sama lain di dalam dan luar lapangan. Ini akan menciptakan suasana yang menguntungkan bagi semua pemain untuk berkembang.

Bersikap Profesional Apapun Hasilnya

Pada laga semifinal AFC ASIAN CUP QATAR 2024 mempertemukan antara Timnas Indonesia dan Timnas Uzbekistan, yang di dalam pertandingan banyak para pendukung Indonesia mengatakan ada suatu kecurangan. Sepakbola memang sekejam itu. Jika seandainya kaki Sananta tidak melebar begitu, gol Ferrari tidak akan dibatalkan, tapi jangan lupa, jika kaki Sananta tidak begitu mungkin juga gol tidak tercipta. Ini bicara soal momentum, sekecil apapun gerakan badan pemain memungkinkan bola juga akan berubah drastis, jadi ini hanyalah soal nasib.

Soal tangan pemain Uzbekistan yang terlihat melewati Sananta, FYI bahwa, tangan hingga lengan tidak masuk hitungan soal kondisi offside. Jadi keputusan wasit anulir gol Indonesia sudah tepat. Sementara soal dua VAR lainnya memang masih bisa diperdebatkan, tapi wasit punya keputusan sendiri. Walau akhirnya merugikan kita, keputusan wasit tersebut masih bisa diterima dan berdasar.

Baca Juga  Pribumisasi Islam Gus Dur di Mata Muslim Milenial

Jadi tidak perlu serang menyerang, karena ini sedikit banyak menandakan bahwa setiap kita kalah kita hanya mencari alasan tanpa melihat performa tim kita sendiri. Sebab secara game di lapangan Uzbekistan sangat layak menang, tidak bisa dibantah. Jadi tidak perlu ada yang disalahkan selain kita yang harus mencoba bangkit di pertandingan selanjutnya.

Di AFC Asian Cup Qatar 2024, Timnas U23 Indonesia tidak hanya berjuang dengan strategi dan kondisi fisik, tetapi juga dengan pembinaan karakter dan semangat juang yang ditanamkan seperti dalam buku “Pribadi Hebat” oleh Buya Hamka. Dengan hal ini penulis mengartikan dengan prinsip-prinsip ini, Timnas U23 dapat meningkatkan kinerja mereka di lapangan dengan semangat juang yang tinggi.

Pandangan Buya Hamka tentang semangat bukan hanya filosofi yang terbatas pada aspek kehidupan pribadi, tetapi juga sangat relevan dalam dunia kompetitif sepak bola internasional. Dengan menginternalisasi semangat juang, kepemimpinan yang inspiratif, dan kerja sama tim, Timnas U23 memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tidak hanya berkompetisi tetapi juga untuk menonjol di AFC Asian Cup Qatar 2024. Semoga semangat ini menjadi pendorong bagi mereka untuk mencapai prestasi yang belum pernah tercapai sebelumnya dan membuat bangga masyarakat Indonesia. Tabik!!!

Editor: Soleh

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds