Tidak seperti tahun-tahun pelaksanaan ibadah haji sebelumnya, tahun 2024, pemerintah melakukan terobosan baru dalam pelayananan penyediaan tiga kali makan sehari bagi jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Terobosan pemberian konsumsi selama di Mekkah, terkhusus pada saat Armuzna ini dinilai terobosan yang baru dan berani pada pelaksanaan haji 1445 H/2024 M pada kuota normal dan tambahan.
Ibadah Armuzna di tahun-tahun sebelumnya identik dengan makan secara mandiri, sehingga jemaah harus membawa peralatan makan seperti magicom atau pun bahan makanan mentah lainnya. Sehingga terkadang membuat jemaah lansia terkendala dalam hal makanan. Sulitnya medan saat distribusi makanan dikarenakan padatnya kawasan Armuzna selama hari tasyrik adalah alasan kuat, di tahun-tahun sebelumnya tidak ada pelayanan makanan kepada Jemaah selama Armuzna.
Makan Tiga Kali Sehari di Armuzna
Jemaah haji dari Indonesia pada musim haji 1445 H/2024 M mendapatkan pelayanan makan konsumsi selama tiga kali sehari, selama pelaksanaan ibadah Armuzna. Pemerintah melalui Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jemaah haji. Hal ini juga dilakukan untuk mendorong adanya perbaikan pelayanan dari tahun-tahun sebelumnya.
Armuzna ini adalah rangkaian ibadah yang menjadi kegiatan wajib haji. Titik ini, sering dikatakan sebagai tempat titik krusial dikarenakan seluruh energi fisik dan mental akan diperas pada momentum kali ini. Pelayanan haji yang prima, akan menjadi kunci utama untuk mempermudah jamaah haji melaksanakan ibadah Armuzna.
Sebanyak 1,58 juta paket makanan disediakan oleh panitia pelaksana haji 2024 yang tersimpan di tenda khusus di Arafah. Konsumsi yang diberikan kepada jemaah selama pelaksanaan ibadah Armuzna tidak hanya makanan siap saji, tetapi juga akan diberikan makanan ringan atau snack, dan buah sebagai pelengkap.
Jaminan Makanan Bergizi di Armuzna
Beny Hermawan selaku Kepala Seksi Konsumsi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Mekah menuturkan, bila menu untuk jemaah haji bervariasi, dan tentunya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Selama di Armuzna Jemaah mendapatkan 15 kali makan yang terdiri dari 6 kali makan siap saji, dan 9 kali makanan fresh, serta mendapatkan tambahan 1 kali makan snack berat ketika di Muzdalifah.
Jadwal pendistribusian logistik makanan saat Armuzna juga ditentukan dengan jadwal terperinci, yakni makanan mulai disiapkan sejak 6 Zulhijah 1445 Hijriah atau 12 Juni 2024. Pada waktu menjelang puncak haji ini, jemaah haji Indonesia akan mendapatkan sarapan dan makan siang. Kemudian, pada 7 Zulhijjah atau 13 Juni 2024, jemaah mendapat tiga kali makan, yakni makan pagi pukul 05.00 – 07.00 WAS, dan makan siang pada jam 11.00 – 13.00 WAS, serta makan sore pada pukul 14.00 16.00 WAS.
Distribusi konsumsi saat menuju puncak Armuzna disiapkan oleh penyedia katering saat di hotel. Lalu pada Jum’at, 8 Zulhijah (14 Juni 2024), jemaah haji Indonesia akan disiapkan sarapan. Dan saat di Arafah, yakni pada 9 Zulhijjah (15 Juni 2024), akan disediakan makan pagi dan makan siang. Kebutuhan makan jamaah benar-benar dicukupi sebanyak tiga kali sehari selama ibadah Armuzna.
Menjelang menuju Muzdalifah juga, jemaah haji mendapatkan camilan berat saat di Arafah dan Muzdalifah. Bersamaan dengan pemberian logistik konsumsi tersebut, petugas haji juga akan membagikan kerikil untuk ibadah lempar jumroh.
Layanan Makan saat Mabit Mina
Kemudian, saat jemaah haji bergerak menuju Mina, selama mabit atau bermalam di tanggal 10-11 Zulhijah (16-18 Juni 2024), jemaah akan mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan nmalam dari Mashariq. Lalu pada 13 Zulhijah (19 Juni 2024), jemaah haji akan mendapatkan makan siang menu siap saji dan makan malam pada pukul 19.00-21.00 WAS. Lalu pada 14-15 Zulhijah (20-21 Juni 2024), jemaah haji Indonesia akan mendapat tiga kali makan dalam sehari (Dikutip dari Kompas.id 13/05/2024).
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan lebih dari 11,8 juta boks makanan dengan menu-menu nusantara yang bisa dinikmati oleh jemaah haji Indonesia selama beribadah di Mekkah dan Madinah, termasuk pasokan logistik makananan saat di Armuzna. Adapun menu khas nusantara yang disiapkan dalam bentuk menu siap saj meliputi: gulai ikan, rendang ayam, ayam saus tiram, rendag daging, rendang daging saus tiram, dan ayam asam manis.
Selain menjaga cita rasa nusantara, Â Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga memastikan menu yang tersaji untuk jemaah haji 2024 mempertimbangkan aspek kecukupan seperti karbohidrat, protein, dan beragam vitamin yang dibutuhkan oleh jemaah haji.
Makanan Ramah Semua Umur
Makanan yang disediakan oleh  Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga dipastikan ramah untuk seluruh umur, khususnya untuk para jemaah lansia. Makanan seperti nasi disediakan dengan nasi lunak sehingga mudah dicerna oleh jemaah haji usia lanjut. Untuk menjaga cita rasa, PPIH juga mendatangkan bumbu dari Indonesia langsung. Total ada 70 ton bumbu makanan dari Indonesia dari 200 ton bumbu yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan logistik makanan pada musim haji 2024.
Untuk menjaga makanan agar tetap hangat dan fresh hingga tiba di jemaah, makanan yang disediakan dimasukkan ke dalam penghangat makanan (food warmer). Di bagian wadah kemasan makanan juga diberikan tulisan berupa informasi terkait batas waktu bolehnya makanan dikonsumsi oleh jamaah.
Untuk memastikan ketersediaan makanan setiap waktu, PPIH menyediakan dapur pada setiap maktab untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dahulu. Dapur ini berfungsi sebagai tempat untuk menanak nasi, karena jemaah hanya mendapatkan lauknya dalam bentuk kemasan. Sehingga nasi yang tersaji kepada jemaah adalah nasi yang fresh.
*)Artikel ini diproduksi atas kerjasama Kemenag dan IBTimes.ID