Pendidikan progresif adalah sebuah konsep pendidikan yang berfokus pada perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari sisi intelektual, emosional, maupun sosial. Konsep ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran seorang filsuf dan pendidik asal Amerika, John Dewey.
Dewey dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam aliran pendidikan progresif yang menekankan pentingnya pengalaman, pembelajaran aktif, dan relevansi dalam pendidikan. Melalui pandangannya, Dewey mencoba merombak sistem pendidikan tradisional yang lebih bersifat kaku dan otoriter.
Latar Belakang John Dewey
John Dewey lahir pada 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont, Amerika Serikat. Dewey tidak hanya seorang filsuf, tetapi juga seorang psikolog dan pendidik yang berpengaruh besar dalam bidang pendidikan. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah mengembangkan teori pendidikan progresif, yang mengutamakan pengalaman sebagai pusat pembelajaran.
Dewey menolak sistem pendidikan yang terlalu berfokus pada pengajaran teori tanpa keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Baginya, pendidikan seharusnya membantu siswa untuk memahami dunia mereka dengan cara yang lebih langsung, melalui pengalaman nyata dan refleksi yang mendalam. Dalam hal ini, Dewey melihat pendidikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan, bukan hanya sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan.
Prinsip Utama Pendidikan Progresif Dewey
1. Pendidikan berbasis pengalaman
Salah satu prinsip utama dalam pendidikan progresif Dewey adalah pentingnya pengalaman langsung dalam proses belajar. Dewey percaya bahwa pengetahuan tidak bisa hanya diberikan melalui ceramah atau buku teks, tetapi harus didapatkan melalui pengalaman yang berarti. Siswa belajar lebih baik ketika mereka terlibat dalam kegiatan yang menghubungkan teori dengan praktik.
Misalnya, alih-alih hanya membaca tentang eksperimen ilmiah, siswa lebih baik jika mereka dapat melakukan eksperimen tersebut sendiri. Dengan demikian, siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan mengingat pelajaran lebih lama.
2. Pembelajaran aktif
Dewey sangat menekankan bahwa siswa harus menjadi bagian aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini berbeda dengan pendekatan pendidikan tradisional yang lebih bersifat pasif, di mana siswa hanya menerima informasi dari guru.
Dewey berpendapat bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide mereka, bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam model pendidikan progresif, siswa diajak untuk terlibat dalam kegiatan kolaboratif yang mengasah kemampuan sosial dan intelektual mereka.
3. Keterlibatan sosial
Dalam pendidikan progresif Dewey, pendidikan tidak hanya dianggap sebagai hal yang berfokus pada pengembangan individu saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial. Dewey berpendapat bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat di mana siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Oleh karena itu, proses pembelajaran di sekolah harus mencakup pembelajaran sosial yang memperkenalkan siswa pada nilai-nilai demokrasi, kerjasama, dan tanggung jawab sosial.
4. Menekankan proses, bukan hanya hasil
Dewey berfokus pada proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhirnya. Dia berpendapat bahwa pembelajaran yang efektif adalah ketika siswa terlibat aktif dalam proses tersebut. Sebuah eksperimen, tugas, atau proyek adalah lebih dari sekadar untuk menghasilkan jawaban atau produk akhir, melainkan juga sebuah kesempatan untuk belajar melalui percakapan, pertanyaan, kesalahan, dan refleksi. Dengan demikian, siswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di dunia nyata yang seringkali tidak memiliki jawaban pasti dan jelas.
5. Sekolah sebagai laboratorium sosial
Dewey melihat sekolah sebagai “laboratorium sosial” di mana siswa bisa mempraktekkan kehidupan sosial mereka dalam konteks yang lebih terstruktur dan bimbingan dari pendidik. Di dalam lingkungan sekolah yang demokratis, siswa diajarkan untuk bekerja bersama, menghargai perbedaan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif. Hal ini memberikan mereka pengalaman praktis dalam kehidupan demokrasi yang lebih luas.
Pengaruh Pemikiran Dewey dalam Pendidikan Modern
Pemikiran John Dewey sangat memengaruhi berbagai sistem pendidikan di dunia. Pendekatan-pendekatannya yang berbasis pada pengalaman dan partisipasi aktif menginspirasi banyak sekolah untuk merancang kurikulum yang lebih relevan dengan kehidupan nyata siswa. Beberapa dampak utama dari pemikiran Dewey antara lain:
a. Kurikulum yang fleksibel dan interdisipliner
Dewey mendorong pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum tidak hanya mengajarkan subjek secara terpisah, tetapi juga menekankan hubungan antara berbagai bidang ilmu.
Misalnya, matematika, ilmu alam, seni, dan bahasa dapat dipelajari secara bersama-sama dalam proyek yang menghubungkan berbagai disiplin tersebut, sehingga siswa dapat melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan demokratis
Salah satu warisan terbesar Dewey adalah ide tentang pendidikan demokratis, di mana siswa belajar untuk menjadi bagian dari masyarakat yang aktif dan bertanggung jawab. Pendidikan harus mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam proses sosial dan politik, memahami hak dan kewajiban mereka, serta belajar cara bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Ini berkontribusi pada pembentukan karakter dan kewarganegaraan yang baik.
c. Sekolah yang lebih menyenangkan dan bermakna
Pendidikan progresif Dewey mengubah sekolah menjadi tempat yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran yang interaktif dan berbasis pada minat serta pengalaman siswa membuat pendidikan menjadi lebih menarik. Siswa diajak untuk belajar dengan cara yang lebih kreatif, kritis, dan relevan dengan kehidupan mereka.
Kritik Terhadap Pendidikan Progresif Dewey
Meskipun pemikiran Dewey tentang pendidikan progresif telah memberikan dampak besar, pendekatan ini tidak lepas dari kritik. Beberapa pihak menganggap bahwa pendidikan progresif terlalu menekankan pada pengalaman individual dan kurang fokus pada pencapaian akademik yang spesifik. Ada juga kritik bahwa model ini dapat menyebabkan kurangnya struktur dan disiplin di dalam kelas.
Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa pendidikan progresif Dewey memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan abad ke-21 yang semakin mengarah pada pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan penggunaan teknologi dalam proses pendidikan.
Kesimpulan
Pendidikan progresif yang dicetuskan oleh John Dewey membawa perubahan besar dalam cara kita memandang proses belajar mengajar. Konsep-konsep utama yang diajukan Dewey, seperti pengalaman langsung, pembelajaran aktif, dan pendidikan sosial, telah membentuk dasar bagi banyak praktik pendidikan modern.
Meskipun terdapat kritik terhadap pendekatan ini, ide-ide Dewey tetap relevan dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih berorientasi pada pengembangan karakter dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pendidikan progresif bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan keterampilan yang lebih luas dan mendalam.
Editor: Soleh