IBTimes.ID – Suasana haru menyelimuti Istana Negara pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini. Di antara nama-nama penerima gelar Pahlawan Nasional 2025, salah satu yang paling menyentuh hati publik adalah Marsinah, aktivis buruh yang gugur memperjuangkan keadilan bagi para pekerja pada awal 1990-an.
Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025). Upacara tersebut dihadiri oleh pejabat negara, keluarga penerima gelar, serta sejumlah tokoh buruh dan aktivis hak asasi manusia.
Dilansir dari detik.com, Almarhumah Marsinah diwakili oleh dua orang saudaranya, kakak kandungnya Marsini dan adiknya Wijiyanti. Keduanya tampak tak kuasa menahan air mata sepanjang prosesi penganugerahan berlangsung. Momen paling mengharukan terjadi ketika Presiden Prabowo menyerahkan langsung tanda kehormatan tersebut. Sambil bersalaman dengan Presiden, keluarga Marsinah tampak berbincang cukup lama, seolah melepas beban panjang perjuangan mencari keadilan bagi almarhumah.
Usai acara, Marsini menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah memperjuangkan agar adiknya mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional. Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan,
“Pak Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk yang telah berikan support, juga Pak Lurah Desa Mindo, juga Pak Gelik yang telah mengawal semua yang untuk administrasi, juga semua keluarga dan teman-teman Marsinah yang dulu ikut kena PHK, dari 13 teman seperjuangan di perusahaan, juga SPSI, juga KSPSI, semuanya,” ujar Marsini di Istana Negara, Jakarta.
Marsinah Resmi Menjadi Pahlawan Nasional
Dalam wawancara yang sama, adik Marsinah, Wijiyanti, tak kuasa menahan tangis. Ia sempat terhenti beberapa kali saat mengungkapkan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo. Dengan air mata yang menetes, ia berkata,
“Saya ingin mengucapkan terima kasih, kita berterima kasih kepada Bapak Presiden, Bapak Presiden saya itu kalau ingat… Ingat adik…”
Ucapan itu disambut suasana haru di antara para tamu yang hadir. Beberapa aktivis buruh yang turut menyaksikan prosesi penganugerahan tampak menunduk, mengenang sosok yang selama ini menjadi simbol perjuangan kaum pekerja perempuan Indonesia.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah dianggap sebagai bentuk pengakuan negara terhadap perjuangan buruh dan keadilan sosial. Selama ini, Marsinah dikenal luas karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak pekerja pabrik di Nganjuk pada 1993. Perjuangan yang berakhir tragis dengan kematiannya yang misterius.
Kini, setelah lebih dari tiga dekade, nama Marsinah resmi diabadikan dalam sejarah bangsa sebagai pahlawan yang gugur demi martabat kaum pekerja. Tangis haru keluarga di Istana Negara menjadi simbol bahwa keadilan mungkin datang terlambat, tetapi tidak pernah benar-benar hilang.
Bagi keluarga Marsinah, gelar ini bukan hanya penghormatan bagi almarhumah, melainkan juga pengingat bagi seluruh bangsa bahwa perjuangan untuk keadilan dan kemanusiaan tidak pernah sia-sia.
(NS)

