Perspektif

Mengapa Mapel Akidah Akhlak Penting?

4 Mins read

Beberapa dari kita mungkin tidak asing dengan mata pelajaran (mapel) Akidah Akhlak, ya, mapel ini bisa kita jumpai di pendidikan Madrasah, dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah, hingga Aliyah ada mapel tersebut.

Mungkin di tiap jenjangnya berbeda, kadang masuk dalam satu mapel dengan yang lain menjadi Pendidikan Agama Islam, biasanya di sekolah umum seperti SMA/SMK. Selain mapel Al-Qur’an hadis, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Bahasa Arab, mapel Akidah Akhlak menjadi materi pembelajaran yang sangat berperan penting.

Di mana, Akidah yang berarti keyakinan atau dalam bahasa lain disebut iman, menjadi dasar pokok manusia dalam beragama. Lalu akhlak yang secara terminologi berarti tingkah laku (adab), bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Maka, pendidikan yang ada dalam mapel Akidah Akhlak merupakan kesatuan dari keimanan serta amaliah dari keyakinan yang menjadi dasar manusia yang memiliki agama.

Pentingnya Mapel Akidah Akhlak bagi Anak

Dari dua hal definisinya tadi, maka keduanya menjadi ‘nutrisi’ yang tepat bagi anak-anak dalam rangka membentuk kepribadian, karakter, serta mental. Meski terkadang bisa dibilang ‘kalah’ dengan mapel umum lainnya, Akidah Akhlak memiliki peran yang sangat penting dalam membina generasi penerus bangsa.

Dalam konteks kekinian, akidah dan akhlak kita amat sangat ditekankan bukan hanya dalam kehidupan nyata, namun juga dalam dunia digital. Sehingga, pengemasan materi Akidah Akhlak dalam hal ini perlu lebih mengikuti perkembangan yang ada, terutama perkembangan teknologi, sebagaimana yang kita tau, anak-anak zaman now sangat akrab dengan gawai. Maka bekal akhlak yang didasari oleh Akidah yang kuat harus di miliki.

Pada dasarnya, mapel yang masuk dalam lingkup PAI ini menjadi mapel yang penting. Karena ada poin yang pokok disana, yakni Akidah serta akhlak. Menanamkan keimanan yang kokoh serta mengarahkan kepada akhlak yang karimah amat sangat berat, terlebih lagi memberikan teladan.

Baca Juga  Kongres Umat Islam Indonesia VII: Arah Perjuangan Pendidikan

Maka mapel ini perlulah diberikan jam yang disebut sebagai Jam Tatap Muka (JTM) lebih, bukan hanya seakan dijadikan pelengkap. Namun akidah dan akhlak, suatu hal yang tidak hanya menjadi bekal didunia saja, namun juga kehidupan akhirat kelak.

Ada rukun iman di situ, ada rukun Islam di situ, ada adab dalam kehidupan sosial pun terkandung di dalamnya. Lalu hubungan antara akidah serta akhlak yang begitu berkaitan, membuatnya sangat perlu ditanamkan sedari kecil, serta dipupuk dan dirawat hingga kita dewasa.

Ketauhidan yang murni, yang dibarengi dengan akhlaqul karimah, akan membuat kita semakin dekat dengan apa yang ada pada diri Rasulullah, uswah hasanah. Oleh karena itu, mapel ini sangat penting bagi anak-anak. Juga sangat perlu untuk menambah keilmuan dan amalan ketika kita dewasa, sehingga iman kita semakin kuat, dengan ditopang amal yang shaleh.

Mapel Akidah Akhlak Sebagai Pendidikan Karakter

Pengertian pendidikan karakter yang merupakan suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik dalam rangka membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Maka sesungguhnya, hal ini sudah menjadi bagian dari pendidikan kita selama ini, dalam konteks pendidikan agama Islam, ada mapel Akidah Akhlak sebagai pendorong, lalu dalam kehidupan berbangsa ada mapel Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN/PKn) yang dulu bernama PMP (Pendidikan Moral Pancasila).

Yang di mana, keduanya merupakan elemen penting dalam membangun karakter bangsa dalam dunia pendidikan, sehingga PKn dan Akidah Akhlak adalah mapel pendidikan karakter yang tepat untuk membina kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Menurut John W. Santrock, character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.

Baca Juga  Mungkinkah Mensinergikan Kajian Keislaman dengan Keindonesiaan di Kampus?

Hal ini sejalan dengan ajaran agama Islam, amar ma’ruf nahyi munkar. Menilik ke belakang di seratus tahun lalu, KH. Ahmad Dahlan melakukan pendidikan karakter kepada santrinya sebelum mendirikan sebuah Persyarikatan.

Tentunya hal yang banyak diketahui, KH. Ahmad Dahlan tidak hanya mengaji (membaca dan menghafal ayat), namun mengajak santrinya untuk mengamalkan apa maksud yang terkandung dalam ayat tersebut.

Inilah pendidikan karakter yang terdapat unsur Akidah (iman) dan diterapkan dalam kehidupan (akhlak), sebuah pembelajaran yang tepat dan sangat penting bagi bekal generasi anak bangsa yang dimuat dalam sebuah pendidikan bernama mata pelajaran Akidah Akhlak.

***

Maka mapel Akidah Akhlak menjadi tonggak peradaban umat Islam, dimana penanaman Akidah yang kuat, akan menghasilkan keimanan dan ketauhidan yang murni kepada Rabbnya. Dari Akidahlah semua dasar hidup manusia ini berjalan, karena sesungguhnya kita sudah mengakui dan beriman kepada Allah sejak sebelum lahir ke dunia. Dalam QS al-A’raf 7:172;

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172)

Artinya, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu hendak mengeluarkan keturunan anak cucu Adam dari sulbi tulang belakang mereka, dan Allah mengambil kesaksian etrhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankan Aku Tuhanmu?” (alastu birabbikum?) Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian tidak berkata di hari kiamat nanti, “Sesungguhnya kami lupa terhadap hal ini.”

Dan itulah Akidah, dari dasar dan dirawat dengan ketaqwaan akan menghasilkan manusia mukmin yang memiliki keimanan yang kuat. Lalu akhlak, iman yang kita miliki, haruslah kita buktikan melalui amal berupa akhlak yang baik (akhlaqul karimah).

Yang dari akhlak manusia, kita mampu membedakan yang haq dan yang hoax, ataupun yang batil. Dengan akhlak pula, perhitungan amal kita nantinya dihitung, entah mana yang lebih berat. Akhlaqul karimah akan membawa kita kepada kesempurnaan iman, dalam hadits Rasulullah bersabda,

Baca Juga  Membangun Akhlak Mulia Umat Manusia Masa Kini

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR At- Tirmidzi).

Oleh karena itu mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mapel yang sangat penting, dan paling berperan dalam membina karakter umat Islam di masa menjalani jenjang pendidikan. Maka seharusnya mapel ini memiliki banyak kesempatan untuk mempelajari dan memperdalamnya, dalam hal ini jam tatap muka pembelajaran, khususnya pada Madrasah (MI, MTs, MA).

Sehingga mapel akidah akhlak tidak hanya sebagai pelengkap saja, namun menjadi materi yang utama dalam dunia pendidikan.

Yang nantinya akan menghasilkan generasi yang memiliki akidah yang kuat, serta akhlak yang baik ditengah krisisnya moral yang semakin banyak, baik secara nyata juga secara digital, maka akidah dan akhlak (karimah) memiliki peran yang vital.

Editor: Yahya FR

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *