Perspektif

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK): Pendidikan Karakter ala Islam Modernis

3 Mins read
Kampus UMM

Di Indonesia, siapa yang tidak pernah mendengar organisasi Islam terbesar Muhammadiyah yang dipelopori oleh tokoh sekaligus ulama besar, yakni KH. Ahmad Dahlan? Tentu mayoritas masyarakat Indonesia pasti tahu dan sering mendengar Ormas Islam terbesar di Nusantara ini. Muhammadiyah secara resmi terbentuk pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta dan merupakan salah satu organisasi tertua di Indonesia. Bahkan telah berdiri dan berkembang jauh sebelum NKRI berdiri. Muhammadiyah juga merupakan salah satu organisasi yang paling berpengaruh di Indonesia, sedari dulu hingga masa kini. Memiliki peran penting dan begitu masif pada bidang sosial seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan hingga pemberdayaan masyarakat. Dalam keikutsertaannya membangun bangsa melalui usaha amal Muhammadiyah.

Antara Muhammadiyah dan Pendidikan

Dunia pendidikan, adalah salah satu hal yang paling menjadi perhatian utama bagi Muhammadiyah. Mengapa demikian? Merujuk pada salah satu alasan mengapa KH. Ahmad Dahlan fokus dalam dunia pendidikan selain daripada ia seorang pendakwah, dalam menyebarkan ajaran Islam rahmat bagi semesta alam. Adalah, karena pada saat itu beliau memiliki pemikiran revolusioner bahwa, pendidikan adalah salah satu kunci untuk melepaskan belenggu masyarakat Indonesia dari keadaan keterpurukan. Di mana pada saat itu juga bangsa Indonesia sedang dijajah dan masyarakat berada dalam krisis pendidikan.

Beliau meyakini dengan memadukan ajaran Islam dan pendidikan modern, adalah jalan bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. Alhasil, melalui pergerakan pembaharuan pendidikan oleh Kiai Dahlan tersebut akhirnya membuahkan hasil mendorong pergerakan masyarakat. Hingga pada puncaknya kemerdekaan bangsa Indonesia. Apakah sampai di situ saja? Tentu belum, karena hingga saat ini bangsa dan masyarakat Indonesia masih membutuhkan pendidikan yang baik dan revolusioner. Untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa yang diharapkan mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju.

Baca Juga  Nahdlatul Ulama (NU) dan Penggerak NU: Belajar dari Sifat Dasar Lebah

Pendidikan khas Ala Muhammadiyah

Dalam dunia pendidikan pada lembaga Perguruan Tinggi khususnya, Muhammadiyah memiliki salah satu ciri khas dibanding Perguruan Tinggi lain yang bukan di bawah naungan organisasi berlogo nama nabi Muhammad SAW tersebut. Ialah, Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). AIK adalah Mata Kuliah Wajib orisinal yang hanya ada pada lembaga pendidikan Muhammadiyah.

AIK berperan strategis dalam pembinaan karakter para mahasiswanya. Di dalamnya paham keagamaan Muhammadiyah serta doktrin Agama dicurahkan kepada mahasiswa, demi terbentuknya insan muslim yang berbudi baik, alim, berakhlak mulia tetapi juga memiliki pemahaman ilmu keduniaan yang luas untuk membangun serta memajukan agama dan bangsa. AIK sendiri sudah lama dicetuskan, serta telah mengalami beberapa kali rekonstruksi pada kurikulum AIK dan pengembangan. Hingga kini pun, AIK sendiri diperkirakan terus melakukan pengembangan dan inovasi terhadap kurikulumnya.

Isi dari pendidikan AIK sendiri secara umum ialah pengetahuan Islam yang dalam aspek normatif serta historisnya. Menurut pada referensi jurnal yang penulis baca, setidaknya ada lima pokok aspek yang ada pada AIK yakni: Al-Quran-Hadist, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan Kemuhammadiyahan. Tiap-tiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang ada di setiap daerah punya cara dan inovasi masing-masing dalam program optimalisasi AIK. contohnya AIK yang ada pada Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Metode Pendidikan Unik dan Asik

Di UMM, AIK mempunyai beberapa kegiatan pendukung, salah satunya diintegrasikan dengan kegiatan yang disebut dengan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (disingkat P2KK). Di mana selama beberapa hari sekitar 200-300 mahasiswa baru yang telah dibagi dalam setiap angkatan, diasramakan dalam P2KK di Rusunawa. Kemudian AIK disuguhkan dalam bentuk materi serta praktik di setiap kelas yang sudah dimuat dalam 1 SKS dalam P2KK. Yang kedua, AIK di UMM juga mencetuskan apa yang disebut dengan Kuliah Ahad Subuh (KAS), di sini mahasiswa dituntut dan dilatih untuk terbiasa bangun subuh dan menyimak kajian-kajian yang dibawakan oleh pemateri. Kemudian selanjutnya ada Semarak Literasi Al-Quran (SLQ) yang ditujukan bagi mahasiswa muslim yang belum terampil dalam membaca Al-Quran.

Baca Juga  Cara Nabi Muhammad Melawan Oligarki

AIK sendiri menjadi mata kuliah wajib bagi seluruh Program Studi pada setiap Fakultas yang ada di UMM. terkecuali, Fakultas Agama Islam (FAI). Sistem AIK di UMM sendiri tersaji dalam empat semester: mulai dari AIK-I yang telah dijalani di P2KK, AIK-II tentang Aqidah dan Ibadah, AIK-III Kemuhammadiyahan, hingga AIK-IV tentang Akhlak dan Mu’amalah. terbagi dalam semester satu, dua, lima dan enam.

Terdapat pengelompokan 3 tingkatan kelas yakni Al-Mubtad’in, Al-Mutawassithin, dan terakhir Al-Mutaqaddimin. Sistem pembelajaran AIK tersaji dengan menarik dengan Focus Group Discussion (FGD), memacu mahasiswa berpikir kritis dengan Critical Review terhadap suatu kasus dan sejarah, mengekspresikan pendapat, serta pembelajaran yang memanfaatkan E-Learning dalam perkuliahan mereka.

Setelah mahasiswa membangun dan mengembangkan jalan pikirannya, serta membuka cakrawala pemikiran yang luas dan piawai dengan ilmu keduniaan. Maka Muhammadiyah melalui AIK hadir memberi dasar atau fundamental nilai-nilai Islam terhadap jalan pikiran mereka. Sebagai landasan moral, motivasi, dan spiritual. Sehingga terbentuknya ulama yang intelek serta juga intelektual yang berkepribadian ulama. Menciptakan kader – kader yang berakhlak lagi cerdas untuk kemajuan agama, masyarakat, bangsa serta dunia. Sesuai dengan ajaran Islam adalah rahmat untuk semesta alam.

Editor: Yahya FR
Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa yang hobby TIK, Fotografi, Keislaman, Sosial dan Seni.
Articles
Related posts
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…
Perspektif

Mau Sampai Kapan IMM Tak Peduli dengan Komisariat?

2 Mins read
Barangkali unit terkecil IMM yang paling terengah-engah membopong organisasi adalah komisariat. Mereka tumbuh serupa pendaki yang memanjat gunung tanpa persiapan dan dukungan….

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds