Perspektif

al-Quds Day: Benarkah Propaganda Syiah?

4 Mins read

Tahun ini al-Quds Day atau Hari al-Quds jatuh pada hari jumat, 28 Maret 2025 H atau 25 Ramadhan 1446 H. Al-Quds Day tahun ini adalah tahun ke 46 sejak mulai dicetuskan oleh Ruhullah Khomeini pada Tahun 1979 setelah revolusi di Iran.

Mengutip laman wikipedia, al-Quds Day adalah hari dimana ditunjukkannya dukungan untuk kemerdekaan bangsa Palestina secara massal pada hari Jumat terakhir setiap bulan suci Ramadan.

Diinisiasi oleh Rahbar pertama Iran, Ruhullah Khomeini, al-Quds Day bukan hanya disemarakkan oleh masyarakat Iran seperti awalnya, akan tetapi semangat al-Quds sudah menyebar ke banyak negara, lintas benua, bahkan lintas agama.

al-Quds Day: Komitmen Kebangsaan

Mendukung kemerdekaan bangsa Palestina selain kesamaan aqidah karena mereka mayoritas muslim, juga karena amanat UUD 1945. Dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945 disebutkan:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh karena itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Sebagai bangsa yang sudah merdeka sejak tahun 1945, kita pun wajib mensiarkan nilai-nilai kemerdekaan itu secara global terutama kepada negara bangsa yang masih terjajah.

Data dari Kementrian Kesehatan di Gaza, sebagaimana laporan Sharif Kouddous, Jurnalis DropSiteNews, sudah ada kurang lebih 50.000 warga Palestina yang syahid sejak 7 Oktober 2023 atas kekejaman zionis Israel. Ditambah lagi dengan serangan saat ini di tengah gencatan senjata. Tak pelak sudah ada 700 orang kembali tercatat menjadi korban sasaran Israel. Dari kalangan anak, perempuan bahkan para reporter (Press) juga tidak bisa menghindari serangan Israel.

Reporter yang viral atas kematiannya adalah Hossam Shabat, ia tetap memberikan info kepada dunia di tengah gencatan senjata. Namun sayang diusianya yang masih muda, 23 tahun, ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Ramai di media sosial tangkapan layar dari status terakhir Ahmad Sabhat di mana ia mempertanyakan bangsa-bangsa Arab lainnya yang tidak membantu Palestina. Dalam statusnya ia menulis ya ahlal imarat, ya ahlal saudiyyah, ya ahlal ardan, ya ahlal mashri, ainakum (hai warga Emirat, hai warga Saudi, hai warga Jordania, hai warga Mesir ke mana kalian?).

Baca Juga  Pembelaan Muslim Terhadap Filsafat

Jadi sudah sepatutnya kita mendukung dengan penuh perjuangan Palestina dari genosida Zionis. Apakah dengan berdonasi, memboikot produk berafisiliasi Israel ataupun membuat tagar dukungan di media sosial.  

al-Quds Day: Kesadaran Kemanusiaan

Apa yang dialami oleh bangsa Palestina bukan persoalan antara Islam-Yahudi, karena pada kenyataannya di negara Israel juga terdapat warga yang beragama Islam.

Begitu juga di negara Palestina terdapat komunitas Kristen dan Yahudi.

Banyaknya warga sipil begitu juga jurnalis yang meninggal, penghancuran rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, semakin memperlihatkan bahwa itu bukan sebuah perang tapi genosida.

Perang sejatinya memiliki aturan main. Hanya yang terlibat dalam peranglah yang harusnya menjadi korban seperti militer ataupun sipil yang dipersenjatai. Jurnalis juga kategori yang ‘haram’ untuk dijadikan sasaran tembak, oleh karena itu seorang jurnalis selalu berpakaian lengkap agar mereka bisa ditandai.

Gedung-gedung seperti tempat ibadah, sekolah dan rumah sakit juga dilarang untuk dihancurkan selama perang berlangsung. Namun aturan seperti ini tidak berlaku bagi pejabat Zionis. Intinya mereka hanya ingin menguasai Gaza apapun caranya.

Al-Quds Day: Counter Hegemoni Barat

Geopolitik saat ini berjalan secara multipolar. Artinya bahwa tidak ada lagi satu negara atau sekutu yang mendominasi ekonomi, politik maupun militer secara global.

Pasca revolusi Islam Iran, banyak negara-negara yang kemudian sadar bahwa mereka punya kekuatan untuk tidak tunduk pada satu komando, yaitu Amerika Serikat dan sekutunya.

Saat ini kita lihat bagaimana AS menyuplai anggaran maupun persenjataan kepada Israel untuk melawan Hamas. Namun ternyata Zionis Israel kewalahan. Selain itu di luar prediksi, kekuatan Militer Faksi Ansarullah dan Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon semakin meningkat.

Mengutip dari berita ParsToday, apa yang terjadi di Laut Merah adalah bukti bagaimana kuatnya perlawan Houthi bersama angkatan Laut Yaman dalam mengirimkan paket rudal ke kapal induk USS Harry S. Truman. Hingga kemudian kapal tersebut perlahan menarik diri. Bisa dibayangkan apa jadinya jika kapal induk AS tersebut sampai berlabuh dan  menyuplai senjata ke Zionis Israel.

Baca Juga  IBTimes.ID dan Generasi Milenial Progresif

al-Quds Day: Wadah Persatuan Umat Islam

Kesadaran akan pentingnya kemerdekaan Palestina mampu ‘meruntuhkan’ dominasi AS dan sekutu. Bahkan di benua Amerika sendiri, negara seperti Kuba, Bolivia, Venezuela, Kolombia, Cile secara tegas melawan kebijakan luar negeri AS yang menguntungkan Zionis Israel.

Sering kita lihat melalui pemberitaan media ,pemimpin negara-negara tersebut secara tegas mendukung kemerdekaan Palestina.

Sebagai umat Islam, tentunya al-Quds Day tepat menjadi momentum persatuan dan solidaritas.

Jangan lagi kita terpisah oleh ‘jurang’ sentimen sektarian Sunni-Syiah. Bersatunya umat Islam seluruh dunia untuk mendukung Palestina adalah hal yang mengkhawatirkan bagi AS dan sekutu. Sekalipun kenyataannya di dalam tubuh umat Islam sendiri dan di negara-negara Arab sendiri ada yang masih memandang ‘sebelah mata’ keadaan Palestina.

Negara negara kaya seperti Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar masih nyaman dengan diri mereka sendiri. Mungkin mereka mendukung Palestina tapi hanya ‘retorika’ semata. Sedangkan kita lihat bahwa negara miskin seperti Yaman ‘all out’ menjadi tameng bagi saudaranya.

Menurut Abdel Bari Atwan, Analis Politik Arab dalam surat kabar Rai al Youm, saat ini pemerintah Arab hanya diam saja melihat korban syuhada hingga 50 ribu orang. Mereka bukan Duta Besar, tapi Kedubes Zionis Israel.

Abdel Bari Atwan juga memuji perlawanan Palestina tertama Hamas. Ia mengatakan bahwa pejuang Hamas tidak meninggal di hotel mewah atau tempat nyaman, tapi ditenda-tenda yang kekurangan air dan makanan.

Jika dibandingkan antara Lebanon maupun Yaman dengan negara-negara kaya minyak di atas mana yang seharusnya bisa lebih banyak berkorban untuk saudaranya? Namun sayang mereka sepertinya bungkam atau malah ‘main mata’ dengan para penjajah.

Negara Turkiye melalui Presiden Erdogan dalam berbagai forum selalu menyampaikan komitmen akan Palestina.

Baca Juga  Haji Ramah Lansia dan Masa Depan Pelayanan Haji Indonesia

Dan nyatanya Turkiye masih menyuplai baja dan minyak ke Zionis. Salah satu media internasional, Middle East Eye, melaporkan bahwa pada november lalu melalui citra satelit terlihat kapal tanker dari Turki tiba di pelabuhan Askelon, Israel.

Mungkin kebijakan ganda ini juga salah satunya yang memicu demonstrasi besar-besaran di berbagai kota.

al-Quds Day: Benarkah Propaganda Syiah?

Inilah yang masih biasa ‘digoreng’ oleh saudara-saudara kita yang anti persatuan di tanah air. Mereka membuat narasi bahwa Hari al-Quds adalah propaganda Syiah dalam hal ini negara Iran sebagai sumber utama agar paham-paham Syiah bisa tersebar luas.

Jika kita membuka lembar sejarah, memang Hari al-Quds sebagai hari persatuan mendukung Palestina itu diprakarsai oleh Ruhullah Khomeini. Rahbar Iran yang dihari senjanya mampu menggulingkan kekuasaan Shah Pahlevi. Shah Pahlevi merupakan kawan baik AS dan menjadi bonekanya di Teluk Arab.

Setelah Revolusi Islam Iran, dukungan semakin digaungkan bagi Palestina. Hari al-Quds yang awalnya hanya di Iran saja, lalu kemudian menyebar ke berbagai negara dan tentunya ke Indonesia juga.

Jika kita amati saat ini, kenapa yang gencar membantu Palestina hanya kalangan Syiah saja? Yang secara nyata melawan di lapangan tanpa retorika di podium atau seminar-seminar. Hizbullah Lebanon, Ansharullah-Houthi Yaman secara ideologi dan madzhab mereka Syiah.

Tentu bagi umat Islam Sunni ini adalah sebuah tamparan keras, bahwa mereka yang kadang dicap sebagai bukan Islam nyatanya yang paling terdepan melawan AS dan sekutu.

Jadi, pada intinya al-Quds Day adalah sama dengan menjalankan amanat undang-undang, kesadaran akan pentingnya kemanusiaan, protes kepada AS dan sekutunya serta wadah persatuan umat Islam.

Editor: Soleh

Related posts
Perspektif

Apa Makna Tradisi Mudik Lebaran?

2 Mins read
KTP kita yang sesungguhnya adalah surga. Kampung halaman kita adalah surga. Semestinya yang kita rindukan adalah mudik ke surga berkumpul bersama abah…
Perspektif

Agama untuk Manusia, Bukan Manusia untuk Agama!

2 Mins read
Agama diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk bagi manusia, bukan sebaliknya—manusia diciptakan untuk diperbudak oleh agama. Dalam perspektif Islam, agama seharusnya menjadi sumber…
Perspektif

Tiga Sikap Manusia Terhadap Al-Qur’an

5 Mins read
Hari-hari ini umat Islam sangat berharap untuk mendapatkan sebuah malam yang diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Jika dikalkulasi,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *