Menikah adalah ibadah yang paling lama, yakni ibadah seumur hidup dengan pasangan pilihan. Semua hal yang sebelumnya diharamkan sebelum menikah menjadi bernilai pahala di sisi Allah SWT ketika sudah menikah. Memilih tanggal pernikahan menjadi momen yang penting karena menikah hanya terjadi seumur hidup sekali saja. Kecuali yang mau berpoligami atau menikah lagi. Namun, benarkah Rasulullah mensunnahkan menikah di bulan Syawal?
Pengertian Sunnah
Kata as-sunnah berarti ath-thariqah (jalan), baik yang terpuji atau pun yang tercela. Menurut definisi adalah mencakup semua riwayat yang bersumber dari Rasulullah SAW selain al-Qur’an, bisa berupa perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan) beliau yang dapat dijadikan dalil hukum syar’I (Tarmizi M. Jakfar, 2011: 124).
Pemaknaan as-sunnah seperti ini didasarkan kepada sabda Nabi berikut:
من سن سنّة حسنة فله ا جرها واجر من عمل بها إ لى يو م القيا مة, و من سن سنّة سيّئة فعليه وزرها ووزر من عمل بها إ لى يو م ا لقيا مة
Artinya: “Barangsiapa mengadakan atau membuat sunnah (jalan) yang terpuji (baik) maka baginya pahala sunnah itu dan pahala orang lain yang mengamalkannya hingga hari kiamat. Dan barangsiapa menciptakan sunnah yang buruk maka baginya dosa atas sunnah yang buruk itu dan menanggung dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih).
Keistimewaan Bulan Syawal
Makna “Syawal” adalah meningkat atau peningkatan, sehingga bulan Syawal bermakna sebagai peningkatan sebuah ketakwaan kepada Allah SWT setelah melakukan puasa sebulan penuh dalam bulan Ramadhan. Bulan Syawal adalah bulan ke-10 dalam kalender tahun Hijriyah. Bulan Syawal bukan termasuk bulan Haram (bulan yang disucikan), namun bulan ini termasuk memiliki banyak keistimewaan.
Keistimewaannya adalah karena ada perintah untuk melaksanakan puasa 6 hari dalam bulan Syawal. Di dalam bulan ini juga sering terjadi peristiwa penting diantaranya adalah perang Uhud, Perang Uhud, perang Bani Sulaim, perang Khandaq, perang Hunain, dan perang Tha’if.
Ternyata Rasulullah menikah dengan Aisyah R.A pada bulan Syawal beberapa tahun setelah meninggalnya Khadijah. Aisyah berkata “Rasulullah saw menikahiku pada bulan Syawal. Kami juga mulai hidup Bersama pada bulan Syawal. Adakah istri Rasulullah yang lebih beruntung disbanding aku?’’ (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Darimi, dan Baihaqi).
Sunnah Menikah di Bulan Syawal, Benarkah?
Di dalam kitab yang berjudul Aisyah, ditulis oleh Sulaiman an-Nadawi, disebutkan dalam sub bab pelajaran terpenting dari pernikahan Rasulullah Saw dan Aisyah. Orang-orang arab memiliki tradisi dan kebiasaan yang bertentangan dengan syariat islam. Mereka percaya bahwa menikah dengan putri teman yang dianggap saudara sendiri adalah perbuatan terlarang. Tradisi lainnya adalah bangsa Arab tidak mau menikahkan putri mereka pada bulan Syawal karena takut terkena wabah yang tersebar oleh mitos yang tidak bedasar.
Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah itu kemudian menghapuskan tradisi buruk tersebut. Sebagaimana pengertian sunnah di atas, bahwasanya apa yang dikatakan ataupun dilakukan Rasulullah saw bisa dijadikan dalil syar’i. Maka menikah pada bulan Syawal bisa jadi amalan sunnah. Wallau a’lam.
Editor: Revoluna Z