IBTimes.ID – Akademisi dan Rektor IPB University, Arif Satria, resmi dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggantikan Laksana Tri Handoko, yang telah memimpin lembaga tersebut sejak 2021.
Pelantikan Arif dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11), bersamaan dengan pelantikan Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN. Keduanya diangkat berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala serta Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Dalam upacara pelantikan, Presiden Prabowo memimpin pengucapan sumpah jabatan yang diikuti oleh Arif dan Amarulla.
“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Prabowo, yang kemudian diikuti keduanya.
“Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” lanjutnya.
Profil Singkat Arif Satria
Arif Satria dikenal luas sebagai akademisi dan intelektual di bidang ekonomi pertanian, sosiologi pedesaan, serta kebijakan kelautan dan pesisir.
Pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 17 September 1971 ini menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kota kelahirannya, sebelum melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Di kampus tersebut, ia meraih gelar Sarjana Ilmu Ekonomi Pertanian (1995) dan Magister Sosiologi Pedesaan (1999).
Minatnya terhadap isu kemaritiman kemudian membawanya melanjutkan pendidikan doktoral di Kagoshima University, Jepang, dengan fokus pada kebijakan kelautan dan masyarakat pesisir.
Arif memulai kariernya sebagai dosen IPB pada akhir 1990-an. Reputasinya yang menonjol di bidang riset membuatnya dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) pada 2010, dan kemudian terpilih sebagai Rektor IPB University pada 2017, serta kembali dipercaya untuk periode 2023–2028.
Selain aktif di dunia akademik, Arif juga terlibat dalam berbagai lembaga riset dan kebijakan publik. Ia pernah menjadi penasihat di sejumlah kementerian serta anggota panitia seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada satu periode.
Kepakarannya banyak diapresiasi di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu pengakuan bergengsi yang pernah ia terima adalah Yamamoto Prize (2008) atas kontribusinya dalam kajian kebijakan pesisir dan ekonomi biru.
Dengan pengalaman panjang di dunia riset dan pendidikan tinggi, publik menaruh harapan besar kepada Arif Satria untuk memperkuat arah dan tata kelola riset nasional di bawah kepemimpinannya di BRIN.
Siap Mundur dari Jabatan Rektor IPB
Sejalan dengan dilantiknya sebagai Kepala BRIN, Arif Satria menyatakan siap mundur dari jabatan sebelumnya sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Ya, harus diganti (rektornya),” katanya, usai dilantik di Istana Negara. Arif menyampaikan, kampus yang dipimpinnya melarang rektor untuk rangkap jabatan.
“Itu salah satu aturan yang ada di IPB, jadi saya harus melepas jabatan rektor di IPB. Itu yang karena tugas di sini (BRIN),” ucapnya.
Arif mengaku hubungannya dengan Presiden Prabowo sudah terjalin sekian lama. Ia kerap berkomunikasi dengan Kepala Negara di berbagai forum dan rapat.
“Kemudian juga pada saat pertemuan dengan para rektor, kemudian juga pertemuan dengan pimpinan ormas yang ada di istana ini. Jadi ya, saya banyak menangkap pesan-pesan beliau terkait dengan arah Indonesia ke depan. Dan insya Allah BRIN akan mengawal program-program prioritas dari Bapak Presiden terkait dengan soal pangan, energi, dan air,” tandas Arif.
Sebelumnya, Presiden Prabowo melakukan reshuffle ketiga pada Rabu(17/9) lalu. Sejumlah menteri diganti.
Menteri BUMN Erick Thohir dicopot dari jabatannya sebagai Menteri BUMN. Namun, ia kini ditunjuk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menggantikan Dito Ariotedjo.
Kemudian, Prabowo juga melantik Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Ia menggantikan posisi Budi Gunawan yang dicopot dari jabatan tersebut.
(MS)

