Akhlak

Belajar Kepedulian Covid-19 dari Kisah Hewan dalam Al-Qur’an

3 Mins read

Komunikasi yang dibangun Allah dengan hamba-nya melalui Al-Qur’an , banyak didominasi oleh kisah-kisah. Bahkan dua pertiga dari keseluruhan isi Al-Qur’an disajikan dalam bentuk kisah. Di antaranya terdapat kisah hewan dalam Al-Qur’an.

Kisah Hewan dalam Al-Qur’an

Para psikolog dan pakar literasi mengungkapkan ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari proses membaca terutama bacaan dengan format cerita, salah satunya menjadikan kita lebih kritis. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala, dalam surah Yusuf ayat ke 111:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”

Dalam konteks ini, rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia, terutama dalam membaca kisah-kisah di Al-Qur’an bisa jadi salah satu faktor atau preseden buruk terhadap kondisi masyarakat dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Padahal, banyak kita dapat belajar peduli dari kisah dalam Al-Qur’an. Bahkan beberapa kisah hewan di dala Al-Qur’an dapat kita pelajari dalam konteks menghadapi pandemi Covid-19.

Kisah Semut dan Anjing dalam Al-Qur’an

Bagi sebagian orang Semut adalah hewan mengganggu , mengerubuti masakan bahkan tak jarang menggigit kulit. Namun dibalik itu, hewan mungil ini diabadikan Allah menjadi nama sebuah surah dalam Al-Qur’an, artinya Semut adalah hewan yang special.

Melalui surah An-Naml (Q.S. 27) Allah ingin memuliakan para semut. Pertanyaanya, apa yang diperbuat oleh semut sehingga mendapat tempat tersendiri di Al-Qur’an ?

Terdapat kisah yang mashur, ketika Nabi Sulaiman dan pasukannya hendak melewati sarang semut, ratu dari semut-semut itu memerintahkan seluruh “rakyatnya” untuk segera mengisolasi diri ke dalam sarang. Sebagai simbol pemerintahan, kebijakan #dirumahaja yang diambil oleh ratu semut adalah satu tindakan preventif, untuk menyelamatkan semut-semut dari kemungkinan bahaya.

Baca Juga  Hak-Hak Tetangga dalam Kitab Riyadus Shalihin

Dari situ kita bisa mengambil pelajaran, dan agaknya pemerintah  bisa meniru sikap peduli dan kepekaan sang ratu semut.

Kisah hewan yang serupa juga terdapat dalam surah yang lain di Al-Qur’an., yakni surah Al-Kahfi ayat ke 18 , yang artinya: “…..sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua….”

Anjing dikenal sebagai hewan yang memiliki kadar najis, tetapi melalui ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala hendak menunjukan sisi lain dari anjing.

Dikisahkan anjing tersebut melindungi para ashabul kahfi yang sedang tertidur di dalam gua. Satu bentuk kesetiaan dan kepedulian.

Corona dan Ketidakpedulian Masyarakat

Kamis, 14 Mei 2020, dr. Tirta yang belakangan dikenal sebagai influencer, melalui Instagram pribadinya mengunggah foto dengan pose memegang kertas bertuliskan “INDONESIA??? TERSERAH!!! Suka-suka kalian saja.”

Foto tersebut merupakan sindirian untuk masyrakat Indonesia yang bandel, tidak mengindahkan physical distancing dan aturan pemerintah lainnya.

Unggahan itu menuai banyak respon warganet, salah satunya datang dari Ariana Octavia, yang juga seorang influencer, ia berkomentar “berasa sia-sia diem doang di rumah 2 bulan”.

Kampanye tagar #dirumahaja belum cukup untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat. Di lain sisi perjuangan para dokter dan tenaga kesehatan dalam menghadapi wabah terasa seperti menjaring angin. Pandemi virus corona ini benar-benar menunjukkan betapa parahnya ketidakpedulian masyarakat terhadap bahaya yang ada. Kita perlu banyak belajar kepedulian.

Kebijakan Peduli ala Pemerintah

Lain masyarakat, lain lagi pemerintah. Di tengah carut marut Pandemi Covid-19, kebijakan pemerintah yang diharapkan dapat mengatasi Covid-19  justru belum terlalu optimal. Bahkan terasa seperti tumpang tindih dan paradoks, misalnya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan secara parsial, hal tersebut ditandai dengan rencana pemerintah untuk mendatangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Sulawesi Tenggara.

Baca Juga  Memahami Konsep Zuhud Hasan al-Basri

Rencana tersebut menuai penolakan dimana-mana, salah satunya datang dari Ardin selaku Ketua DPRD Konawe dan juga oleh Bupati Konawe, Kerry Syaiful. Pemerintah daerah Sulawesi Tenggara sudah  mengirimkan surat protes kepada Presiden Jokowi. Namun agaknya pemerintah pusat cenderung masa bodoh dengannya.

Selain itu, pemerintah juga mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 yang di dalamnya terdapat sejumlah pasal bermasalah. Seperti pasal 27 yang menghilangkan pengawasan konstitusional oleh DPR.

Juga dengan pasal 28 yang menyangkut pembuatan perubahan mekanisme penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Melalui pasal tersebut, perubahan APBN hanya diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) tanpa melibatkan DPR.

Hal-hal diatas berpotensi mendatangkan masalah baru dikemudian hari. Misalnya saja menyangkut korupsi dan wewenang Presiden yang dinilai berlebihan.

Yang terbaru adalah pemerintah menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Presiden Joko Widodo melalui Perpres nomor 64 tahun 2020 memutuskan menaikkan iuran untuk kelas I dan II, sedangkan kelas III akan naik di tahun 2021.

Dengan dalih keuangan negara sedang sulit, pemerintah dengan kekuasaannya justru mengeluarkan kebijakan ironis seperti ini ketika masyarakat sedang begitu membutuhkan pelayanan kesehatan.

Sikap ngeyel masyrakat yang disindir oleh dr. Tirta diatas, sepertinya datang akibat dari pelbagai kebijakan pemerintah yang ngawur. Berlakulah pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.

Belajar Kepedulian dari Hewan

Tetapi apa boleh dibuat dan apa mau dikata yang lalu biarlah berlalu, kita sebagai masyrakat biasa, dalam kondisi yang begini, saya pikir bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan. Semua harus focus dan saling membangun peduli.

Baca Juga  Politik Moral, Korupsi, dan Etika Pancasila

Bentuk kepedulian itu bisa ditunjukan dengan cara sederhana dan mudah, seperti misalnya tetap mengikuti himbauan physical distancing serta menahan rasa rindu untuk tidak dulu mudik. Peduli dengan kesusahan masyarakat sekitar dan ikut membantu sesuai kemampuan.

Adapun bentuk lain peduli kita terhadap pemerintah, tentu tetap dengan dengan memberikan kritik yang membangun, syukur-syukur disertai tawaran solusi. Mari ambil pelajaran dari kisah-kisah kepedulian hewan di Al-Qur’an, dalam hal ini semut dan anjing.

Editor: Nabhan

Avatar
1 posts

About author
mahasiswa komunikasi penyiaran islam universitas muhammadiyah
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds